Aku pernah percaya semua kata manis yang kamu ucapkan.
Hingga, aku terbuai karenanya.
Aku pernah percaya janji-janji yang kamu tebarkan.
Dan, aku tersenyum lebar karenanya.
Aku pernah percaya masa depanku adalah kamu.
Kamu membuatku berharap begitu tinggi karenanya.
Membuat semua angan-angan berterbangan ke atas.
Aku bahagia kamu membuatku pernah percaya seolah aku yang paling istimewa dari yang lain.
Hingga, akhirnya kamu menghempaskan semua harapan demi harapan, kata-kata manis yang kamu ucapkan, janji-janji yang kamu tebarkan hilang tertelan bumi.
Semuanya hancur. Retak. Tak bersisa.
Aku tak lagi percaya tentang kamu.
Karena, percaya dengan kamu hanya menimbulkan luka.
Terima kasih pernah mendekat lalu membuatku percaya bahwa kamu akan tetap tinggal.
Namun, nyatanya kamu sama saja seperti yang lain.
Datang lalu pergi lagi.
Terima kasih, karena membuatku pernah percaya dicintai seseorang seperti kamu.
Terima kasih, untuk membuat keputusan yang benar—menurutmu.
Keputusan untuk pergi dari hidupku dan bahagia bersama yang lain.
Pergilah sejauh mungkin, hingga aku lupa bahwa kamu tidak pernah hadir dalam hidupku lagi.
Karena, berada didekatmu hanya mendatangkan perih.
-dari aku yang [pernah] percaya dengan seseorang seperti kamu; penipu handal.
