Our Time

310 16 1
                                    

Author’s PoV

“No, its fine Liam. I worth it. Aku yang merusak hubungan kalian.”

Kayla bersikekeh, untuk menyalahkan dirinya dalam setiap kejadian yang menimpa hubungannya dengan Liam. Karena Kayla merasa dirinya hanya orang baru yang masuk dalam kehidupan Liam Payne dan Sophia Smith yang sedng mengalami masa romantis, sebelum akhirnya Kayla menginjakkan kaki di tanah London dan menyita perhatian Liam pada Sophia. Yang sebenarnya Sophia hanya gadis yang disewa untuk menjadi kekasih Liam di depan public.

“No, its me. Aku yang tak bisa jujur kepadamu. Bahkan saat pertama kita berkenalan dalam dunia maya denganmu aku sudah berbohong, Kee.” 

Liam pun begitu. Ia merasa bahwa Ia adalah lelaki yang tidak bertanggung jawab karena telah berbohong kepada kekasihnya sejak pertama kali berkenalan dalam dunia maya. Begitu juga setelah bertemu dengan Kayla dalam dunia nyata. Liam masih menyembunyikan statusnya dengan Sophia yang ternyata hanya sebatas kontrak yang belum ia putuskan kontraknya saat meminta Kayla menjadi kekasihnya.

“Aku harap, kita akan baik-baik saja walau diawali dengan sebuah kebohongan.” Ungkap Kayla memohon. Liam yang merasa tersindir menyemburkan minuman yang belum sempat ia telan begitu saja. “Itu kan menurutmu? But for me, its doesn’t matter how we start this, the matter is what we get and have now. And keep it last forever.”

Liam tersenyum mendengar perkataan Kayla yang sangat dalam. Liam mengeser posisi duduknya untuk mendekat pada tubuh Kayla yang sedang memandangi sungai Thames yang airnya mulai dipenuhi dengan salju. Dengan gerakan lembut, Liam melingkarkan lengannya pada pundak Kayla. Membawa kekasihnya dalam dekapan hangatnya.

Tanpa Kayla ketahui, Liam telah menyuruh seseorang untuk membersihkan bekas makanan mereka saat Liam memeluknya saat ini. menikmati waktu kebersamaan dengan tanpa bersuara sudah membuat keduanya bahagia.

Pikiran Kayla menerawang. Ia sangat menikmati kebersamannya dengan Liam saat ini. walau di tempat umum dan tak menutup kemungkinan banyak orang yang menyadari keberadaan soerang superstar disekitar mereka dengan seorang gadis yang berada dalam rangkulannya. Kayla tak mempedulikan hal itu, yang ia pedulikan. Liam saat ini bersamanya, mendekapnya lembut seakan tak ingin Kayla diambil oleh orang lain. Kayla menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh Liam kepadanya. Menikmati kebersamaan yang dulu jarang ia rasakan bersama Liam karena terlalu banyak yang menganggu waktu mereka untuk bersama.“Bagaimana persiapan natalmu, Kee?” pertanyaan Liam menyadarkan Kayla.

Kayla pun mendongakkan wajahnya untuk menatap Liam. Dengan senyuman Kayla menggelengkan kepalanya.  “Masih dua minggu. Lagi pula tak ada yang ingin aku siapkan. Well, with another words, I have no plans.” Papar Kayla dengan tawa menyedihkan di akhir kalimatnya.

Dengan sadis, Liam tertawa dengan kerasnya mendengar paparan kekasihnya. “Kau ingin pergi ke kampung halamanku?”

Kayla kembali mendongakkan wajahnya untuk memastikan bagaimana ekspresi Liam saat bertanya. Tak ada yang salah, batin Kayla. “Aku ingin tetap di London. Ingin menghabiskan natal bersama dengan kedua orang tuaku dengan salju di sekita kami untuk yang pertama kalinya.” Dan jika bisa, aku ingin kau tetap tinggal di Kota London bersamaku saat natal. Dalam hati Kayla menambahkan.

Hold OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang