Wise enough?

324 15 0
                                    

Rasa sesal akan selalu datang disaat kita telah mendapatkan kekecewaan yang mendalam. Dan sesal itu tak akan bisa mengembalikan semua yang baru saja terjadi menjadi lebih baik atau bahkan tak pernah terjadi. Namun sayang, itu telah menjadi sandiwara Tuhan untuk membuat umatnya menyesal, sehingga tak akan melakukan kesalahannya dua kali.

Liam berdiri di ambang pintu untuk memandangi gadisnya yang berjalan dengan langkah yang tak sabar. Liam menggerutu kepada dirinya. Ia tak tahu apa yang seharusnya ia lakukan. ingin ia berlari mengejar gadisnya dan membawa sang gadis kedalam pelukannya dan meminta maaf kembali. Namun sayang, Liam tak bisa melakukanya begitu saja. Ia sangat mengetahui bagaimana sifat gadisnya yang tak bisa diajak berkompromi dalam keadaan menangis sedih, apalagi kesedihan yang disertai dengan amarah yang tak kalah besar dengan sedih. Itulah yang membuat Liam hanya memandangi gadisnya tanpa mengejar, karena semua akan percuma. Membuat Liam memutuskan untuk membiarkan Kayla pergi, menenangkan diri dari kesalahan yang dibuat oleh kekasihnya.

“Argg!!!” Liam berteriak frustasi seraya menutup pintu dengan kuatkuat.  Menimbulkan suara bising untuk menjadi pusat perhatian 3/5 of One Direction mendelik hebat ke arah Liam.

“Ada apa?” tanya Niall penasaran. Namun wajahnya mendandakan ia acuh dengan apa yang baru saja terjadi di rumah keduanya itu.

“Apa kau bertengkar dengan Kayla?” timpal Zayn yang tak kalah pensaran.

Semua yang menyaksikan Kayla berteriak-teriak di depan wajah Liam dengan tangisan yang tak bisa berhenti akan langsung menyimpulkan bahwa gadis itu tengah marah hebat. Tapi tak ada yang tau, amarah Kayla hanya dikarenakan kesalahan pamahan. Ya, kesalah pahaman bisa menyebabkan banyak hal baik maupun buruk. Tapi lebih banyak ke buruknya sih.

Louis melipat tangannya di depan dada, pikirannya langsung bisa menebak mengapa Kayla menjadi marah besar. Pasti ada kejadian yang terlihat oleh Kayla di kamar kekasihnya—Liam. Karena sebagai member tertua, Louis mendapat amanah dari Tom—ayah Kayla—untuk menjaga Kayla selama ia berada di sekitar Kayla. Dan kali ini, Louis tak bisa apa-apa. Ia tak bisa menjalankan amanah Tom untuk menjaga Kayla. Itulah mengapa Louis menatap Liam dengan tatapan intimidasi dan membunuh.

“Dia melihat Sophia di kamarku.” Jawab Liam dengan wajah yang tertunduk di tangkup dengan kedua telapak tangannya. Dengan gontai Liam duduk di sofa yang ada di belakang tubuh ketiga sahabatnya.

“What a jealousy girl.” Pendapat Niall masih acuh. Tak ada satu hal yang menyangkut dirinya dalam masalah ini, maka Niall akan merasa acuh dengan apapun yang ada di hadapannya.

“Every girl will be jealous, Nialler.” Bela Zayn. Karena bagaimana pun seorang gadis akan jealous dengan mudah melihat kekasihnya bersama dengan wanita lain berdua di kamar.

“Yeah, but I do know her, tak hanya mungkin dengan melihat Sophia di kamarmu membuat Kayla menjadi semarah ini.” timpal Louis dengan tangan yang masih terlipat di depan dadanya. Ia membalikkan tubuhnya menghadap Liam yang terlihat kacau.

“There are more happens, dude.” Timpal seorang lelaki yang berdiri di atas tangga menuju lantai dua. Dengan keadaan rambut keritingnya yang sangat berantakan. “Sophia had her manstrubating with sex toy in Liam’s room. Kayla saw every shit thing happen.” Lanjut Harry dengan amarah disetiap kata yang ia ucapkan. Langkah Harry menuruni tangga terlihat tidak sabar, ingin segera berada di hadapan Liam dan meninju wajah sahabatnya karena telah berani menyakiti Kayla.

“I told you not to hurt her, Liam.” Tangan Louis yang tengah berada di samping kanan-kiri sisi tubuh mengepal. Ia mengerang dalam keadaan berdirinya. Ia tak tahu harus membela Kayla dengan cara apa di hadapan Liam. Karena Liam adalah sahabatnya yang jauh lebih lama dari pada ia bersahabat dengan Kayla.

“Kau telah berjanji kepada ku, Liam.” Timpal Zayn yang ikut berdiri dengan tatapan tajam ke arah Liam.

Dengan orang yang ditatap tak percaya ketiga sahabatnya akan menggila seperti ini karena kesalah pahaman saja. Bukan karena Louis, Zayn ataupun Harry mempunyai perasaan juga kepada Kayla. Mereka telah berjanji untuk menjaga Kayla. Tidak mereka telah melakukan perjanjian untuk tak menyakiti seorang gadis yang telah memenangkan hati mereka. Bahkan, The boys telah membuat kesepakatan untuk tak menjalin hubungan dengan seorang gadis jika tak mencintai gadis itu dan hanya ingin mempermaikan gadis tersebut. Perjanjian konyol memang, tapi itulah yang telah disepakati oleh kelima lelaki muda dalam One Direction.

“Kau berjanji kepada kita.” Tegas Harry yang mempunyai tatapan paling tajam dan wajah yang paling merah padam. Menyeramkan. Harry tak pernah semarah ini masalah perempuan. Well, semua member juga tau jika Harry mempunyai perasaan yang lebih kepada Kayla sejak pertama kali melihat Kayla di samping tubuh gagah Simon Cowell yang memasuki basecamp One Direction dengan wajah tersipu malu.

Skak mat. Liam tak bisa menyengkal dengan segala hal yang ada dipikirannya untuk membela. Semua kata yang tersusun hanya sampai di bibirnya saja, tak sampai keluar menimbulkan suara. Atau ketiga sahabatnya—minus Niall yang acuh—akan membuatnya lebih terpuruk dari hanya memberikan tatapan tajam.

“Kau tau, liam. Jika ini terjadi antara aku dan Perrie. Aku akan mengejarnya kemanapun ia melangkah. Karena aku mencintainya dan tak ingin sedikitpun menyakitinya.” Komentar Zayn yang sudah tak bisa berfikir jernih tentang masalah ini.

Seorang Liam Payne yang dieluh-eluhkan menjadi orang paling dewasa dan bijaksana di antara kelima anggota One Direction tak bisa membuat dirinya sendiri terbebas dari masalah yang menimpanya. Bahkan memberi nasehat kepada dirinya sendiri pun Liam tak bisa. Untuk saat ini.

“I would do the same as what you wanna do, Zayn.” Ungkap Liam kemudian dengan suaranya yang bergetar.

“Dan mengapa kau masih berada di sini jika kau akan melakukan apa saja yang bisa membuat gadismu kembali tersenyum dan menghapus airmatanya?!” tanya Harry dengan tak sabaran.

Harry tak sepenuhnya menyalahkan Liam atas insiden Kayla menangis dan berlari meninggalkan basecamp One Direction. Karena Harry tau,ini sudah direncakan oleh Sophia Smith yang masih ingin menggagalkan hubungan Liam dan Kayla dengan bagaimana pun caranya.

Tapi tetap saja, Liam ikut mengambil peran dalam membuat Kayla menangis. Karena Liam dengan sengaja bahkan mempersilahkan gadis yang dalam keadaan mabuk masuk ke dalam kamarnya. Yang berakhir dengan permainan gadis bernama Sophia itu dengan sex toy yang sudah dibawa dari rumah.

Terkadang cinta memang rumit. Ketika kau sudah terlanjur jatuh cinta kepada seorang. Kau akan merasa kaku untuk meminta maaf, berkata pun tak bisa. Atas apa yang bukan karena kesalahanmu sendiri.

Itulah yang dirasakan Liam. Ia tak bisa berbuat apa-apa untuk menyelesaikan masalahnya hari ini juga. Liam memutuskan untuk menunggu emosi gadisnya—Kayla—mereda. Memantau perkembangan keadaan Kayla dari kejauhan. Dan meminta Tom untuk mengabarinya setelah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada Tom.

Hold OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang