07

3.9K 568 4
                                    

Aera's Point of View

"Kakek sempat ngunjungin kalian loh tempo hari, pas malam. Tapi ternyata, kalian udah tidur."

"Oh ya?" si Ong mulai melancarkan aktingnya. "Kapan, Kek?"

"Sekitar 2 mingguan lalu. Waktu itu masih jam 9 malam, jadi kakek kira kalian masih bangun."

"Oh," Ong ketawa. "Biasa juga kita belum tidur jam segitu. Tapi mungkin waktu itu kita udah capek banget makanya cepat tidur. Kakek tau lah,"

Ong ngerlingin matanya ke arah Kakek, yang bikin dia tertawa. Gue mendongak ke arah Ong, bingung sama yang dibicarain mereka. Tapi si Ong malah cengengesan. Bodo ah.

Kakek ngajak si Ong buat dikenalin sama rekan-rekan bisnisnya. Sebenarnya, gue juga disuruh ikut sih, tapi gue minta izin mau ke toilet. Padahal alasan aja, aslinya gue mau makan. Kalo ngikut mereka, bisa-bisa gue nggak makan sampai pulang.

Gue natap bermacam-macam jenis makanan itu kayak singa lapar. Dengan garpu, gue ngambil beberapa dengan porsi kecil. Dikit-dikit aja dulu. Kasian juga imej Kakek-nya Ong kalo orang lain ngelihat cucu menantu-nya kayak gini.

Disaat gue lagi menikmatin makanan yang enaknya sedang meleleh di mulut, mata gue nangkap seseorang yang gue cari dari tadi di tengah keramaian.

Kak Minhyun. Dia lagi sama tunangan-nya sih. Tapi nggak apa-apa deh, sekalian gue sapa aja keduanya.

"Seo Aera,"

Belum aja jalan selangkah, gue ngedengar seseorang manggil nama gue. Mana manggil nama lengkap lagi. Emang ada ya yang kenal gue di acara ini? Waduh kok perasaan gue jadi nggak enak.

"Seo Aera, kan?"

Gue memutar badan perlahan karena ragu. Jantung gue hampir melompat dari tempatnya, ketika mata gue ngelihat sosok Pak Sunggyu disana. Bos gue.

Dia ngelihatin gue dengan ekspresi penuh tanya. Seolah mempertanyakan kehadiran gue disini. Ah, gue mau sembunyi aja.

"Kamu kok bisa ada disini?" tanyanya. Meskipun kedengarannya kayak nyindir, gue maklum dia bertanya kayak gitu. Acara ini memang untuk para orang berada. Dia pasti heran ngelihat pegawai kantoran biasa kayak gue ada disini.

Gue ngejawab dengan kikuk, "Sa-saya nemenin teman, Pak..."

Satu alisnya malah keangkat. Kayak-nya lebih curiga sama gue. "Teman?"

Gue ngangguk dengan sedikit ragu. Penasaran gue bentuk kecurigaannya seperti apa. Soalnya, tatapan matanya udah bukan kayak keheranan lagi, tapi udah kayak nge-judge.

"Jangan-jangan kamu..."

"Aera, lo disini ternyata." Seseorang nepuk bahu gue dari belakang. Betapa lega-nya gue ketika ngelihat itu siapa.

"Pulang aja yok. Perut gue udah mules banget nih. Kayak-nya nggak cocok deh sama makanan disini," Ong ngelus-ngelus perutnya, terus buat ekspresi kayak orang pengen BAB.

"Hah?" awalnya gue nggak ngeh, tapi akhirnya gue mengerti maksudnya dia. "Oh, oke oke. Pak ini TEMAN saya yang saya bilang tadi. Dia udah mau pulang, jadi saya permisi ya Pak." Ujar gue menekankan kata 'teman' disana.

Gue sama Ong balik badan dan lurus jalan ke depan. Setelah agak jauh dari Pak Sunggyu, Ong ngelurusin badan-nya dan ngubah ekspresinya jadi normal lagi.

"Itu siapa sih? Lo kok kayak nggak nyaman banget tadi,"

Gue mendesah pelan. "Itu bos gue,"

"Bos lo? Masih kelihatan muda gitu kok bisa jadi bos? Apa perusahaan hasil warisan juga?"

"Nggak tau," gue ngangkat bahu, "Tapi dia nggak muda-muda amat. Umurnya udah 30 lebih. Tampangnya aja yang masih muda,"

"Eh, ngomong-ngomong ini kita beneran udah mau pulang?" tanya gue panik karena ini kita udah jalan ke pintu aula.

"Iya. Gue udah ngantuk,"

"Ih tapi kan gue belum ketemu—maksud gue belum makan sepuasnya!" protes gue. Hampir aja keceplosan.

"Entar gue masakin di rumah,"

Gue menunduk dan mendesis kesal. Gue masih pengen nyobain semua makanan disini, setidaknya sepotong-potong. Tapi nggak apa-apa deh, masakan nih cowok lumayan juga buat ngisi perut.

"Lagipula kita juga bakal kedatangan tamu,"

"Tamu?"

==

Segera setelah mereka berdua sampai di apartemen, Seongwoo langsung melepas sepatu-nya sembarangan dan pergi ke dapur untuk minum. Aera melempar tatapan geram ke arahnya karena membiarkan sesuatu berantakan seperti itu. Ia mengambil dan meletakkan sepatu itu di tempat yang seharusnya. Setelah itu ia beralih melepas stiletto heels-nya sendiri, kemudian pergi menuju ke kamarnya.

"AAA!"

Aera menjerit kaget ketika melihat seseorang yang tidak ia duga berada di ruang tengah.

"Itu tamu-nya. Daniel," ujar Seongwoo santai sebelum meneguk habis air dinginnya.

"Kata lo bakalan datang, bukan udah datang!" bentak Aera, "Gue kira setan ya ampun,"

"Awalnya sih gitu. Tapi dia ngerecokin gue mulu di sms, ngeluh malas nunggu di luar. Mentang-mentang baru ngisi pulsa. Yaudah gue kasih aja password-nya."

Daniel, si oknum penyebab keributan ini semua hanya cengengesan. "Halo, Kak. Saya mau nginep disini, boleh kan?"

===



CONGRATS FOR YOUR DEBUT BOYS!

CONGRATS FOR YOUR DEBUT BOYS!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married for Money - Ong Seongwoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang