Kenapa?

316 15 0
                                    

"Karena ada banyak hal yang tidak diketahui oranglain akan aku. Mereka hanya tahu, bahwa akulah Agatha Chelsea. Aktivis perempuan cantik yang jiwa sosialnya tinggi, namun tidak cukup baik bersosial. Mereka hanya tahu itu, kemudian dengan bangga mendikte, bahwa aku hanyalah gadis kasar yang bersembunyi dibalik embel embel gelar aktivis dan 'calon' penulis yang ada padaku. Mana perduli mereka akan bagaimana kehidupanku. Lebih tepatnya, bagaimana aku hidup selama ini. Mereka sungguh tidak perduli akan kebenaran itu."

Chelsea menyesap kopi pahitnya untuk kesekian kali. Chelsea sangat tahu, ini akan berakibat buruk bagi pencernaanya nanti. Siapa perduli? Duduk disini, dengan secangkir kopi hitam dan ponsel yang sudah hampir habis batrei-nya itu, Chelsea menikmati deru angin yang menelisik membiarkan rambutnya sedikit berantakan karenanya. Menghiraukan orang orang yang sibuk bercengkerama dibelakangnya. Chelsea bukan tidak punya teman, ada Angel yang akan setia menemani Chelsea kemanapun. Tapi, Chelsea lebih suka begini. Duduk sendiri tanpa ada oranglain yang harus diperhatikan atau memperhatikan Chelsea.

Hingga beberapa detik kemudian, suara gaduh terdengar jelas dalam gendang telingannya. Cgelsea mendengus, paham benar siapa yang kini akan menghampirinya.

"Oey... Chel, ternyata disini. Kok gak bales chat gue sih?." Chelsea hanya meringis mendengar salahsatu ocehan sahabatnya dalam sesama anggota aktivis kemanusiaan itu, sambil menunjukan handpone-nya yang sudah mati karena habis batrei. Chelsea meringis sebagai tanda "maaf" kepada temannya itu.

"Huu... Dasar. Eh, lu minum kopi? Emang, pencernaan lu bakalan baik baik aja setelah ini?." Chelsea kembali meringis, pertanda bahwa pencernaannya tidak akan baik.
"Gak usah gaya gaya-an minum kopi deh. Eh, gimana? Ntar sore berangkat gak?" Chelsea mengerutkan dahinya sejenak untuk kemudian menepuk pelan, teringat bahwa nanti sore akan ada rapat untuk pembahasan bakti sosial tiga bulan mendatang. Pun, Chelsea lupa bahwa sore nanti dirinya harus hadir dalam rapat pembahasan ulang tahun Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dua minggu kedepan.

"Kayaknya gue gak berangkat deh. Gue ada kelas tambahan ntar sore."
"Lu terlalu sibuk Chel" Chelsea hanya tersenyum simpul.

"Bukan terlalu sibuk. Setidaknya aku tahu, kemana harus menyembunyikan diri dari dunia kejam ini".

Chelsea masuk kedalam kelasnya, jam ditangannya menunjukan pukul 4.10 namun baru tiga orang yang hadir di kelas tambahan sore ini. Tanpa perduli, Chelsea memasang headphone di telinganya, untuk kemudian memasang musik keras keras.
15 menit, Chelsea mulai merasa tidak baik dengan pencernaanya. Sial!, kopi itu benar benar bereaksi sekarang. Tepat seperti perhitungan Chelsea. Chelsea memenlgangi tangannya yang mulai dingin. Bergidik pelan, Chelsea menguatkan diri untuk tidak ambruk sekarang. Siapa yang akan mengangkatnya hingga kost-annya nanti?. Chelsea melepas headphone yang semakin membuatnya mual. Mengetuk ngetuk kepalanya diatas meja, seseorang menepuk pundak Chelsea pelan. Chelsea mengangkat kepalanya dan mendapati Bagas yang sedang menatapnya antara khawatir dan ... Takut?.

Chelsea mengernyit, pertanda 'ada apa?' tanpa menjawab, Bagas hanya menunjuk kedepan dimana ms Novia sudah duduk sambil mengabsen dengan rapinya didepan sana.
Tepat setelah Chelsea mengangkat kepalanya, ms Novia memanggilnya.

Chelsea sedikit berjalan keluar dengan cepat dari kelasnya, perutnya sungguh sudah tidak bisa diajak kompromi, tangan dan kakinya juga sudah semakin dingin saja. Chelsea sedikit terhuyung, hingga beberapa detik kemudian rasanya tubuhnya akan ambruk.

Satu...

Dua...

Ti..

Tidak. Tubuhnya tidak jadi ambruk. Ada seseorang yang menahannya. Chelsea memegangu kepalanya yang semakin pusing, lamat lamat Chelsea dapat melihat dengan jelas bahwa itu Bagas. Tapi, kenapa Bagas?

To be continue.
Thanks for read and vote.
Salam
Cen

Dear, NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang