(20) Pupus part 1

31 7 0
                                    

         Pagi yang cerah mengawali hari yang indah. Dengan senyum cerah para siswa SMKN2 melangkah ke lapangan sekolah berniat mengikuti upacara bendera sekalian beribadah dan menyedekahkan rasa hormat pada negara.

       Terlihat para petugas upacara dari ekskul Paska telah bersiap-siap sejak pagi. Nampak Aliya yang sudah berdiri di samping protokol membawa teks pancasila. Matanya berlari kesana kemari menyusuri tiap sudut lapangan, mencari pangeran impian yang telah menawan hatinya. Aliya tersenyum saat tlah menemukan Farel yang kini sudah berdiri diantara barisan laki-laki jurusannya. Cukup melihat laki-laki itu dalam keadaan sehat mampu manambah energi Aliya menjadi 1000 Watt.

         Sedangkan Choco, gadis itu kini sedang berdiri di antara barisan jurusan RPL dan Pemasaran, karena suaranya yang lantang Choco terpilih menjadi petugas pemimpin barisan. Bukan tanpa maksud Choco berdiri disana, dengan alasan bisa dekat dengan Haidar, karena Haidar sering berbaris di barisan depan di jurusannya yakni RPL.

         Afika dengan syal dan topi berwarna kuning, telah siap di belakang barisan. Menunggu siswa yang pinsan akibat kelelahan atau tak sanggup menahan perasaan yang tlah lama terpendam.

      Sedangkan, Arisha gadis mungil itu telah berdiri di barisan depan bersama teman sekelasnya. Ya iyalah di depan, kalau di belakang takut hilang di culik zombie atau semacamnya, seperti mantan yang minta balikan mungkin. Berhubung upacara belum di mulai, Arisha tak menyia-nyiakan waktunya untuk bergosip ria. Suaranya yang melengking terdengar hingga tempat Aliya berdiri.
       
        Selesai upacara, para siswa tidak di ijinkan untuk meninggalkan lapangan. Pak Pri__selaku WKS bagian kurikulum menginformasikan bahwa pembelajaran hari ini hanya sampai pada jam istirahat pertama yakni pukul 10.00 WIB barat karena semua guru dan karyawan akan menghadiri undangan dari walikota yang sedang memiliki hajat menikahkan putranya.

        Sontak gemuruh sorak sorai tercipta dari barisan para siswa yang terlampau bahagia mendengar kabar pulang awal.

***

       Bel tiga kali berbunyi, tanda waktu berakhirnya pelajaran pada hari ini. Tak menyia-nyiakan waktu, rakyat 12 AK 3 memanfaatkan pulang awal ini untuk mengerjakan tugas kelompok. Ada yang membuat power point untuk presentasi, ada yang latihan senam, ada juga yang sedang memainkan beberapa alat musik untuk tugas seni musik.

       "Woy, Haidar sama April jadian ya?" bisik Shinta, yang satu kelompok dengan Aliya. Mereka sedang mengerjakan tugas power point sejarah guna presentasi.

        "Lo serius Shin?" tanya Aliya

        "Denger denger sih gitu" ucap Shintia

       Aliya takut Choco sedih saat mendengar berita ini, Aliya takut Choco kecewa pasalnya baru kemarin keduanya jalan berdua dan pastinya membuat Choco sangat bahagia.

        "EEEEHH CHOCO, HAIDAR SAMA APRIL YA??" teriak Riska, gadis pemilik mulut toa yang suka asal jeplak kalau ngomong.

        "WAHH BENERAN?" tanya Rena setengah berteriak.

        "Sabar Cho" celetuk Rena

        "Cho jangan nangis" Ucap Shinta

        "Jangan bunuh diri Cho" Ucap Keenan.

        "Gue tadi lihat di depan prodi AK mereka berduaan" ucap Fitria

       Choco termenung, apa benar yang di ucapkan teman-temannya itu. Kalau benar, apa artinya yang kemarin, apa yang di ucapkan Aliya kemarin itu benar. Beragam pertanyaan memenuhi benak dan pikiran Choco ia takut jika yang di katakan teman-temannya memang benar terjadi.

