10. Awal Pertengkaran Kami

249 11 0
                                    

Malam itu benar-benar malam terberat bagiku, Aku tidak bisa bangun dan tidak bisa bergerak sama sekali, tetapi fikiran dan batinku masih mampu menangkap apa yang ada di sekitarku. Aku bisa merasakan tubuhku diangkat dan beberapa orang membantu menolongku. Tidak lama, sebuah ambulan datang dan membawaku pergi bersamanya, di saat itulah Aku benar-benar memaksa fikiran dan batinku untuk beristirahat sementara, menutup kesedihan malam itu dengan kegelapan mimpi dalam damai.

Dear kegelapan mimpi dalam damai.

Aku ingin engkau menghapus memori malam ini, Aku tidak ingin mengingatnya kembali saat orang yang Aku tidak ingin temui itu-Rio, telentang di kursi dengan tanpa sehelai pakaian. Kedua tangannya menaik turun kepala seseorang wanita yang sebenar nya Aku ingin temui-Dessi. Aku bisa melihat dia sangat menikmati permainan itu, sedangkan seseorang yang Aku kenal sebagai kakak kelas kami-ketua basket itu, menikmati bagian belakang Dessi sambil memaju mundurkan pinggul dan kemaluannya.

Aku tak mengacuhkan siapa dan apa yang dilakukan orang lain di ruangan itu, tapi hatiku hancur saat ketakutan fikiranku menjadi kenyataan di depan mataku sendiri. Walaupun hatiku telah hancur, Aku tahu bahwa Kau bisa mengembalikan dan menghapus kembali diriku seperti tidak pernah mengenalnya kembali.

Michel.

Ke esokan hari nya, Aku tersadar dan mulai merasakan sebuah pegangan lembut dan hangat ada di tangan kananku. Mataku melihat ibuku tertidur duduk dengan kepalanya yang dibiarkan jatuh di sebagian kasur yang Aku pakai. Sedangkan kedua tangannya memegang tangan kananku.

Perlahan, Aku mulai menggerakan kedua tanganku, tanpa sadar justru itu membuat Ibuku terbangun dan kaget melihatku yang telah siuman.

"Michel, oh anak Ibu!" seru Ibu sambil mencium pipi dan keningku.

Aku tertawa geli saat ibuku mencium-cium pipi dan keningku. Aku melihat rawut bahagia yang terlihat dari Ibuku.

"Coba Nak, kalo Ibu gak lupa bawain kamu obat Asmamu, pasti gak kayak gini jadinya, maafin Ibu ya," ucap ibu sambil mengelus kening ku.

"Gpp Bu, justru Michel yang minta maaf ngerepotin Ibu karena harus dibawa ke rumah sakit" jawabku dengan pelan.

"Untung nya kamu punya temen baik ya Nak, ngebantu bawa ke rumah sakit," ucap Ibu ke arah ku.

"Ibu ditelepon sama Ilham dini hari, katanya kamu masuk ICU karena kamu terlalu mikirin tugas kerja kelompok ditambah harus ngejar target juara olimpiade fisika provinsi, jadi tiba-tiba Asma kamu kambuh, terus mereka bawa kamu ke rumah sakit terdekat," ucap Ibu sambil meneruskan ceritanya.

Aku hanya tersenyum dan membiarkan Ibuku bercerita panjang lebar kepadaku. Di dalam batinku, Aku ingin tertawa sekaligus ingin mengucapkan rasa syukurku karena memiliki teman-teman yang pengertian dan cerdas dalam mengambil tindakan untuk diriku, meskipun kadang-kadang, mereka sedikit lebay.

Siang hari itu, Aku telah dizinkan pulang oleh dokter, Aku kembali beristirahat di kamar sederhanaku. Sekitar pukul 3 sore, Ilham, Joni dan salah satu orang yang Aku merasa kenal menjengukku di rumah, mereka semua masing-masing membawa cemilan, buah dan minum-minuman untukku.

"Ya ampyun Michel, maafin kita ya, yang gak tahu kalo Lo itu punya riwayat Asma," ucap Joni ke arah ku.

"Hooh, maafin Gue juga ya Mic, sampe Lo tepar kayak gini," ucap Ilham menimpali.

"Justru Gue yang minta maaf ngerepotin kalian karena Asma Gue yang kambuh," ucapku dengan pelan.

"Oh ya Mic, Lo kenal gak cowok ganteng ini?" tanya Joni sambil menunjuk seorang lelaki sepantaranku yang ada disampingnya.

MICHEL IBRAHIM ZEIN (18+| BoyXBoy )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang