Pagi yang indah menyambut kedatangan para siswa untuk kembali ke masa sibuknya setelah liburan semester berlalu. Hembusan angin menerpa wajah Aliya yang baru saja tiba di rumah keduanya. Membuka pintu kelas barunya, di sambut oleh jajaran meja dan kursi yang mulai dihiasi debu.Aliya melangkahkan kakinya masuk, bulu tangannya sedikit meremang. Bagaimana tidak, kelasnya berada di lantai tiga dan belum ada siswa lain yang datang.
Ia pun memutuskan untuk segera meletakan tasnya di bangku yang dia rasa nyaman. Setelahnya, Aliya memilih keluar dan menyaksikan persiapan MOS di lapangan basket."ALIYAAAA!!" terdengar sebuah teriakan nyaring dan melengking dari lapangan basket. Aliya mengedarkan pandangannya ke bawah, dan mendapati Arisha sedang melambaikan tangan kanannya.
"Kenapa?" tanya Aliya setengah berteriak.
"Tas gue masih ada di RO, tolong carikan tempat duduk buat gue sama Afika ya" ucap Arisha
"Udah beres, tenang aja say" Aliya mengacungkan kedua ibu jarinya.
"Tengkayu bebih" Arisha melayangkan ciuman jarak jauh kepada Aliya, dan membuat Aliya bergidik geli.
Terdengar suara langkah kaki menaiki tangga. Otomatis membuat Aliya menoleh. Seketika jantungnya berdetak sangat cepat. Bagaimana tidak, laki-laki yang hampir satu tahun bersemayam di hatinya itu kini nampak berjalan ke arahnya. Sesaat laki-laki itu semakin mendekat, jantung Aliya semakin melompat-lompat. Semakin dekat dan semakin dekat. Namun, dugaan Aliya salah, laki-laki itu hanya lewat di sampingnya menuju kelas barunya yang juga di lantai tiga. Namanya juga seorang pengagum rahasia, realitanya tak pernah sama dengan apa yang dibayangkan.
"Oyyy! Jangan dilihatin mulu, Al" ucap Choco yang berhasil mengagetkan Aliya dan mengalihkan pandangannya.
"Apaan sih, Cho. Oh ya, gue udah cari tempat duduk buat kita berempat siip deh pokoknya" ucap Aliya.
Choco melangkah ke dalam kelas, diikuti Aliya di belakangnya. Mata Choco berkeliaran mengelilingi kelas dan berakhir pada tas milik Aliya yang telah bertengger rapi.
"Gila, kotor banget nih kelas" ucap Choco sambil mencolek debu di meja.
"Yang penting kursi gue udah bersih" ucap Aliya
"Jahatnya dikau, Al. Punya gue nggak sekalian"
"Lo pikir gue babu lo?" Aliya berkacak pinggang dan berlalu keluar kelas.
"Mau kemana, Al?" tanya Choco
"Mantengin calon suami takut di bawa lari orang" ucap Aliya, dan disambut gelengan kepala oleh Choco.
°°°
Seusai upacara, seluruh siswa kelas XI dan XII kembali ke dalam kelas masing-masing. Menyisakan siswa kelas X yang kini masih memakai seragam putih biru, dan beberapa panitia MOS.
Afika, Aliya, dan Choco berjalan berdampingan menuju minimarket yang ada di sekolah mereka. Berniat membeli bolpoin dan semacamnya. Terlihat dari arah yang berlawanan, seseorang yang berhasil membuat jantung Choco seketika berlarian sedang berjalan ke arah mereka bersama keempat temannya.
Lazuardi Haidar__itulah nama bocah laki-laki yang membuat Choco berseri-seri saat ini. Sebuah senyuman terukir dari bibir Haidar dan terlempar ke arah Choco. Hati Choco meleleh seketika, wajah yang semula berwarna sawo busuk eh matang berubah menjadi merah. Senyuman termanis pun tercetak di wajah Choco.
"Unch, eneng nggak kuat bang" ucap Aliya melihat wajah merona Choco.
"Aduh pagi-pagi dapat senyuman dari doi, uluh uluh sekalee" ucap Afika.
Senyum masih merekah dari bibir Choco. Padahal Haidar sudah berlalu sejak tadi. Bahkan hingga mereka telah keluar dari minimarket.