        "Coba deh yang punya kontaknya Haidar sama April buka bbm mereka pada pasang DP samaan nih" ucap Una

        "Wuich iyaa, romantis guys fotonya" ucap Keenan.

        Choco yang penasaran membuka ponselnya, dan melihat foto apa yang di pasang Haidar. Dengan sangat berhati-hati ia menscroll pembaruan pada BBMnya. Mata Choco mulai memanas, ia menutup mulutnya dengan telapak tangan kirinya. Ketika ia menemukan sebuah foto di mana Haidar sedang berlutut dihadapan April dengan setangkai bunga mawar di depannya.

        Aliya mendekati sahabatnya itu, begitupun dengan Afika dan Arisha.
       "Cho, are you okay?" tanya Aliya lirih

       "I am fine, Al. Percayalah" ucap Choco tersenyum getir

       "Gue tahu lo cewek kuat, jangan sedih yaa" ucap Afika

       "Kalian santai aja gue nggak kenapa napa kok, cuma syok aja gue" ucap Choco

       "Kantin yuuk gue laper" ucap Arisha. Bukan tak mengerti keadaan, Arisha hanya ingin mengalihkan pembicaraan agar Choco tak terus-terusan memikirkan Haidar.

       "Ayoo!" ucap Choco

       Keempat gadis itu berjalan menuju kantin sekolah berniat mengisi perut dan meluapkan masalah yang semakin tak berarah.
Dalam perjalanan, saat mereka melewati sebuah lorong  rombongan gadis itu bertemu dengan rombongan Farel dan kawan-kawan. Sangat pas, ini akan menjadi hiburan bagi Choco. Meskipun sedih, bagian menjahili teman takan pernah terlewatkan.

       "Aliyaaaaaa ada Farel tuh" ucap Choco sambil mendorong Aliya agar berjalan di depan. Keadaan lorong yang cukup sempit akan membuat lengan siapapun yang berpapasan akan bersinggungan.

        "Farel, Aliya nih lhoo malu-malu" ucap Choco lagi

         "Malu-malu tapi mau" celetuk Arisha

         "Ciyeeeeee" teriak orang-orang dari kedua rombongan tersebut. Dan berhasil membuat Aliya menundukan kepala menyembunyikan raut wajahnya yang mulai memerah.

         Sedangkan Farel terlihat tersenyum santai mendapat perlakuan seperti itu dari teman-temannya.

        "Lo tuh ya Cho, lagi sedih masih aja ngledekin gue" ucap Aliya saat Farel dan kawan-kawan tlah berlalu.

       "Ya ini manfaat teman, Al. Dengan ngledekin lo gue bisa seneng" uca Choco

       "Nggak papa kali Al, siapa tahu dengan sering di ledekin Farel jadi suka sama lo" ucap Arisha

       "Suka suka, illfeel ada" ucap Aliya.

        Keempatnya pun tiba di kantin. Meskipun hari ini pulang awal, tetap saja kantin masih ramai. Para siswa masih betah nongkrong di kantin, ada yang mengerjakan tugas sambil makan, ada juga yang hanya numpang duduk dan bergosip ria.

       Keempat gadis itu memesan bakso dan es jeruk. Mereka duduk di bangku pojok yang menghadap ke arah taman sekolah. Saat sedang santai menikmati bakso panas dan pedas di tambah semilir angin yang membelai wajah. Mata Afika pertama kali menangkap pasangan yang sedang duduk di bangku taman. Mereka nampak asyik mengobrol dan becanda seolah dunia hanya milik mereka berdua.

      "Jangan lihat ke arah jarum jam sembilan Cho" ucap Afika. Namun, larangan Afika justru terdengar seperti perintah bagi Choco.

       Choco dan yang lainnya sontak menoleh ke arah jam sembilan. Betapa dongkolnya perasaan Choco saat ini, ya dia memang harus bertahan dengan pemandangan seperti ini untuk tiga bulan ke depan. Untung saja dia sudah hampir lulus jadi ia tak terlalu lama menahan cemburu yang bergejolak di hati.
    

Princess aaachoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang