Sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah tirai, membangunkan Aera dari tidurnya. Wanita itu mengerjapkan matanya, mencoba menyesuaikan matanya dengan cahaya yang masuk. Tangannya meraih handphone yang diletakkan di nakas, mengecek waktu di pagi hari itu.
Ia terkesiap ketika melihat angka-angka yang tertera di layarnya. Sudah pukul 08.05. Namun, sedetik kemudian Aera menghela napas lega, karena ia sadar ini hari minggu. Artinya dia tidak bekerja hari ini.
Wanita itu menyingkap selimut, dan melakukan sedikit peregangan untuk tubuhnya sebelum berjalan keluar kamar. Ia menuju ke dapur, dan menemukan Seongwoo ada disana.
“Eh, Ong. Tumben lo pagi-pagi gini udah rapi?”
Ong. Aera memang terbiasa memanggil pria itu dengan marganya, sejak kecil. Karena menurutnya sangat simpel. Namun, tentu saja, ia tidak memanggilnya seperti itu di hadapan keluarganya.
“Suka-suka gue dong mau rapi pas pagi atau siang.” Sahutnya judes, yang mendapat lirikan sinis dari Aera.
“Hih, biasa aja dong lo.”
Seongwoo berjalan ke bak cuci piring, dan meletakkan gelas kotor bekas susu-nya disana. “Gue mau ketemu temen gue.”
Aera menatapnya tajam. “Alasan aja. Mau jalan sama tuh cewek-cewek kan lo?”
“Emangnya kenapa?” Seongwoo berjalan mendekatinya, menurunkan kepalanya hingga membuat jarak di antara wajah mereka semakin kecil. “Lo cemburu gue mau jalan sama cewek lain?”
Aera memutar bola matanya dan menoyor kepala pria itu menjauh. “Gak usah mimpi deh. Gue cuma mau lo jangan sampai ketahuan aja.”
Seongwoo mendengus, dan memakai jaket denimnya yang diletakkan di kursi. “Tenang aja, gue profesional kalo hal yang ginian. Ngomong-ngomong...”
Seongwoo menggantungkan kalimatnya.
“Lo belum cuci muka ya? Bejibun tuh belek mata lo.”
===
Seongwoo’s Point of View
“Eh, gimana menurut lo?”
Taemin menyodorkan handphone-nya ke hadapan gue. Mulut gue langsung membentuk huruf ‘O’ melihat gambar yang ada disana.
“Ow, cewek lo?” tanya gue. Si Taemin menyeringai. “Belum sih. Masih dalam proses.”
“Eh, dia bukannya cewek bang Dongho ya, anak geng motor itu?” Daniel ikut nimbrung setelah ngelihat foto itu.
“Emang iya.”
Gue yang kaget ngedengarnya, langsung mukul bahu Taemin kencang. “Oi gila lo? Mau mati muda?”
“Iya bro, mending jangan dilanjutin kalo lo gak mau kenapa-napa.” Timpal Daniel.
“Ya, jangan sampai ketahuan aja. Lagipula cewek-nya juga suka sama gue kok.” Sahut Taemin yang bikin gue sama Daniel cuma geleng-geleng kepala.
Nyali nih anak besar banget. Kalo gue mah, biar tuh cewek secantik bidadari, gak mau gue nikung kalo cowok-nya bang Dongho. Gue masih mau bernapas lebih lama.
“Yang namanya Taemin mana!?”
Buset. Umur panjang tuh orang. Baru aja diomongin, batang hidungnya udah kelihatan.
Gue ngelirik Taemin yang mukanya biasa aja, kayak nggak ada takut-takutnya. Daniel ngelirik gue, seakan bertanya apa yang harus diperbuat. Gue ngendikin bahu pasrah.
Rombongannya bang Dongho cuma berempat, kita disini sekumpulan ada bertujuh. Tapi tuh postur temen-temennya bang Dongho udah kayak beruang. Kecuali Daniel, kita disini tuh semuanya cuma kayak kacang kalo dibandingin sama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for Money - Ong Seongwoo ✔️
FanficOng Seongwoo yang dijanjikan harta warisan ketika menikah dan Seo Aera yang juga membutuhkan uang, mengikat janji dalam suatu pernikahan. "Kakek gue bakal warisin hartanya kalau gue nikah sama lo! Jadi iyain aja kenapa?" "Dih nggak mau gue nikah sam...