27. Tamu yang Tidak Diharapkan

154 9 0
                                    

Tepat 6 bulan sebelum ulang tahun kelima anak kami, di sore hari itu Aku diberitahu oleh Rachel bahwa dirinya akan menyambut tetangga baru, yang baru saja menetap di depan rumah kami. Maklum saja, kompleks rumah kami kini dalam beberapa tahun telah berkembang menjadi kompleks yang sangat elit di kota Serang-Banten. 

Korelasi yang muncul saat adanya pendatang baru di kompleks kami biasanya adalah seperti yang akan kami lakukan sekarang; menyambut mereka untuk makan malam bersama di rumah kami. Pendatang baru di kompleks perumahan kami biasanya adalah seorang pejabat di pemerintahan atau perusahaan swasta, atau pun seorang yang terkenal dan berpengaruh di daerah Banten. Sehingga sangat penting menjalin hubungan dekat dari awal ketika mereka datang.

Hampir semua orang tahu dengan rumahku—Keluarga Michel, di kompleks perumahan kami itu. Kami sangat terbuka dengan siapa pun dan kapan pun untuk bisa berkunjung ke rumah kami, meskipun hanya sebatas main atau minum teh.

Sebuah panggilan masuk ke Iphone milikku, 

"Mic Lo dimana? Itu tetangga baru kita, nanti malam mau makan bareng di rumah kita, awas Lo ya telat, pokok nya jam 19.45 Lo harus udah di rumah, soalnya Gue buat appointment sama mereka itu jam 20.00!" seru Rachel dengan suara tingginya. 

"Iya sayang, Gue gak bakal telat, Gue udah di jalan besar dari arah Anyer, Lo mo nitip Apa?" tanyaku ke arah nya.

 "Hmm...kayaknya gak ada deh, oh ya tetangga kita ini katanya suaminya itu pejabat kepolisian di Polda Lo Mic, Gue takut aja kalo Lo telat, terus pandangannya negatif ke keluarga kita," jawab Rachel sambil menyerocos dengan cepat.

 "Iya..iya..Gue gak bakal telat, si Giorgio ikut juga gak?" tanyaku kembali ke Rachel. 

"si Giorgio udah tidur Michel, dia persis kayak Lo sekarang, Abis makan dikit aja terus tidur..ha..ha..," jawab Rachel sambil tertawa. 

"Ha..ha..namanya juga anak Gue, pasti ngikut kayak Gue lah, tapi lebih baik dia tidur aja yang biar gak ganggu juga. Oh ya, bikin makanan yang enak ya yang biar tetangga kita terpesona dengan makanan buatan Lo!" seruku ke Rachel. 

"Tenang, semua sudah siap! Pokoknya Lo jangan sampe telat aja!" seru Rachel sambil kemudian menutup sambungan telepon itu.

Sambil mengendarai mobil Rush biruku, beberapa kali Aku tersenyum memikirkan istriku itu. Aku tahu, Rachel sangat berbeda dengan para istri yang ada di kompleks perumahan kami. Aku akui, istriku sangat luar biasa bahkan kuanggap sebagai supermom. Disela-sela sebagai Ibu rumah tangga dengan satu anak dan juga sebagai wanita karir sebagai peneliti senior di salah satu Lembaga Penelitian dibawah Kementerian Perikanan dan Kelautan di Serang-Banten, dia masih bisa aktif membangun hubungan komunikasi yang harmonis antar rumah di kompleks perumahan kami sekarang.

 Jauh-jauh hari, sebelum tetangga baru depan rumah kami datang, Aku sudah diberitahu oleh Rachel akan adanya pasangan suami istri yang baru menikah, yang akan menempati rumah mewah di depan rumah kami sekarang. 

Pasangan suami istri baru itu kemungkin baru saja pulang dari berbulan madu, sehingga Rachel berpesan jangan terlalu kaget jika tetangga baru kami itu masih membawa sisa-sisa bulan madu mereka di depan kami berdua.

Kini mobilku sudah masuk ke dalam kompleks perumahan, dengan cekatan Aku langsung memarkirkan Toyota Rush biruku ke ruang parkir rumah kami. Aku segera mengetok pintu dari samping rumah dan memasukinya tanpa ada yang tahu Aku telah membukakan pintu nya dari luar. 

"Astagfirullah Michel! Ko lewat samping sih! Kalo sampe Gue kepikiran Lo maling, bisa Gue tusuk Lo pake pisau tadi!" seru Rachel sambil menata makanan di meja makannya. 

MICHEL IBRAHIM ZEIN (18+| BoyXBoy )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang