RINDUKU

12 5 0
                                    

Hembusan angin malam begitu menggelitik kulit tubuh. Pancaran sang rembulan menerangi gelapnya malam. Ribuan bintang dilangit berhamburan diatas sana. Itulah keindahan malam, gelap dan terang.

Di sinilah mereka, berada diatas hamparan rumput di daerah pegunungan. Menikmati ciptaan sang Ilahi yang begitu memukau mata membuat tiap insan berdecak kagum atas keagungannya.

"Fath, lihatlah, betapa indah langit malam ini," ujar Clark.

"Iya sayang, langit malam ini begitu indah." Fathia menimpalinya.

Memang benar, langit malam ini sungguhlah indah.

Fathia memandang keatas seraya menyederkan kepalanya pada bahu Clark. Dua insan itu terlihat begitu romantis, seperti pasangan pada umumnya.

"Fath.."

"Ya?"

Clark menghadapkan tubuh Fathia padanya. Menahan pundak Fathia dengan kedua tangannya.

Tatapan mata Clark menembus tatapan hangat Fathia.

"Will you be mine forever?"

Setetes air mata turun keatas pipi Fathia. Entah mengapa setelah Clark mengatakan kalimat itu, air matanya menyeruak dan berhasil luruh.

Clark yang melihat Fathia menangis langsung panik. Mengapa setelah ia mengucapkan kalimat itu kekasihnya malah menangis?

"Fath, kamu kenapa?"

Fathia hanya menggelengkan kepala. Air matanya tiada henti untuk turun walau tetes demi tetes.

"Fath.. Apakah kamu tidak suka?" tanya Clark dengan penuh kehati - hatian.

Fathia terus menggelengkan kepalanya.

Clark menghapus air mata Fathia dengan kedua ibu jarinya dengan perlahan.

"Mengapa kamu menangis?" lirihnya sambil mengusap air mata Fathia.

"Kamu ingin tahu mengapa aku menangis?" tanya Fathia sambil menahan tangan Clark yang sedang menghapus jejak air matanya. "Kamu ingin tahu mengapa, Clark?"

"Katakan saja, Fath."

"Aku terlalu bahagia kala kekasihku mengatakan kalimat itu."

"Maksud kamu.."

"Yes, I will be yours, Clark."

Dan Clark langsung memeluk Fathia erat.

"Aku menangis bahagia, Clark. Bagaimana tidak bahagia kala kekasihku melamarku di tempat yang begitu indah."

"Kau membuatku khawatir, Fath. But, thank you so much."

Dan malam itu, dengan disaksikan hamparan bintang dan sinar rembulan malam kedua makhluk ciptaan Tuhan telah menyatukan hati mereka.

Pyarrrr

Pigura foto itu jatuh dari pelukannya membuat wanita itu terkejut. Dengan sigap ia memunguti pecahan kaca dan bingkai foto itu.

Foto itu, foto 5 tahun silam. Foto mereka berdua kala di sebuah tempat yang indah. Foto kala mereka menyatukan hati mereka dengan alam malam sebagai saksinya. Sambil menghadap langit malam, mereka berjanji untuk bersatu.

Tangisnya pecah kala menatap pigura foto yang kini sudah tak berbentuk lagi. Tangannya terulur untuk mengambil fotonya dari pigura yang rusak itu sambil memeluknua erat.

Malam ini tepat 4 tahun sang pujaan hati kembali berpulang.

Sambil memeluk foto dan menatap langit, Fathia menumpahkan segala rindunya.

"Clark, bahagialah disana. Terima kasih untuk semuanya. Ketahuilah bahwa setiap hari aku selalu menatap langit malam untuk menebus semua rinduku padamu."

Fathia menatap hamparan bintang malam ini sambil berkata, "Untuk kesekian kalinya dan tiada lelah aku untuk berucap, aku merindukanmu, suamiku."

Karya : nadyattin

WRITING CLASS - JULYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang