(24) END

24 5 0
                                    


Langit cerah menjadi saksi telah di lepasnya siswa siswi kelas dua belas SMKN 2 angkatan 2017. Siswa perempuan terlihat sangat cantik dan anggun dengan balutan kebaya nan elegan. Begitu pula dengan siswa laki-laki yang terlihat lebih gagah dan tampan dengan balutan kemeja putih dan jas hitam.

Seusai acara resmi yang di selenggarakan di dalam hotel. Kini tibalah pada acara outdoor. Dimana telah tersaji berbagai jenis makanan dan minuman. Dimana semua tamu yang hadir di biarkan makan sepuasnya, sambil berfoto-foto dan menikmati masa terakhir putih abu-abu mereka.

"FAREL!" teriak Arisha. Saat keempat princess aaachoy sedang asyik foto bersama yang letaknya tak jauh dari gerombolan laki-laki.

Merasa namanya di panggil, Farel menoleh ke arah sumber suara. Melihat Farel menatap ke arahnya dan ketiga sahabatnya, Aliya hanya bisa menunduk, sambil mengetukan heelsnya di lantai.

"Aliya mau foto bareng" ucap Arisha. Dan herhasil membuat Aliya malu tingkat dewi. Tanpa disangka Farel melangkah mendekat, dan setuju untuk foto bersama Aliya.

Dengan perasaan campur aduk, Aliya berdiri di samping Farel. Aliya tak bisa berpose alay seperti saat bersama teman-temannya yang lain. Pasti wajah Aliya di foto terlihat sangat formal seperti pada saat pengambilan foto ktp.

Selain Aliya yang bisa foto bareng Farel. Ada juga Arisha yang berfoto dengan barisan mantan dan gebetannya selama tiga tahun ini. Tapi, jangan harap ada Rafa karena keduanya berbeda sekolah.

Setelah selesai dan capek berfoto-foto ria, keempat gadis itu memilih duduk di sebuah kursi dengan meja berbentuk lingkaran yang telah di sediakan panitia sambil menikmati segarnya sup buah.

"Nggak kerasa ya kita udah sampai penghujung putih abu-abu" ucap Aliya

"Sebenarnya gue nggak mau pisah tapi ya ini emang udah jadi takdir kita" ucap Choco

"Yang paling bikin gue nggak rela habis ini gue nggak bisa ketemu Farel lagi" Aliya mengaduk-aduk sup buahnya.

"Lo tuh yaa, Farel mulu. Aah gue jadi kangen Adin" Afika menerawang jauh ke depan. Kembali mengingat Adin yang kini telah jauh darinya.

"Arisha!" panggil Galen yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang kursi Arisha.

"Loh Galen? Ada apa?" tanya Arisha. Galen adalah lelaki yang selalu jadi partner Arisha di segala bidang.

"Gue mau ngomong bentar sama lo, boleh?" tanya Galen

"Boleh, dimana?"

"Ikut gue yuks!" ajak Galen. Arisha pun mengikuti kemana arah langkah kaki Galen. Sebagai sahabat yang super keppo, Aliya, Afika, dan Choco pun mengikuti kemana langkah keduanya.

Arisha bingung, saat langkahnya terhenti di depan ministage di sana sudah ada beberapa anak laki-laki yang memainkan musik romantis.

Arisha menatap heran saat tiba-tiba Galen berlutut di depannya dengan setangkai bunga mawar di tangan lelaki itu.

"Ris, disini gue nggak lagi nembak lo buat jadi pacar gue tapi kalau lo mau gue nggak nolak sih. Gue cuma mau ngungkapin perasaan gue yang gue sendiri juga nggak ngerti kenapa gue nyaman tiap kali ada dideket lo. Udah gue cuma mau ngomong ini. Dan gue harap lo mau nerima bunga ini. Gue pengen selamanya kita tetap jadi musuh mesra" ucap Galen, dan berhasil menciptakan tawa yang menggelegar dari mulut Arisha.

"Lo lucu ya, Len. Tapi makasih buat bunganya. Dan gue juga nyaman sama lo. Nyaman jadi partner lo selama ini. Dan gue rasa gue lebih nyaman jadi sahabat lo daripada harus jadi pacar lo" jawab Arisha.

"Makasih ya Ris" Galen memeluk Arisha dan di sambut sorak sorai oleh seluruh tamu yang melihat aksi keduanya.

Setelah berulang kali gagal dalam masalah percintaan Arisha dan Aliya sama-sama malas dengan urusan yang mengatas namakan cinta. Yang sekarang menjadi tujuan mereka hanyalah kesuksesan demi kedua orang tuanya.

Arisha menjalani kedekatan dengan Galen tanpa berharap jadi kekasihnya. Choco, gadis itu kini sedang dekat dengan seorang laki-laki yang merupakan teman Choco dari saat keduanya duduk di bangku SMP. Ia tak lagi perduli dengan Haidar, yang menjadi fokusnya saat ini adalah Regan, lelaki yang sedang berjuang meluluhkan hatinya.

Afika masih setia menunggu kedatangan Adin. Ia takan pernah membuka hati untuk orang lain. Karena gadis itu percaya Adin akan kembali, dan memang keduanya di takdirkan untuk bersama.

Aliya, semenjak Farel jadian dengan adik kelas. Ia sedikit demi sedikit mencoba mengubur perasaannya. Meskipun dalam lubuk hatinya, Aliya berdoa agar Farel dan kekasihnya itu segera putus. Dan terus berdoa semoga Farel di takdirkan untuknya.

Meski putih abu-abu mereka berakhir dengan kisah cinta yang memilukan. Tapi keempatnya percaya bahwa putih abu-abu tak melulu soal cinta. Ada banyak kisah yang tercipta, dari kisah persahabatan yang sangat kompak hingga kisah kekeluargaan yang tercipta di dalam kelas.

Sampai kapanpun, kisah klasik putih abu-abu takan pernah tergantikan. Kisah yang sangat sangat indah dengan beragam masalah dan kebimbangan yang pernah ada.

Keempatnya harus rela berpisah demi terciptanya impian yang telah mereka harapkan. Karena mereka percaya takdirlah yang kini memisahkan mereka, dan suatu saat mereka akan kembali dipersatukan oleh takdir juga. Karena takdir takan pernah salah dan berkhinat.

Sebelum pulang ke rumah masing-masing. Aliya, Arisha, Afika, dan Choco berpelukan bersama. Menumpahkan air mata perpisahan yang tak lagi bisa terbendung. Mereka sama-sama menyelami perasaan masing-masing. Mencoba mengikhlaskan perpisahan ini.

"SAMPAI KAPAN PUN KITA ADALAH KELUARGA" teriak Choco

"TAKAN PERNAH TERPISAH OLEH JARAK DAN WAKTU" teriak Aliya

"TETAP BERSAMA MESKI TAK BERJUMPA" teriak Afika

"KITA ADALAH SAHABAT SELAMANYA" teriak Arisha

~END~

Princess aaachoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang