HIKMAT DARI SEEKOR ULAT

114 2 0
                                    

[Kiriman dari Kevin Kurniawan]


Jika melihat seekor ulat bulu kebanyakan orang akan melihatnya sebagai binatang yang tidak menarik dan menjijikkan karena manusia sering lupa untuk mengingat bahwa Tuhan menciptakan ulat bulu itu untuk menjadi seekor kupu-kupu yang indah nantinya.

Demi tergenapinya tujuan Tuhan, ulat itu harus mengalami sebuah fase demi terjadinya sebuah perubahan dalam hidupnya. Dari seekor ulat dia harus menjadi kepompong. Ini adalah sebuah fase tahap peristirahatan (kematian) bagi seekor ulat bulu sebelum pada akhirnya dia dilahirkan kembali dalam sebuah hidup yang baru. Dia akan lahir menjadi makluk yang jauh berbeda dengan sebelumnya. Dalam tubuhnya tumbuh sayap sehingga namanya bukan lagi ulat namun kupu-kupu, binatang yang tidak lagi berjalan merayap namun terbang dengan sebuah sayap yang indah.

Jika saat masih menjadi ulat yang menjadi makanannya adalah sesuatu yang pahit rasanya, yaitu daun-daunan. Namun ketika seekor ulat itu telah menjadi kupu-kupu maka yang akan menjadi makanannya adalah sesuatu yang manis seperti madu, yaitu serbuk sari bunga. Dari makanan itulah yang menghasilkan sayap kupu-kupu semakin hari semakin indah.
Sebuah perjalanan hidup seekor ulat tidak akan pernah menjadi kupu-kupu apabila ulat tidak bersedia mati di dalam sebuah rumah kepompong. Sama halnya dengan benih tumbuh-tumbuhan, apabila tidak mengalami kematian di dalam tanah maka tidak akan pernah menghasilkan buah yang banyak.

Banyak orang inginkan sebuah perubahan namun menolak proses. Dalam kehidupan rohani ulat adalah gambaran dari kekristenan yang masih kanak-kanak (tidak peduli kehendak Tuhan) sedangkan kupu-kupu adalah gambaran dari kekristenan yang dewasa.
Kanak-kanak tidak bisa memahami apa yang menjadi maksud dan tujuan Tuhan bagi hidupnya.
Kedewasaan rohani adalah buah/hasil dari kesediaan hati yang mau merangkul setiap proses karena memahami tujuan dan kehendak Tuhan.

Hari ini kita bisa melihat dengan nyata bagaimana keadaan gereja Tuhan di Indonesia.
Banyak orang inginkan sebuah perubahan dan hidup dalam keadaan baik/nyaman tanpa bersedia membayar harga.

- Tanpa bersedia mati dalam sebuah kepompong maka seekor ulat tidak akan pernah menjadi kupu-kupu.
- Tanpa bersedia mati di dalam tanah maka sebuah benih tidak akan pernah menghasilkan buah.

Yohanes 12:24
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

- Tanpa bersedia mati (menanggalkan jubah yang lama) maka manusia tidak akan pernah menjadi makluk rohani.

Saat kita bersedia mati bagi diri sendiri sungguh pada waktu-Nya Tuhan kita akan melihat perubahan itu nyata terjadi dan bukan sekedar mimpi. 

Tuhan Yesus memberkati ✝

RENUNGAN ALKITAB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang