Meet

184 20 7
                                    

“Kau bangga menjadi perusak hubungan orang hah?!!” teriak Sophia. Membuat beberapa pasang mata yang ada di sekita menoleh ka arah kami.

Aku menegang. Namun ternyata tak hanya aku yang menegang. Liam juga. Ia hendak beranjak dari tempatnya yanga da di samping Sophia, tapi tangan Sophia masih menggenggamnya. Ingin sekali aku berteriak bahwa Sophia-lah yang merupakan pengganggu hubungan orang bukan aku. Tapi kenyataannya. Tak ada yang mengetahui jika hubungan Liam dan Sophia palsu. Dan tak ada yang mengetahui pula jika aku merupakan kekasih Liam yang sebenarnya.

“Aku bangga? Jelas!” jawabku tak kalah keras dari Sophia.

Tak tau bagaimana bisa aku mengucapkan kalimat dengan nada yang tak kalah kasar dengan apa yang dilakukan Sophia kepadaku. Mendadak semua emosiku memuncak. Emosiku kepada Liam maupun Sophia. Entah, aku mendadak menjadi gadis yang tak tau sopan satun. Gadis yang berani membentak orang yang lebih tua dariku. Tapi beginilah aku. Orang yang menuntut kebenaran pada setiap penyimpangan.

Aku meninggalkan Liam dan Sophia. Tak mau membiarkan emosiku ku luapkan kepada mereka. Karena aku tak ingin membuat malu kedua orang tuaku, dan Uncle Simon yang mengundangku ke acara ulang tahunnya. Aku kembali mencari kedua orang tuaku, namun aku justru kembali bertemu dengan Uncle Simon yang berada di depan panggung bersama dengan Demi, Demi Lovato. Dengan posisi Uncle Simon membelakangiku sedangkan Demi lah yang menghadap ke arahku. Dan di atas panggung ada Little Mix yang sedang membawakan lagu Change Your Life dengan aktraktif.

“Kayla?” sapa Demi yang pertama kali menyadari keberadaanku.

Demi berjalan melewati Uncle Si menujuku, ia memelukku dengan erat. Aku melihat Uncle Simon berbalik badan, sehingga menghadapku. Ia menatapku dan Demi dengan tatapan penasarannya. Mungkin karena Demi yang tiba-tiba memelukku dengan erat. 

"Sepertinya kalian harus melakukan duet.” Ucap Uncle Simon tiba-tiba.

Membuatku melepas pelukan Demi dengan cepat kemdian menatap Uncle Simon dengan tatapan membunuh karena aku tak ingin. Duet dengan Demi? Lelucon apa yang sedang disampaikan Paman tercintaku ini. Tak mungkin, sama sekali tidak jika aku melakukan duet dengan seorang Demi Lovato walaupun aku telah mengenalnya sedikit lebih jauh dari batas fans.

“Uncle Simon jangan bercanda deh. Suara Demi itu kuat, pake banget. Lah suaraku? Abal nggak karuan kalo di dengar.” Tolakku kepada Uncle Simon.

Aku rasa perkataanku benar. Demi Lovato mempunyai jenis suara yang mampu bertahan di nada tinggi dengan jangka waktu yang lama. Jika ia sudah berada di nada rendah, dia bisa menjadi sangat rendah. Bisa juga tiba-tiba rendah menjadi tingga, bisa juga sebalikya. Sedangkan suaraku? Aku tak mempunyai ciri khas suara seperti Demi yang mampu membuatku pantas untuk berkolaborasi dengannya.

“I would love too.” Ucap Demi, Ia memberikan senyuman dua jarinya kepadaku. Penyanyi sialan. Aku rasa ia ikut termakan ucapan Uncle Simon yang terbiasa melebih-lebihkan kemampuan bernyanyiku yang abal kepada orang yang ia temui jika ada aku disampignnya.

Bukan hanya sekali aku bertemu dengan Demi. Sehingga kami bisa sedikitnya tahu tentang satu sama lain. Dan ya, pertemuanku yang pertama dengan Demi terjadi saat aku hendak menemui Uncle Simon di Studio X-Factor saat ia hendak menjadi judges diacara bergengsi itu. Tapi dengan teganya, Uncle Si memperkenalkanku dengan Demi Lovato. Penyanyi wanita yang menjadi idolaku disamping One Direction.

Dan Uncle Si, ia menyombongkan kemampuan bernyanyiku di depan Demi. Maksudku, the hell, aku baru sekali bernyanyi untuk Simon secara tertutup. Tapi ia sudah memeprmalukanku dengan mengatakan kemampuan bernyanyiku tak bisa dianggap remeh. Ahh. Paman macam apa Simon itu.

But since then, aku bisa berteman dengan Demi Lovato lebih akrab lagi. Usia kami yang tak terpaut jauh membuat kami bisa beradaptasi dengan cepat. Demi orang yang menyenangkan. Selalu.

Hold OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang