Seorang gadis termenung dalam lamunannya. Waktu pun semakin malam. Malam yang sangat indah karena banyak bintang yang berkilauan di langit. Ia duduk di halaman rumah dengan buku yang berada dalam pelukannya.
Dieva hanyalah gadis yang suka menulis apa yang dipikirkannya. Ia tak peduli apa yang orang lain pikir. Yang terpenting baginya adalah apa yang ingin disampaikannya tersampaikan.
Dieva hanyalah gadis yang memiliki imajinasi bahkan yang tak masuk akal. Tak jarang temannya mengejek karena hal itu. Ia dibilang memiliki angan terlalu tinggi. Bukankah jika menginginkan sesuatu boleh seperti itu? Diiringi usaha tentunya.
"Va, sudah malam masuk yuk," ajak mamanya.
"Mama duluan aja nanti Dieva nyusul," balas Dieva.
Dieva kembali melihat ke langit. Kemudian menutup matanya.
"Tuhan, tolong permudah segala urusanku, orang tuaku, dan orang-orang di sekitarku. Berikanlah yang terbaik untuk kami," gumam Dieva.
Lalu tersenyum dan masuk ke dalam rumah. Dieva tak sadar bahwa ada yang memperhatikannya.
"Mengapa kau selalu menyendiri?" tanya laki-laki itu kemudian ikut masuk ke dalam rumahnya sendiri.
Karya : chilasyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
WRITING CLASS - JULY
Historia CortaThe Rebels ditantang untuk mengembangkan sebuah gambar dan menuangkannya dalam sebuah tulisan dengan waktu yang dibatasi. Tak ada hasil yang buruk untuk sebuah karya. Maka berilah apresiasi untuk kita semua. YUK BACA UNTUK MENGETAHUI HASILNYA.