Chelsea berjalan cepat melewati koridor kampusnya. Tidak perduli pada sapaan teman temannya. Hanya berjalan hingga seseorang memegang lengannya.
"Chel..." Chelsea menoleh, mendapati Bagas kini dihadapannya. Chelsea mengerutkan kening.
"Ada apa?"
"Apa lo baik baik aja?"
"Emang gue kenapa?" Chelsea tambah mengerutkan keningnya dalam.
"Um... Itu.."
"Kalau lo cuma mau bercanda sama gue, bisa nanti kan? Gue ada presentasi sekarang. Dan gue udah telat. Btw, cengkraman tangan lo bikin pergelangan gue sakit." Chelsea melepas dengan paksa genggaman Bagas, untuk sesaat kemudian berlalu dari hadapan Bagas tanpa mengucap apapun. Bagas tersenyum kecut, ia telah menjadi Chelsea yang seperti biasanya. Sadis.Chelsea buru buru membuka laptopnya. Kelas akan dimulai 15 menit lagi dan bahkan Chelsea belum menyiapkan apapun.
Ting!
Ajaib. Tugasnya sudah selesai, bahkan disertai bentuk laporan lain yang lebih menarik. Chelsea melotot tajam demi melihat apa yang ada dihadapannya. Mengerutkan kening, sekarang Chelsea justru heran dibuatnya.
"Eh? Siapa yang ngerjain tugas gue? Kayaknya semalem gue belum ngerjain ini kare... " Chelsea kembali membelalakan matanya.
"Apa mungkin Bagas yang ngerjain tugas gue?"
Benar. Bagas pasti telah mengerjakan tugasnya. Dan dengan jahatnya, Chelsea justru memaki lelaki baik itu. Chelsea mengacak rambutnya. Frustasi.Bagas baru saja keluar dari kamar mandi sebekum seseorang menariknya paksa. Ingin berontak. Setelah melihat siapa yang kini memegang tangannya, Bagas justru tersenyum simpun dan membiarkan pergelangan tangannya yang sudah pasti memerah akibat terlalu kencangnya genggaman itu.
Bagas tersenyum menatap gadis dihadapannya ter engah engah karena sedikit berlari tadi.
"Gas, lo ngerjain tugas gue?"
Bagas mengangguk.
"Dan itu yang bikin lo tidur di meja belajar semalem?"
Bagas bergidik.
"Dan tadi pagi gue marah marah sama lo?"
Kali ini Bagas meringis."Ih, jangan cuma diem. Jawab pertanyaan gue?!."
Bagas tersenyum
"Bener gue tadi malem ngerjain tugas lo. Tapi kalau untuk tidur di meja belajar, kayaknya itu hampir udah jadi kebiasaan gue. Dan kalau untuk lo marah marah sama gue tadi pagi... Itu bener, karena emang itu hobi lo marah marah sama gue. Jadi gak masalah." Bagas mengatakannya dengan santai yang membuat Chelsea menggeleng frustasi."Gas... Sorry."
"Buat apa?"
"Dan makasih juga" kali ini, Chelsea menunduk dalam.
"Ada apa chel?" Bagas memegang bahu Chelsea.
"Sorry karena gue udah marah marah sama lo. Makasih karena kemaren udah bantuin gue" Bagas tersenyum.
"Gue bakalan lakuin apapun buat lo Chel,"
Kali ini Chelsea mendongak. Menatap dalam mata Bagas yang membuatnya membeku seketika.
"Gas... Please. Jangan beri gue cinta." Chelsea melepaskan tangan Bagas dari bahunya, untuk sedetik kemudian meninggalkan pria yang kembali patah hati karena gadis berkuncir kuda itu."Lo gak butuh cinta, tapi gue butuh lo chel." batin Bagas.
To be continue...
Thanks for read and vote
Salam
Cen
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Name
Fanfic#42 in #Bagas "Bagaimana aku bisa percaya pada oranglain. Saat tidak pernah benar benar ada yang perduli akan aku."-Agatha Chelsea "aku perduli, dan aku percaya padamu."-Bagas Rahman Thanks kalian semua😘