Nama gue, Chelsea.

569 29 13
                                    

"Lo liat gadis diseberang itu? Gue suka sama dia."
"Apa dia cukup cantik, hingga seorang Bagas Rahman bisa tertarik padanya?"
"Tidak, dia sama sekali tidak cantik. Dia bahkan tidak perduli terhadap lingkungan sekitarnya. Dia tidak memiliki seorang temanpun, dan dia juga sangat tidak realistis." Bagas tersenyum, setelah mendeskripsikan perihal gadis yang ada dihadapanya.
"Terus, apa yang biiin lo jatuh cinta sama cewek model dia?" Bagas kembali mengulum senyum.
"Lihat saja"
Beberapa detik kemudian, gadis dengan rambut panjang dikuncir itu menoleh. Menyisakan Bagas yang tersenyum puas, dan teman disampingnya membelalak.
"Gipa men, itu sih bukan cantik lagi. Dia cantik banget. Pantes aja lu demen sama itu cewek. Mana muka bening kek lampu philip gitu. Duh... Naksir gue" Demi mendengar itu, sekarang gantian Bagas yang membelalakan matanya.
"Anjir lu, lu mau nikung gue?!!"
"Lu juga belum deket kan sama dia?"
"Terus? Lo mau dengan lancang ngambil dia dari gue gitu??! Oh, gitu?! Oke, kalau gitu kita saingan."
Perdebatan dua sahabat itu terus berlnlanjut. Hingga mereka tidao sadar, bahwa gadis yang mereka bicarakan sejak tadi sudah didepan mereka.

Chelsea menoleh merasa sedang diperdebatkan. Bersedekap, Chelsea hanya memandang dua pria yang kini duduk diseberang kursinya. Satunya, Memiliki tubuu tinggi, sedikit atletis dan tampan. Sementara satunya, lebih pendek dengan wajah sedikit tembem dan lesung diwajahnya. Chelsea tahu, mereka adalah Bagas dan Diffa. Dua sejoli yang sudah seperti pasangan kekasih itu ada di kelas internasional. Beberapa mata kuliah mereka satu kelas dengan Chelse. Sehingga Chelsea sedikit tahu tentang mereka.
Bagas, pria itu memiliki selera humor yang bagus. Sayangnya, dia selalu jaga images kepada seseorang yang belum dikenalnya. Tampan tapi munafik.
Satunya lagi, Diffa. Dia sedikit lebih pandai bersosial dibandingkan Bagas. Tapi setiap perempuan seolah adalah miliknya. Cerdas, tapi brengsek.
Chelsea mengulum senyum hingga akhirnya mendekati kedua pria tersebut yang masih sibuk dengan perdebatan mereka.

"Ehm.." Chelsea berdehem, mereka menoleh.
"Nama gue, Chelsea. Agatha Chelsea. Jangan panggil gue dengan " gadis itu" itu mengganggu sekali. Ah, dan ya.. Gue gak tertarik buat suka salahsatu dari kalian"
Setelah mengucapkan hal tersebut. Chelse berlalu dari hadapan Bagas dan Diffa. Meninggalkan mereka yang melongo dibuatnya.
Chelsea. Cantik, tapi sadis.

Thanks for vote and read.
Salam
Cen

Dear, NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang