"Chelsea..." Chelsea menoleh, mendapati Diffa yang berlari kecil ke arahnya. Mengerutkan kening, heran kenapa pria itu tumben menyapanya dahulu, biasanya, Chelsea lah yang akan mengumpat pada pria itu.
"Chel, gue mau ngomong sesuatu sama lo."
"Ngomong aja" jawab Chelsea cuek.
"Duduk disana yuk" Chelsea mengikuti arah telunjuk Diffa, untuk kemudian berjalan mendahului Diffa.
"Kenapa dif? Gue gak bisa lama lama. Ada diskusi."
Diffa meremas tangannya yang mendadak dingin.
"Gue... Sebenarnya... Gue..." Chelsea masih menunggu kalimat apa yang hendak Diffa ucapkan, sebelum akhirnya Angel datang menghampirinya.
"Chel, dicariin Marsha tuh tadi. Katanya mau ditraktir makan soto." demi mendengar kalimat Angel, Chelsea sudah melotot sekarang.
"Gratis??"
Angel mengangguk. Dan tanpa disuruh dua kali, Chelsea sudah melesat dengan kecepatan cahaya. Meninggalkan Diffa dan Angel yang melongo dibuatnya.
"Gue... Ditinggalin cuma karena gratisan soto?"
"Ahahahaha itu artinya, bagi Chelsea, lo gak lebih mahal dari harga soto warung seberang"
"Sial!!" Diffa hendak berlalu dari tempatnya, sebelum akhirnya Angel mencegahnya.
"Lo suka sama Chelsea?"
Diffa membeku,
"Bukan urusan lo"
"Jelas urusan gue, dia sahabat gue. Dan gue tahu dengan baik gimana sifat lo"
Diffa mengerutkan keningnya
"Mau lo apa?"
Angel duduk disebelah Diffa."Chelsea takut jatuh cinta dif, dia gak percaya sama sesuatu yang kita sebut cinta. Karena berkali kali dia dikhianati oleh cinta. Itu membuatnya menjadi seperti apa yang lo liat sekarang."
Chelsea tidak bisa berhenti tersenyum walau sejenak. Langkahnya memburu demi mendengar 'soto gratis' yang Angel sebutkan tadi. Terlalu sibuk membalas pesan dari Marsha, hingga tanpa sadar Chelsea menabrak seseorang dihadapannya.
"Maaf, maaf... Ya ampun.. Gue gak sengaja..." Chelsea memungut barang barang berserakan yang dibawa orang tersebut.
Chelsea mendongak, dan mendapati wajah Bagas disana.
"Elo gas, sorry ya.. Gue gak sengaja"
"Mau kemana sih Chel, buru buru amat"
"Mau makan" setelah selesai membantu Bagas, tanpa mengucapkan apapun lagi. Chelsea berlalu dari hadapan Bagas. Namun, belum genap dua langkah, Bagas menahannya.
"Chel, gue mau bicara sama lo. Sebentar" Chelsea mengerutkan kening. Bertanya tanya apakah Bagas dan Diffa hari ini janjian untuk bicara dengan Chelsea. Chelsea hanya mengedikan bahu, untuk kemudian duduk di kursi sebelahnya.
"Kenapa?"
Bagas menghembuskan nafas panjang, untuk kemudian menatap Chelsea serius.
"Chel, kenapa sih lo benci banget sama gue?"
Chelsea mengerutkan keningnya.
"Gue gak pernah bilang kalau gue benci sama lo kan?, tapi gue juga gak pernah bilang kalau gue suka sama lo"
"Kenapa?" sekarang giliran Bagas yang bertanya.
Chelsea menghembuskan nafasnya."Gue cuma gak suka, sama orang orang yang bertindak seolah mereka perduli sama gue. Gue gak suka sama orang orang yang ngandelin eksistensinya cuma buat dapet temen atau pasangan. Kalau lo pikir, dengan lo bersikap baik dan pura pura jadi mahasiwa normal kek yang lainnya bakalan bikin gue jatuh cinta sama lo. Lo salah gas, justru gue benci ngeliatnya. Berasa munafik tau gak?. Bersikaplah biasa. Gue justru lebih suka orang orang angkuh tapi menunjukan wajah asli mereka. Kalau memang suka ya suka. Jangan memaksakan diri buat suka sama gue gas. Lo cuma tertarik aja karena gue gak sama kayak perempuan lain yang biasanya ketipu sama tampang lo." Chelsea hendak berlalu dari hadapan Bagas, namun kemudian Bagas mencegahnya.
"Gue beneran suka sama lo Chel, apa lo gak bisa sekali aja buka hati lo buat gue seenggaknya."
Chelsea tersenyum kecut.
"Gue pernah bilang sama lo kan gas, untuk gak bikin gue jatuh cinta sama lo? Sekarang gue pertegas. Kalau lo bilang cinta sama gue, untuk kemudian lo bakalan ninggalin gue. Akan lebih baik lo gak bilang itu sekarang. Gue, takut kehilangan gas. Dan, bentar lagi lo juga bakalan pergi ke Singapura bukan? Jangan bikin gue jatuh cinta untuk kemudian bikin gu patah hati sekaligus, gas."
Chelsea melepas genggaman tangan Bagas dan berlalu dari hadapannya. Meninggalkan Bagas yang membeku ditempat.To be continue
Thanks for read and vote
Salam
Cen
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Name
Fiksi Penggemar#42 in #Bagas "Bagaimana aku bisa percaya pada oranglain. Saat tidak pernah benar benar ada yang perduli akan aku."-Agatha Chelsea "aku perduli, dan aku percaya padamu."-Bagas Rahman Thanks kalian semua😘