Selamat pagi guys!❤ Enjoy yak ;) jangan lupa voments hehehe xD
---
Abang sudah sebulan di Riau yang berarti tidak ada kabar dari Abang selama sebulan. Aku hanya berpatokan kepada televisi yang menyiarkan setiap harinya tentang kebakaran hutan yang ada di Riau. Aku agak sedikit cemas walaupun di sana kondisinya kian membaik. Apa di sana baik-baik saja?
“Gimana, Mbak Santi, Mas Raka sudah balik dari Riau, belum?” tanya Dokter Fuad saat melihat televisi sambil berkacak pinggang. Padanganya tak lepas dari televisi.
“Mas Raka, siapa sih, Pak?” tanyaku bingung.
“Lah, Masnya sampeyan—kamu.”
Aku terkikik, “Nama Abang saya Azka, Pak. Bukan Raka.”“Suka-suka saya, hahaha.”
“Belum pulang, Pak. Masih di sana.”
“Betah ya di Riau yang asapnya kayak gitu.” celetuk dokter Andy.
“Ya, gimana-gimana udah tugas ya harus dijalani Mas Andy.”
Jam sudah menunjukkan pukul enam. Waktunya aku pulang sekarang. Aku segera membereskan mejaku dan berpamitan kepada dokter jaga. Aku berjalan ke arah parkiran mobil.
“Hai,” sapanya saat menunggu di ujung lorong sambil membawakan sebuah bingkisan. Dan ternyata bingkisan itu untukku.
“Oh, hai,” aku menerima uluran bingkisan itu padaku, “Makasih, Mas Aryo.”
“Mau makan malam sama aku?”
“Boleh.”
“Suka makanan Jepang?”
“Nggak.” kataku. Aku tidak terlalu suka makanan Jepang.
“Makanan Italia?”
“Nggak juga.”
“Makanan Prancis deh,”
“Nggak.”
“Makanan Amerika?”
“Nggak seberapa suka.”
“Terus sukanya apa?”
“Gado-gado.” kataku sambil meringis. Ia terkejut kalau aku suka gado-gado.
“Terus apa lagi?”
“Karedok, ketoprak, kerak telor, martabak, nasi goreng—”
“Kayaknya doyan makanan lokal deh.” pangkasnya.
“Ya gitu lah, Mas.” ujarku sambil ketawa.
“Oke lah, aku tahu nasi goreng yang enak tempatnya di mana.”
Kami pun saling memasuki mobil masing-masing. Aku membuntutinya mobilnya yang mengarahkanku ke sebuah restoran besar di tengah keramaian kota. Aku melihat di sana dalam tampak ramai sekali.
Aku melepaskan jas dokterku, dan kuletakkan di jok kemudiku. Ia mengetuk-ngetuk kaca mobil pertanda ia sudah siap membawaku masuk ke restoran itu.
Mas Aryo menggandeng tanganku. Sudah lama tidak ada seorang laki-laki, kecuali Bang Azka, menggandeng tanganku. Sudah dua tahun aku menjomblo. Dua tahun lalu aku berpacaran dengan Dodi yang telah menghamili selingkuhannya. Kupikir dia orang baik-baik, tetapi hanya di ujung lidah saja. Dan saat itu, aku selalu menjalani hubungan diam-diam dibalik Bang Azka. Dan kini aku melakukannya lagi. Entah kenapa anak-anak perempuan tidak pernah jera untuk mengejar sebuah cinta, bahkan rela untuk menunggunya, dan ujung-ujungnya disakiti. Percuma saja kalau menunggu hanya untuk disakiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Abang Kembali
General Fiction[COMPLETED] Abang itu si tukang suruh-suruh adiknya? Abang itu si jago bertengkar dengan adiknya? Atau Abang itu si tukang pembuat onar? Tiga cap jelek itu tidak sama sekali menjurus ke Bang Azka. Bagi Santi, Bang Azka adalah kakak yang menyenangkan...