Kedua pasang mata menatap lekat dan mengikuti mobil hitam Seongwoo yang bergerak keluar dari parkiran basement.
Si wanita menghela napas berat, mengeluarkan segala kelelahan yang membebani pundaknya. Ia bahagia akhirnya bisa pulang.
Sementara si pria, melayangkan tatapannya ke arah wanita itu, sebagai refleks akibat mendengar suara helaan napas yang didengarnya.
"Mantan pacar?" Ketika berjalan ke arah lift yang akan membawa mereka ke lantai tempat hunian Aera berada, wanita itu tiba-tiba melemparkan pertanyaan ke Daniel.
"Iya mantannya," sahut Daniel sambil menekan tombol open.
"Kok mantannya lo bilang cabe sih?"
Mereka berdua langsung masuk ke dalam lift ketika pintunya terbuka.
"Haha, karena emang dia gitu."
Aera hanya menatap Daniel sebentar lalu beralih ke pintu lift yang mulai menutup. Ia menahan rasa penasarannya dan berusaha untuk tidak melayangkan pertanyaan baru. Ia tidak mau tahu terlalu banyak soal Seongwoo.
Because once you know, you started to care.
"Seongwoo nggak pernah cerita ya sama kakak?"
"Hah?" Aera tertegun. "Haha, iya kita saudara yang nggak dekat."
Haha, gue harus berbohong sejauh mana ini.
“Yaudah gue ceritain ya, Kak.”
Aera hanya bisa ternganga. Usahanya untuk tidak mencari tahu, runtuh sia-sia ketika Daniel mulai membeberkan semua kepadanya.
“Jadi gini. 2 tahun lalu, si Seongwoo punya pacar. Namanya Mina. Si Seongwoo sayang banget sama dia, Kak. Tulus banget kalo dilihat dari penglihatan gue. Tapi si Mina, kayaknya cuma sayang sama hartanya doang. Minta dibeliin ini lah, minta dibeliin itu lah. Si Seongwoo nurutin aja gitu semua permintaannya dia. Waktu itu gue yang frustasi ngeliat dia mau-mau aja digituin sama tuh cewek. Tiap hari gue berharap mereka berdua putus. Bukan karena apa ya Kak, demi kebaikan si Seongwoo aja.”
Pintu lift yang terbuka, tidak membuat Daniel mengakhiri ceritanya. Lelaki itu terus mengekspos kisah cinta masa lalu Seongwoo di sepanjang perjalanan menuju apartemen Aera.
“Hingga suatu hari, Tuhan ngabulin harapan gue Kak. Mereka berdua akhirnya putus.”
Daniel tidak melanjutkan ceritanya. Aera mendongak ke arah Daniel, mengangkat alisnya, seakan menuntut lelaki itu untuk menceritakan kelanjutannya. Tidak ada lagi rasa untuk tidak ingin mengetahui disini. Sudah sejauh ini, dan Aera penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya.
Daniel tersenyum merdeka melihat Aera akhirnya menunjukkan sedikit ketertarikan.
“Alasannya?” tanya Aera.
“Alasannya? Karena Seongwoo dibohongin habis-habisan,” jawab Daniel.
Mereka berdua akhirnya sampai di depan pintu Apartemen. Aera memasukkan password disana, dan Daniel langsung berjalan ke arah dapur segera setelah pintu terbuka. Aera mengikuti, dan mengistirahatkan dirinya di kursi yang ada disana.
Serasa seperti yang punya rumah, Daniel menuangkan segelas air untuk Aera dan juga untuk dirinya sendiri.
"Tuh cewek ngakunya anak kuliahan sama kita, habisnya ketemunya di diskotik sih. Eh nggak tahunya, ternyata masih SMA. Udah punya cowok pula, yang seumuran kita."
Daniel berhenti sebentar untuk mengambil napas. Dia jadi kesal ketika mengingat lagi hal ini. Padahal, korban pun enggak. Tapi, saksi iya. "Intinya, Si Seongwoo cuma diporotin doang."
Aera tertawa setelah meneguk habis airnya. "Nggak nyangka ya, orang kayak dia bisa dikibulin."
Daniel mendengus dan berkata sebelum meminum airnya, "Waktu itu dia lagi buta."
==
Seongwoo's Point of View
Haaah, ujung-ujungnya malam ini gue jadi juga datang ke tempat ini, setelah tadi sempat batal. Tapi kedatangan gue ke club ini nggak dibarengi dengan mood yang baik. Kalau beberapa jam yang lalu, gue dengan senang hati nerima ajakan Daniel, sekarang gue terpaksa.
Gue menerobos kerumunan manusia yang setengah sadar dan setengah mabuk, dan naik ke lantai dua. Tempat tuh cewek berada.
"Kak Seongwoo!"
Badan gue hampir jatuh karena tiba-tiba mendapat pelukan yang nggak gue harapin.
"Apaan sih, Na!?"
Cewek itu merengut manyun ketika gue ngelepas pelukannya dia. Tch. Dulu, dia kelihatan imut kalau lagi gini. Tapi sekarang, gue jijik nyaksiinnya.
"Aku kangen sama Kakak... "
Gue mengelos dan nggak sengaja tatapan gue jatuh ke Hyunbin. Anak pemilik club ini sekaligus orang yang tadi nelpon gue pake hapenya Mina.
"Eh, lo! Lo sekongkol ya sama nih cewek!? Kata lo dia mabok!"
"Maaf bang, dia tadi ngeraung-raung terus pengen ketemu abang. Ngeganggu kenyamanan orang lain. Gue pusing, makanya bohong... Maaf ya bang."
"Tendang aja keluar kalo ngeganggu! Ngapain mesti ikutin kemauan dia!" bentak gue.
"Kak."
Gue natap Mina malas ketika dia manggil gue.
"Apa?" sahut gue dingin.
"Jangan kasar-kasar gitu dong, gini-gini kita pernah pacaran. Kita pernah saling mencintai... "
Gue mendecih dan tertawa kecil. Tertawa yang biasa keluar ketika lo berada di situasi yang tidak masuk akal.
"Maksud lo, cinta lo sama duit gue?"
Di bawah lampu yang remang-remang ini, gue bisa lihat matanya mulai berair. Tapi gue nggak perduli lagi. Mau dia nangis sampe ngeluarin batu itu bukan urusan gue. Toh, itu semua cuma airmata buaya.
Gue memutar badan dan hendak pergi dari sini, tapi tiba-tiba aja tangan gue ditahan seraya Mina ngeluarin kata-kata yang buat gue membeku sesaat.
"Gue hamil, Kak."
===
Another character has making her appearance hehe. Nggak tau kalo karakter Mina ini mau dibikin pemeran 'inti' disini, atau cuma jadi karakter yg numpang lewat aja hehe, kita liat aja nanti hasil imajinasi otakqu gimana(?)😂
![](https://img.wattpad.com/cover/116626972-288-k632728.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for Money - Ong Seongwoo ✔️
FanfictionOng Seongwoo yang dijanjikan harta warisan ketika menikah dan Seo Aera yang juga membutuhkan uang, mengikat janji dalam suatu pernikahan. "Kakek gue bakal warisin hartanya kalau gue nikah sama lo! Jadi iyain aja kenapa?" "Dih nggak mau gue nikah sam...