PART 13

2K 181 13
                                    

Enjoy ya guys :')

---

Aku memutuskan bertemu dengan Mas Aryo setelah semalam suntuk menangis karena penyesalan yang tidak ada henti-hentinya. Dia tega padaku sambil menonton Bioskop bersama gadis barunya yang tak tahu itu siapa. Yang jelas, aku melihat gadis itu lebih cantik daripada aku.

Siang menuju senja, aku masih menangis dalam perjalanan. Dan aku tidak tidur seharian memikirkan betapa bodohnya aku menerima cepat-cepat Mas Aryo. Apa ini hukum sebab akibat? Aku tidak membicarakan hal ini dengan Bang Azka sesuai dengan komitmenku dengannya. Karma telah melakukan tugasnya dengan baik. Apalagi Bang Azka masih di Singapura dan tidak tahu kapan ia akan kembali.

Pada Kafe biasanya, ia sudah menungguku di tempat duduk dekat jendela. Aku pun duduk di depannya sambil menahan perih mengingat apa yang ia lakukan kemarin. Itu benar-benar membuatku semakin muak dengannya.

“Itu siapa?” tanyaku tak memandang wajahnya.

“Itu temen kerja.”

“Temen kerja?! Peluk-pelukan sama temen kerja?! Nggak mungkin!” aku masih berusaha menahan amarahku.

“Maafin aku, Santi. Aku tahu aku salah, aku tahu aku bohongin kamu, aku nggak bakal lakuin itu lagi, Santi!” ia mencoba untuk merenggut kedua tanganku, aku menepisnya.

“Setelah ketahuan nggak bakal ngelakuin lagi? Omong kosong.”

“Beneran, Santi. Aku serius sama kamu!”

“Aku sudah serius sama kamu, aku sudah terima apa adanya kamu, sekarang Mas Aryo ngelakuin hal kayak gini di depanku? Berbohong demi mendapatkan kemesraan yang baru? Aku nggak sebodoh itu ingin balik lagi sama kamu, Mas. Aku sudah terlanjur sakit hati.”

“Oke, mau kamu apa sekarang?!” Mas Aryo mulai berapi-api.

“Aku pengen kita udahan. Aku nggak tahan sama kamu, Mas. Terima kasih atas satu bulan lebihnya memewarnai hati ini dan merobek hati ini.” aku berdiri bersiap-siap untuk meninggalkan dirinya.

“Jangan tinggalin aku, Santi. Aku nggak mau kita udahan.” ia mencengkeram kuat tanganku hingga membuatku tidak bisa meninggalkannya.

“Daripada aku lebih sakit hati, Mas!” teriakku sambil berlinang air mata, semua mata memandang ke arah kami berdua, “Lepasin! Cari cewek lain yang lebih sabar untuk disakiti! Aku pikir Mas Aryo itu orang baik. Ternyata, Mas Aryo cuma manis di awal aja. Di mana Mas Aryo yang hangat dan ramah?! Dan kemarin Mas Aryo kepergok sama cewek lain. Dan aku nggak tahan sama kelakuanmu yang kayak gini mas! Kita putus!”

“Dasar cewek nggak guna!” ia melayangkan tangannya untuk menamparku. Aku memejamkan mataku yang masih menangis sesenggukan untuk meredam rasa sakitku karena tamparannya.

“Eh, slow bro.

Aku membuka mataku, kulihat seseorang memakai kaos polo putih dibalut jaket kulit berwarna hitam menahan tangan Mas Aryo untuk menamparku. Mas Aryo berusaha melepaskan tangannya dari genggaman kuat laki-laki itu.

Laki-laki itu melepaskan genggaman eratnya lalu berkacak pinggang di depan Mas Aryo. Wajahnya tampak datar dan pandangannya menusuk tajam ke arah Mas Aryo. Mas Aryo menatap tajam ke arah laki-laki itu.

“Kamu siapa?! Kamu nggak ada hubungannya sama kita!”

“Saya siapa?! Tanya tuh sama si Santi, siapa saya!” katanya tegas.

“Bang Azka.” desisku sesenggukan berlinang air mata.

“Denger nggak?” tanya Bang Azka santai kepada Mas Aryo, “Tadi mau diapain adik saya?”

Ketika Abang KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang