Aera berbohong.
Aera tidak serius dalam mengatakan itu. Dia tidak bersungguh-sungguh ketika mengatakan bahwa ia akan menerima ajakan Taehyung.
Aera mengerti dan sadar dengan perasaannya. Meskipun jantungnya berdetak kencang ketika bersama Taehyung, tapi hal itu tidak cukup untuk membuatnya menerima lelaki itu lagi.
Taehyung adalah masa lalu baginya. Rasa bahagia yang ia rasakan ketika bersama lelaki itu, tidak lain hanyalah perasaan senang karna bisa berjumpa lagi dengan orang yang dulu pernah membuat kenangan indah bersamanya.
Aera mendengus pelan, memandangi Seongwoo yang tengah tertidur di sampingnya. Sudah 3 hari mereka tidak bicara. Tepatnya semenjak kejadian itu.
Sebenarnya, alasan ia berbohong, tidak lain dan tidak bukan karena Seongwoo. Wanita itu sudah sangat kesal dengan sikap Seongwoo yang suka seenak jidatnya. Jadi, ia memutuskan untuk sedikit bermain-main dengan pria itu. Meskipun dia sendiri tidak yakin kalau perkataanya akan berefek pada Seongwoo.
"Kalian lagi berantem atau gimana sih?" tanya Minhyun dari balik kemudi.
Aera menyandarkan punggungnya di jok mobil, lalu melipat kedua tangannya. "Kira-kira begitu, Kak."
"Gimana kalian mau nikmatin liburannya kalau kayak gitu?" kali ini wanita yang duduk di samping Minhyun yang bertanya.
Tunangannya. Jiyeon.
"Nggak tau, Kak," sahut Aera. Dia memandangi adegan yang ada di depannya cukup lama, sebelum akhirnya tidak tahan, dan menolehkan kepalanya ke arah luar jendela.
Sedikit rasa iri muncul di hatinya ketika melihat Jiyeon memperbaiki poni Minhyun yang agak berantakan, dan Minhyun yang membalasnya dengan memberikan elusan mesra di pipi Jiyeon.
Dia iri karena mereka berdua tidak perlu khawatir soal uang dan dapat mencintai pasangannya dengan perasaan yang tulus.
Sementara ia, secara terpaksa harus menikahi dan 'terlihat mencintai' seseorang hanya karena uang.
===
Aera's Point of View
Dug!
Ah... Kepala gue.
Gue membuka mata perlahan seraya mengelus-ngelus kepala gue yang terantuk di kaca mobil.
Bau pohon pinus yang menyegarkan--sekaligus memabukkan menerpa penciuman gue. Di sepanjang sisi jalan hanya terlihat pepohonan berwarna hijau itu. Dari situ gue yakin kalau kita sudah berada dekat dengan villa milik keluarga Ong.
Ngomongin soal Ong, tuh orang masih tidur apa udah bangun ya?
Gue mengubah posisi menjadi duduk senyaman mungkin dan melihat ke arah samping.
Gila, nih cowok masih tidur aja. Jalanan udah pada berbatu gini, dia-nya masih nyaman-nyaman aja molor. Sampe mangap-mangap gitu lagi.
"Udah bangun ya?"
Gue ngelirik ke arah sumber suara. Dari spion tengah mobil, gue ngeliat Kak Jiyeon yang juga tengah ngelirik ke arah gue.
Gue cuma ngangguk. Orang baru bangun tidur males aja gitu buka mulut.
Tapi ini kok rasa-rasanya ada yang aneh ya.
Kita berempat di dalam mobil kayak keluarga bahagia yang lagi pergi liburan. Kak Minhyun sama tunangannya kayak suami-istri terus gue sama Ong jadi anak-anaknya.
Padahal disini gue yang udah nikah.
"Sampe juga akhirnya," kata Kak Minhyun. "Ra, tolong bangunin Seongwoo ya."
Kak Minhyun dan Jiyeon turun bersamaan dari mobil, ninggalin gue dan Ong.
Gue cuma bisa mendesah sambil ngelihatin wajahnya.
Gue nggak percaya, gue bakalan ngabisin weekend gue yang berharga bareng cowok satu ini ketika kita lagi berantem. Kalau bukan karena dipaksa Kakek-nya Ong, gue nggak bakalan mau.
"Ong," bisik gue sambil noel-noel lengannya dia.
As expected, dia nggak bakalan bangun. Orang hobinya ngebo kok.
"Onnnngggg," panggil gue sekali lagi. Kali ini disertai dengan goyangan-goyangan kecil ditangannya.
Dia-nya cuma garuk-garuk dagu terus ngubah posisinya jadi menghadap gue.
Okedeh, gak ada pilihan lain lagi. Gue tabok aja kali ini.
Tangan gue udah melayang di udara, siap mendarat dengan keras di pipi si Ong. Tapi tiba-tiba pintu belakang mobil kebuka, nampakkin sosok Kak Minhyun sama Kak Jiyeon.
"Seongwoo-nya udah bangun belum, Ra?" tanya Kak Minhyun sambil nurunin barang-barang milik kita.
"Ini lagi sementara, Kak." Gue cuma bisa ketawa kikuk. Tangan gue yang niatnya mau gue pakai buat nabok, malah mendarat halus di pipinya Ong terus ngelus-ngelus kulitnya. Improvisasi keadaan.
"Kalau udah bangun, langsung masuk aja ya," ujar Kak Minhyun terus masuk ke dalam bangunan villa bareng tunangannya.
"Ngapain lo?"
"Gosh! Ong! Lo ngagetin aja!" pekik gue.
Si Ong tiba-tiba udah bangun aja terus natap gue malas.
"Gue tanya lo ngapain?"
"Gue lagi bangunin lo bego."
Dia mendengus.
"Alesan," katanya sambil ngelempar senyum mengejek terus turun dari mobil.
Yaelah. Ini harusnya gue yang ngambek, tapi kok malah dia yang kayak gini?
===
Sebenarnya saya ngerjain chapter ini kemarin, dan awalnya juga bakal dipost kemarin. Tapi tengah malam tiba-tiba aja ada pesan masuk, katanya besok pagi ada ujian. Yaudah deh terpaksa tutup wattpad buka buku 😂 #curhatdikit #gakpapakan #abaikan
![](https://img.wattpad.com/cover/116626972-288-k632728.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for Money - Ong Seongwoo ✔️
FanficOng Seongwoo yang dijanjikan harta warisan ketika menikah dan Seo Aera yang juga membutuhkan uang, mengikat janji dalam suatu pernikahan. "Kakek gue bakal warisin hartanya kalau gue nikah sama lo! Jadi iyain aja kenapa?" "Dih nggak mau gue nikah sam...