Lembar 2 - Two Princes

1K 46 8
                                    


AKu baru nyadar kalau bab yang aku publish kemarin terlalu cepat alurnya, dan feelnya hilang. Jadi aku remake ulang dan aku buat santai alurnya. Kalau begini jadinya nanti akan kepisah jadi beberapa bab dan nggak sesuai ekspetasi awal yang bakalan ending setelah 15 bab gitu. Tapi nggak apalah ya.

"Apa tidur anda tidak nyenyak, Tuan Putri," Unique terhenyak dari lamunannya. Dari pantulan kaca, dia bisa melihat wajah khawatir para pelayannya yang tengah memandangi wajahnya. Memang benar jika wajahnya sedikit terlihat letih dengan kantung mata yang terlihat samar. Namun itu tidak membuat wajahnya menghilangkan rona malu yang selalu ada di pipinya saat menyadari jika para pelayannya menyadari jika dia tidak mendapat tidur nyenyak. Karena memang benar, dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak, lebih tepatnya tidak bisa tidur sama sekali. Pikirannya tetap terusik dengan perkataan dari Agni.

Semalam, setelah perkataan aneh dari Agni, pria itu langsung undur diri dan meminta sang Putri untuk segera tidur. Tidak ada penjelasan lebih lanjut, tidak ada pembenaran dari perkataannya, tidak ada sinar tawa yang mungkin terbesit di matanya, hanya keterdiaman yang melanda. Seakan apa yang dikatakan oleh Agni memanglah suatu kebenaran yang sedang diucapkan oleh pria itu. sehingga Unique mau tidak mau memikirkan sepanjang malam tentang apakah yang diucapkan Agni memang kenyataan. Membuatnya sepanjang malam terjaga ditemani Grey yang kemudian pergi saat lonceng berbunyi.

"Ah, mungkin saja Tuan Putri merasa gugup tentang hari ini sehingga anda terjaga sepanjang malam. Benarkan, Putri?" tebakan itu memang tidak sepenuhnya benar tapi entah kenapa Unique merona malu karena diingatkan tentang apa yang akan dilaluinya hari ini.

"Bu..bukan itu." Kalimat penyangkalan dari Unique membuat para pelayan terkekeh geli dengan ucapan gugup Unique. Unique sendiri pun seperti biasanya hanya bisa tersipun malu karena ditertawakan.

Para pelayan melanjutkan merias wajah Unique. Tidak seperti biasanya, para pelayan menyanggul tingi rambut Unique, memberikan pewarna pada bibirnya, dan menyapukan sedikit bubuk putih pada wajah Unique. Tentu saja riasan ini membuat Unique bertambah cantik daripada biasanya. Tak lupa, mereka membawakan gaun paling indah yang Unique miliki beserta sepatu kulit dengan kualitas terbaik. Setelah semua persiapan selesai, mereka segera menggiring Unique menuju aula untuk menyambut kedatangan para pangeran bersama dengan Sang Raja dan Ratu.

***

Semua penghuni kerajaan sudah berbaris rapi pada tempatnya. Raja, Ratu serta Putri Unique sudah menempati singgasananya, begitu pula para pengawal putri yang sudah bersiap di barisan paling depan, di dekat sisi putri. Mereka tetap terlihat gagah meski tidak memakai baju zirah mereka, hanya mengenakan sarung tangan besi beserta sepatunya.

Sesekali Unique melirik ke arah Agni, pria itu terlihat menonjol terutama dengan semua perban yang menutupi seluruh kepalanya. Sesaat pandangan mereka terpaut, seakan hanya dengan pandangan mata saja mereka bisa saling berkomunikasi. Agni sendiri kemudian menundukkan kepalanya dalam-dalam, sebuah pertanda penghormatan sebelum akhirnya memberikan segaris tipis di wajahnya. Sedangkan Unique sendiri merona malu, dirinya sadar jika Agni tengah memberikan pertanda bahwa pria itu memuji penampilannya hari ini.

Suara terompet dan seruan kedatangan para pangeran mengalihkan perhatian Unique maupun orang yang ebrada di dalam aula. Mereka menatap kedua pangeran yang berjalan gagah membelah ruang aula sebelum akhirnya menunduk dan memberika salam penghormatan ke arah Raja beserta keluarganya.

Unique mengamati penampilan kedua orang pria di depannya. Pria di sebelah kirinya adalah seorang pria dengan rambut coklat yang dikuncir karena terlalu panjang. Matanya bulat berwarna coklat senada dengan rambutnya dan menyinarkan jika dia adalah pria yang ceria, ini juga terlihat dari senyumnya yang terlihat lebar dan ramah. Sedangkan di sebelah kanannya merupakan pria dengan rambut pirang dan bola mata berwarna hijau seperti rerumputan. Matanya terlihat tajam seakan siap menelan siapa saja yang menentangnya.

Immortal GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang