First time, many people

179 22 0
                                    

"Kau cantik malam ini, Kayla." goda Harry yang berjalan ke arahku dengan seringai yang menunjukan lengsung di pipinya.

"Kau tau kan aku selalu cantik." ujarku pede seraya membawa Harry ke dalam pelukanku. We used to be friend after that accident. Aku tak ingin mempermasalahkan jika Harry mempunyai perasaan kepadaku atau tidak. Aku tak ingin terlalu terbebani dengan itu semua.

Terasa ada yang memperhatikanku dengan intens yang sedang berpelukan dengan Harry. Membuatku melepaskan pelukan Harry yang seperti merindukanku, eh?

And here it goes. Liam berjalan ke arahku.....

Aku masih tak bergeming dari tempatku. Ada hal yang ingin kusampaikan kepadanya selama ini. Namun aku tak menemukan waktu yang tepat. Karena kami selalu mempunyai hal yang kami bicarakan setiap kali kami bersama dulu. DULU.

We used to be romantic like a prince and princess who don’t care about what people think when they see us. Walaupun harus kejar-kejaran dengan orang yang mengetahui identitasnya yang sebenarnya.

Tak peduli seberapa awkward keadaan saat aku bersamanya. Tak peduli aku yang hanya malu-malu menahan senyuman. Dia selalu mempunyai cara untuk membuatku merasa nyaman bersamanya. Ia tak peduli dengan apa yang orang bicarakan tentang kebodohan yang kami buat bersama. Ia selalu bisa membuatku tersenyu dan menjadi diriku sendiri. Itulah alasan mengapa aku mencintainya, sampai sekarang.

But what about know? Apa dia masih merasakan yang sama? Are we friend or still more? I have no idea.

Dan sekarang, saat dia ada di hadapanku lagi. Tak ada sapaan hangat yang seperti dulu kami lakukan. we staring each other now, like the first time we meet someone new. but actually, I’m not someone new again for him.

“Hai Kayla.” Sapanya dengan senyuman yang masih sama.

“Hai.” Jawabku ke adanya.    

Ku tinggalkan Liam untk mengmapiri Demi yang sudah siap dengan microfonnya.

“Kita tak harus menyanyikan laguku, Kayla. Katakan saja lagu apa yang ingin kau nyanyikan. Aku akan mengikuti keinginanmu.” Kata Demi kepadaku.

Aku mengangguk. Memikirkan lagu apa yang tepat untuk dinyanyikan hari ini, di depan banyak orang dari kalangan atas. Bahkan banyak penyanyi berkeliaran di sini. Aku menghela nafas panjang.

Uncle Simon berjalan ke arah kami dengan senyumannya. Namun ternyata ia tak berhenti di depan aku dan Demi, ia melewati kami begitu saja. Aku dan Demi memperhatikannya. Uncle Simon berhenti pada salah satu krew nya. Membisikkan sesuatu kepada lelaki yang hanya memakai kaos di ulang tahunnya ini. Sepertinya membisiki sesuatu kepada orang lain adalah kegemaran Uncle yang baru.

Kemudian Uncle Simon berjalan naik ke atas panggung melalui tangga kecil yang dipasang di sisi belakang panggung. Ia membawa sebuah microfon. Aku memperhatikan setiap gerak Uncle Simon, berkarisma memang pamanku yang satu itu.

Uncle Si mengucapkan terimakasih kepada tamu undangan yang mau menyempatkan waktunya untuk datang ke acara ulang tahunnya. Uncle Si juga mengucapkan terimakasih kepada penyanyi yang mau tampil di ulang tahunnya.

“Sebagai kehormatan bagiku intuk mempersembahkan seorang gadis yang malu untuk menunjukkan bakatnya kepada dunia. Give applause for my little princcess. Everyone, this is Kayla Edward!” ucapnya dengan mantap. Disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari pada undangan yang berdiri di depan panggung. Yang berada jauh dari panggung berusaha menolehkan kepalanya ke arah panggung untuk melihat apa yang terjadi.

 “Aku akan menyanyikan lagu Demi yang Heart Attack.” Pintaku kepada krew tersebut yang masih berada di depanku.

Ia mengangguk dengan pasti, kemudian kembali ke tempatnya di depan source sound system bersama temannya.

Hold OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang