9

1.9K 264 38
                                    

Ve Pov

Apa yang tadi kulihat itu tidak benarkan? Apa aku mimpi?

Plak!

Plak!!

Plak!!!

Sakit...

Aku tidak sedang bermimpi.. Argh!!! Kinal! Tega sekali.

Aku jelas melihat dia sedang.. Ah aku tidak tau bagaimana mendefinisikannya. Mereka saling timpa-timpaan. Dan terlebih lagi, Kinal memanggil gadis yang lumayan cantik itu "SAYANG".

Apa mereka punya suatu hubungan? Kenapa dia tidak bilang padaku? Maksudku, dia sering membalas ciumanku, apa itu bukan berarti dia juga punya perasaan yang sama padaku?

Sungguh. Ini adalah hari terburukku. Aku tidak mungkin salah, seperti saat Naomi kemarin kan? Ugh, tolonglah. Ini sakit!

^^^

Hari ini hari Senin. Harusnya hari ini masuk sekolah, tapi aku tiba-tiba malas untuk datang ke sekolah. Sejak kejadian hari itu, Kinal bahkan tidak pernah mengirim pesan padaku, begitupun denganku, aku menunggunya untuk mengirimiku pesan duluan. Tapi nihil, tidak pernah ada notification dari Kinal.

Tapi, aku tidak ingin ketinggalan pelajaran.. Jadi kuputuskan untuk masuk ke sekolah.

"Non, gak sarapan dulu?" tanya si Bibi.

"Gak bi, Ve lagi gak mood." jawabku.

"Aduh emang mood anak muda suka berubah-ubah. Cape saya." dumel si Bibi pelan tapi aku masih bisa dengar.

"Apa bi? Ve gak jelas tadi dengernya." tanyaku pura-pura bodoh.

"Oh gak apa-apa non. Gih non berangkat. Hati-hati dijalan." ujar si Bibi.

"Hmm. Makasih bi."

Akupun ke sekolah diantar oleh supirku. Ck, apa banget, dia malah menyetel lagu Sambalado - Ayu Ting Ting.

"Sambala bala bala sambalado, mulut bergetar, lidah bergoyang.. Cintamu seperti sambalado.. Ah, ah, rasanya cuman di lidah saja.. Oo.. Oo.." nyanyi supirku dengan suara yang bisa dibilang... Hm.

"Berisik aaah! Diem aja pak!! Ve lagi kesel!!" seruku pada akhirnya.

"Iyaa non, ampun non." ujarnya sambil menatapku dari kaca spion.

"Maap pak, Ve kebawa emosi.." ujarku pelan.

"Hehehe iya gak apa-apa non." jawabnya sambil nyengir gak jelas.

Aku pun akhirnya sampai di sekolah. Lalu aku langsung pergi menuju ke kelas.

Disana ku lihat.. Kinal pindah tempat duduk. Ya, dia pindah ke sebelahnya Gaby. Dan Jeje duduk di sebelahku.

Maksudnya apa sih? Dia menghindariku setelah aku tau kalau dia punya seorang kekasih?! Ugh. Dia tidak tau betapa hancurnya hatiku..

Aku sempat menatap ke arah Kinal. Dia menyadari tatapanku tapi dia pura-pura asik dengan ponselnya. Rasanya ku ingin menghampirinya dan memarahinya sekarang juga..

"Hai, Ve." sapa Jeje.

Aku memaksakan senyumku dan duduk di kursiku, "Hm."

"Gue pindah kesini bentar ya? Soalnya gue gak keliatan duduk disana." ujar Jeje yang kutau dia pasti berbohong.

"Ya." jawabku.

Pelajaran sudah dimulai. Tapi aku masih saja tidak bisa fokus. Kulihat dari ekor mataku, Jeje sedang menatapku.

AmbiguousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang