Lembar 13 : His Tears

534 30 7
                                    

Haloo, maaf banget baru update. Dunia nyata lagi hectic soalnya lagu UTS. belum lagi harus ngurusin pentasnya teater. Jadi tau sendiri sibuknya kayak apa. Oh ya, maaf juga gk bisa menuhin janji buat nyelesaikan ini Bulan Februri yaa, ternyata nggak sesuai ekspetasi. Ini pembelajran agar nggak nge-PHP orang. wkwkkw

Oke, silahkan menikmati yaa, ini baru setengahnya sih tapi nggak apa-apa kan yaa. Yang penting aku up dulu yang awal-awal, nanti bagian ke dua nya nyusul

***

Pingsannya Unique menjadi keributan tersendiri di kerajaan Pangeran Yasa. Saat Sang Putri di temukan dalam pelukan Agni oleh para penjaga, para penjaga tersebut langsung memanggil Pangeran Yasa. Pangeran Yasa pun segera membawa Unique ke kamarnya yang kemudian langsung diperiksa oleh dokter istana. sayangnya, bahkan dokter terbaik negeri tersebut pun tidak mengetahui penyakit apa diderita oleh sang Putri hingga tak sadarkan diri tersebut.

Pangeran Yasa yang menyadari adanya kejanggalan langsung memerintahkan prajurit istana untuk menangkap Agni dan memasukkannya dalam penjara. Beruntungnya sebelum semua itu terlaksana, Charta segera mencegah kejadian itu dan menjelaskan situasinya kepada Pangeran Yasa. Meski pada awalnya Pangeran Yasa enggan untuk memercayainya, akhirnya pria itu luluh dan melunak sikpanya terhadap Agni.

Bagaimanapun juga, pria itulah yang akhir-akhir ini menjaga dan melindungi calon istrinya itu.

Dan disinilah mereka, semua orang tengah berada di dalam kamar Sang Putri. Pangeran Yasa berada di samping tempat tidur Unique, Charta berada di ambang pintu, Honey yang membantu Alford berdiri di sudut ruangan, serta Agni yang berdiri tepat di depan Charta. Pria berambut coklat tanpa perban yang menyelimuti tubuhnya itu hanya memandang dalam diam ke arah tempat tidur dimana Unique tengah terlelap. Sudah satu hari Sang Putri tertidur, dan tersisa beberapa hari lagi.

"Jadi, bisa kau ceritakan apa yang terjadi. Aku sudah mendengar dari Charta tapi aku juga ingin mendengarnya langsung dari mulutmu." Pangeran Yasa menatap tajam ke arah Agni yang terlihat tidak terintimidasi oleh tatapan dingin serta raut datarnya. Pria itu tetap menatap ke arah calon istrinya dengan pandangan kosong yang baru pertama kali dilihat olehnya.

"Putri Unique terkena kutukan, dan itu terjadi karena Putri menyentuh saya."

Pangeran Yasa mengepalkan tangannya, "Jadi ini karena dia menyentuhmu sehingga dia terkena kutukan?"

"Benar. Saya sudah memperingatkan kepada Putri agar tidak menyentuh saya, kulit saya. Tapi sepertinya Putri menghiraukan peringatan tersebut." Perkataan Agni jelas membuat Pangeran Yasa geram karena dari perkataan tersebut terlihat jika ketua pengawal itu menyalahkan Unique.

"Berani-beraninya kau menyalahkan Unique. Seharusnya kau berterima kasih karena aku sudah memberikan penjagaan ketat supaya dia tidak mendekatimu seperti perkataan Charta. Jadi jangan sekali-sekali menyalahkan Unique."

"Benar." Semua terdiam saat Agni menyela. Pria itu sudah tidak menampakkan matanya yang kosong. "Ini semua bukan salah Unique. Ini semua salah kalian. Seharusnya kalian terus menjaganya. Seharusnya kalian terus mengawasinya. Seharusnya kalian menjauhkannya dariku. INI SEMUA SALAH KALIAN!"

Semua orang terpaku di tempatnya, bagi sebagian besar orang mungkin ini pertama kalinya mereka melihat sosok Agni yang kehilangan ketenangannya. Tapi tidak bagi Charta. Nyatanya, dia selalu menjadi saksi mata sosok Agni yang emosional setiap kali kejadian ini terjadi. Bahkan meski sudah puluhan kali mengalami hal ini, sosok Agni tetap saja tidak bisa terbiasa.

Agni terengah-engah diantara napasnya. Matanya kembali mendapatkan sinarnya meski itu berupa rasa marah pada dirinya. Dirinya tau jika saat ini pasti akan tiba kembali seperti matahari yang selalu terbit di pagi hari. Namun rasanya tetap saja menyiksanya.

Immortal GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang