Aku, dan dirinya, seorang temanku. Teman memang, teman hidup maksudku. Sedang duduk berdua diatas bukit yang tinggi. Duduk dibawah langit yang menyelimuti kami berdua.
Ia merangkul tubuhku, seakan mengerti aku sedikit kedinginan karna angin malam yang sedari tadi ikut menyelimuti malam ini.
Dibalutkannya jaket tebal berwarna abu–abu pudar di tubuhku. Ia memakaikannya begitu lembut lalu berkata, "Biar kamu tidak kedinginan."
Aku tak mengerti mengapa jantungku selalu berdebar tiap kali aku sedang bersamanya. Padahal apa yang iya lakukan sangatlah sederhana.
"Warna langitnya cantik, seperti kamu," ucapnya yang sedang melihat kearah langit.
Bibirku terangkat begitu mendengar ia mengatakan kata manis itu. Sungguh, entah sudah berapa banyak kata–kata yang mampu membuatku meleleh.
Tapi tidak dipungkiri, langit malam ini memang begitu indah. Magenta. Warna yang mempercantik langit itu. Cahaya bulan dan bintang juga seakan tersenyum melihat kami berdua.
Karya : List_a
KAMU SEDANG MEMBACA
WRITING CLASS - JULY
Short StoryThe Rebels ditantang untuk mengembangkan sebuah gambar dan menuangkannya dalam sebuah tulisan dengan waktu yang dibatasi. Tak ada hasil yang buruk untuk sebuah karya. Maka berilah apresiasi untuk kita semua. YUK BACA UNTUK MENGETAHUI HASILNYA.