"Senyumnya udahan kali, Kak. Kasihan Haidar entar muntah-muntah kebanyakan makan brotowali" ucap Aliya sambil menggigit Beng-bengnya.
"Apa hubungannya, Al?" tanya Afika.
"Senyuman Choco sama brotowalikan rasanya nggak beda jauh" ucap Aliya, sontak mendapat pelototan tajam dari Choco.
"Hihihi damai, Cho" Aliya menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya yang membentuk huruf V.
Seseorang terlihat sedang menatap ke arah ketiga gadis itu. Seketika Aliyapun sadar ada yang memperhatikannya. Mata Aliya dan orang itupun seketika bertemu. Namun, acara saling pandang itu tidak bertahan lama karena keduanya cepat-cepat memalingkan wajah mereka. Meskipun sebentar, adegan itu berhasil membuat Aliya terbang ke angkasa.
Semejak rumor itu tersebar, entah mengapa Aliya tak punya kekuatan lagi untuk memandang laki-laki itu lebih lama. Ia terlalu takut jika Farel justru merasa illfeel padanya. Reyhan Farel Hernando, laki-laki yang sudah satu tahun ini selalu memasuki mimpi Aliya. Karena ulah Keenan, semua orang pun tahu jika Aliya menyukai Farel.
"Lah nih satu lagi, kenapa salting sendiri?" tanya Afika
Choco yang sedang menikmati Chocolatos mengedarkan pandangannya, mendapati Farel yang sesekali menatap ke arah Aliya dari ujung koridor. Choco menyenggol lengan Afika yang sedang kebingungan, matanya mengisyaratkan kearah Farel berada. Afikapun mengangguk mengerti.
"Hello my bebeh!" Arisha menjatuhkan pantatnya di samping Aliya.
"Bu ketos kenapa lo kesini?" tanya Choco
Arisha mengibaskan kedua tangannya di depan wajahnya.
"Capek heu, istirahat bentar boleh lah. Gue bawa kabar gembira""APA??!!" ucap Afika, Aliya, dan Choco serentak
"Kasih tahu nggak yaaaa?" Arisha memutar kedua bola matanya.
"Alah, buruan kasih tahu entar keburu diserbu kelas X gegara lo enak-enak disini" ucap Aliya
"Kalian tahu? Wali kelas kita siapa? Siapa coba. Tereng tereeeeng wali kelas kita adalah Bu Gina" ucap Arisha
"AAAAAAAAA SYUKUUUURRLLAHHHH" teriak ketiga gadis berhijab itu serentak.
"Gue seneng banget guys" ucap Choco berseri-seri.
"Ya udah deh, gue balik ke lapangan dulu yups" ucap Arisha sambil melambaikan tangan kanannya dan beranjak menuju Lapangan.
"Iya deh bu ketos" ucap Afika
"Semangat ya bebih" ucap Aliya
"Jangan galak-galak, Ris" ucap Choco.
Terlihat seorang ibu guru cantik melangkah ke arah kelas XII Akuntansi 3. Afika, Aliya, dan Choco pun seger masuk ke dalam kelas. Begitupun dengan siswa lain yang sedang duduk-duduk santai di koridor. Membuat seisi kelas heboh seketika merapikan semua barang yang berada di atas meja dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
Bu Gina masuk ke dalam kelas dengan anggun. Kelas menjadi ramai dengan segala bisik-bisikan.
"Wuih. Wali kelas kita Bu Gina"
"seneng gue"
"Untung bukan Bu Titin"Pertemuan pertama dengan Bu Gina hanya di isi dengan perkenalan singkat. Dan beberapa rencana ke depannya. Masalah pengurus kelas, jadwal piket dan lainnya diserahkan kepada kelas untuk dibahas sendiri. Kemudian, dilanjutkan dengan acara kerja bakti membersihkan ruang kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess aaachoy
Teen Fiction!!Cerita di Privat secara acak !!Follow dulu yaak Kisah tentang empat gadis remaja yang sengaja dipertemukan oleh takdir dan terpaksa bersatu karena waktu. Persahabatan unik para gadis cantik. Dan tentang pahit manisnya kehidupan remaja mereka. Kee...