15. My First Blowjob

114 3 0
                                    

Di hari sabtu sore selepas pulang sekolah, Aku dipanggil oleh Pak Rifky ke ruangannya. Disana Pak Rifky memberitahukan dan memintaku untuk mengikuti lomba LCT yang seharusnya cukup diwakili oleh kelas 10 saja. Berhubung lomba LCT ini sangat bergengsi dan prestesius antar sekolah sekota kami, maka Aku sangat dibutuhkan untuk membantu membawa piala kemenangan ke sekolah kami.

"Baik Bapak saya bersedia, kira-kira kapan Lombanya?" tanyaku dengan pelan.

"Besok Senin di SMAN TIGA, pagi-pagi kumpul dulu di depan kepala sekolah ya Michel, karena ada pengarahan dari Ibu Tutiek sebelum berangkat keperlombaan," ucap Pak Rifky kepadaku.

"Siap Pak saya mengerti," ucapku dengan pelan.

Jika hanya membantu saja, mungkin Aku tidak terlalu ekstra belajar lebih keras, cukup membaca dan berlatih dengan soal-soal yang sudah ada.

Di depan pintu gerbang sekolah, sudah berdiri Rio yang bersandar di motor Ninja hijaunya, matanya terlihat berbinar ke arah diriku.

"Apa yang sebenarnya dia fikirkan saat melihat diriku ya?, mengapa kedua matanya seakan berbinar seperti itu? Apa arti pandangannya itu? Jujur mata itu sangat menggoda perasaanku," tanya batinku sambil berjala pelan ke arahnya.

"Bokap dan Nyokap Gue ngajak Lo makan malam di rumah Gue hari ini, bisa gak?" tanya Rio dengan pelan ke arahku.

"Dalam rangka apa? Nanti malam ini?" tanya balikku ke arahnya.

"Gue juga kagak tahu dalam rangka apa, yang pasti Gue sekarang mau ngajak Lo main ke kamar Gue, biar nanti malam bisa langsung turun bareng ke meja makan," ucap Rio sambil menaiki motor besarnya itu.

"Naik" ucap Rio sambil menghidupkan motor besarnya.

"Gue belum ngomong setuju!" seruku ke arah Rio.

"Naik! atau Gue harus nyipok Lo di depan anak-anak, baru Lo ngomong setuju?" ucap Rio sambil memakai helem sporti miliknya.

Tanpa babibu, Aku segera naik, meskipun dengan muka sedikit kesal. Aku merasakan ada tekanan di batin dan fikiranku. Di satu sisi Aku harus meminta izin terlebih dahulu ke Ibu atau Ayah di rumah bahwa anaknya akan pulang malam, di satu sisi lain Aku sangat senang diajak oleh Rio untuk makan malam dengan kedua orang tuanya.

"Gue harus SMS dulu ke Ibu, kalo ada kerja kelompok malam ini, jadi agak telat pulang nya," ucap batinku sambil menarik handphoneku dari saku celana.

Sore itu pukul 14.35 di jam tangan yang Aku pakai, saat Aku memasuki ruangan kamar Rio, ada yang sedikit berbeda terasa, hingga membuatku sedikit terkagum.

"Wah jadi rapih, bersih dan harum ya," ucapku sambil melihat ke segala sisi ruangan kamar. Tanpa Aku sadari, Rio sudah menutup pintu kamarnya kembali dan menguncinya dari dalam. Aku menoleh dan membalikan tubuhku kearahnya.

Dia hanya tersenyum dan matanya terlihat masih berbinar ke arahku. Dia berjalan pelan, mendekat dan terus mendekat, hingga hembusan nafasnya bisa Aku rasakan sudah ada disekitar pipi dan leherku. Perlahan, bibirnya yang lembut dan manis itu mulai dikecupkan ke bibir merahku. Saat menyadari dia mulai menciumku lebih dalam, Aku segera menolaknya dengan cepat.

"Sorry, Gue lagi gak mood Rio," sambil membuang wajahku ke salah satu sisi dinding ruangan kamar itu.

Wajahnya sedikit kaget saat diriku menolak kecupan manisannya.

"It's Ok, Hmm..kalo gitu kita main PS4 aja ya," ucap Rio sambil mengarahkan wajah nya ke PS4 dan stick games yang ada di lantai kamarnya.

"Gue setuju, main PS aja," ucapku sambil segera mengambil salah satu stick games yang ada.

MICHEL IBRAHIM ZEIN (18+| BoyXBoy )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang