Musim demi musim telah berlalu.
Hari demi hari berganti tahun.
Aku masih di sini, ditempat yang sama.
Menyembuhkan luka yang tak kunjung sembuh.
Hati ini masih menunggu sang tuan rumah kembali.
Tak ingin melirik yang lain.
Tapi, aku tahu.
Yang kulakukan percuma.
Karena, berapa kalipun aku mencoba membuatmu kembali.
Kamu tetap berpaling.
Menatap perempuan—yang menurutmu—bisa membuatmu bahagia.
Dan, aku terluka lagi.
Bagaimana mungkin mencintai seseorang seperti kamu harus sesakit ini?
Sekarang, apa yang harus aku lakukan?
Jika hatiku sudah kamu bawa pergi sejauh mungkin.
Baiklah, jika pergi dari hidupku adalah maumu.
Kumohon, jangan pernah kembali.
Aku tidak kuat melihat sosokmu lagi—yang pernah menjadi bagian hidupku.
Aku membutuhkan waktu sendiri, agar tak ada lagi sakit yang kurasa.