(10) Hilang~A~

51 11 4
                                    

      Keempat princess aaachoy berjalan beriringan menuju kelas. Mereka baru saja selesai menunaikan ibadah salat ashar di masjid sekolah.

      "Hei nanti malam main kuy!" ajak Choco

       "Kemana?" tanya Arisha

       "Cafe Laris gimana?" usul Choco

       "Tapi kayanya entar malem gue nggak bisa deh" ucap Aliya

       "Iya gue juga nggak bisa, mau ngetik laporan" timpal Arisha

       "Gue juga nggak bisa mau jalan sama ayang bebeb" ucap Afika

       "Kapan gue ngomong kaya gitu ya? Entar malem gue mau jalan sama ayang bebeb" Aliya bergaya seolah sedang berpikir.

       "Kalau sudah waktunya" ucap Choco melafalkan quotes klasik penguat para jomblo lovers. Kata-kata pasrah yang dilafalkan para remaja agar terlihat bijak dan kuat, untuk menenangkan hati dan pikiran. Entahlah siapa yang menemukan quotes ambigu tersebut. Tapi setidaknya dengan kalimat itu, masih ada harapan bagi korban terbawa perasaan.

      Sesampainya di kelas, mereka segera merapikan barang-barang bawaannya. Mulai dari alat tulis, alat makan, dan alat salat. Tenang, mereka tidak akan membawa alat mandi kecuali jika ada pelajaran renang dan menginap di sekolah karena ada kegiatan.

       "Gue pulang duluan ya guys, udah ditunggu" Aliya merapikan jilbabnya sebentar di depan cermin yang menempel di dinding kelas.

      "Ditunggu siapa?" tanya Choco

      "Sopir angkot heheheheh" Ucap Aliya saat melangkah ke luar kelas

      "Ellee dasar jones" timpal Arisha. "Gue ke RO dulu ya, bye bebeh" Arisha melangkahkan kakinya menuju ruang osis bersama Fitra.

       "Gue juga mau pulang sekarang" Choco pun bergegas meninggalkan kelas bersama Rena dan Shabila.

      Tinggalah Afika sendiri di kelas. Ia masih menunggu kedatangan Adinata Keyana__kekasihnya yang bersekolah di SMK N 1. Afika berulang kali menghubungi Adin, namun tak ada satupun balasan yang ia terima. Afika menempelkan ponsel di telinganya, berharap suara Adin yang ia dengar. Namun, justru suara seorang wanita yang ia dengar.

       "Maaf nomor yang anda tujuh sedang tidak aktif cobalah beberapa saat lagi"

        Afika menutup panggilan tersebut. Meraih tasnya kemudian merapikan seragamnya. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah sendiri, tak perduli dengan Adin yang entah kenapa sampai sekarang belum juga datang.

        Afika menyusuri koridor yang mulai sepi dengan wajah muram. Kakinya ia hentakan keras hingga menimbulkan bunyi akibat gesekan alas sepatu dan lantai.

      "Hei, Fik. Mau pulang?" tanya Mbah Parijan__petugas kebersihan sekolah yang juga aktif membina ekskul PMR dan pecinta alam.

      "Iya mbah" ucap Afika singkat. Mbah Parijan hanya menggelengkan kepala melihat tingkah gadis remaja di hadapannya. Mbah Parijan pun paham akan apa yang dirasakan Afika. Pasalnya, gadis itu selalu berbicara dengan riang dan panjang tidak singkat, padat, dan jelas macam iklan baris seperti tadi.

      Di dalam angkot, Afika kembali mengecek ponselnya berharap ada pesan masuk dari Adin. Namun, yang ada justru notif dari grup whatsapp kelas dan organisasinya.
Afika menutup ponsel dan memasukan benda kotak itu ke dalam tasnya.

       "Adin, lo kemana sih? Nggak tahu apa gue udah nunggu lama" batin Afika, ia terus menatap ke luar angkot berharap melihat Adin.

Princess aaachoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang