17. Sarapan di rumahku

225 12 0
                                    

Di hari Senin, sesuai dengan perencanaan, Aku bersama dengan adik-adik kelasku dan ditemani dengan Pak Rifky pergi ke SMAN TIGA untuk mengikuti lomba LCT yang katanya bergengsi dan prestisius di kota kami. 

Aku tidak mengetahui mengapa Lomba ini sangat prestisius, padahal terlihat sama saja seperti lomba LCT sekota lainnya, Aku tidak melihat ada yang berbeda. Butuh waktu hingga Dzuhur, sampai akhirnya kami mutlak menyingkirkan semua lawan dan berhak membawa piala juara umum LCT itu ke sekolah kami. 

Selesai acara Lomba itu, seorang murid SMAN TIGA yang Aku kenal mendatangiku. 

"Zein!, Selamat atas kemenangannya, kemampuan Lo skill dewa banget, semua soal tadi kayak snack buat Lo, Gila!" seru Gabriel kepadaku. 

"Ha..ha.. bisa aja Lo Gab," ucapku sambil tertawa senang. 

"Oh ya btw Lo dah sembuh dan gak Asma lagi kan?" tanya Gabriel dengan pelan. 

"Gak, selama gak ada pemicunya, Asma Gue gak bakal kambuh lagi," jawabku ke arahnya. 

"Baguslah, Oh ya Lo gak mau ke club lagi?" tanya Gabriel kembali. 

"Gak ah Gab, Gue kayaknya gak cocok disana, biar Jini yang gantiin Gue disana..Ha..ha.." jawabku dengan sedikit bercanda. 

"Yah padahal Gue berharap Lo bisa ke club lagi, ada yang Gue mo ditunjukin ke Lo, Oh ya akhir malam minggu ini ada festival kembang api di kompleks pecinan di Kota, ada pertunjukan seni,dan jajanan murah juga loh, Lo mau gak ikut bareng Gue kesana?" tanya Gabriel dengan penuh harapan.

 "Oh malam minggu ini?" tanyaku arah nya. 

"Iya malam minggu ini, berhubung Gue juga lagi libur, Gue mo ngajak Lo, tapi kalo Lo sibuk juga gpp, biar Gue ajak si Jini aja," jawabnya dengan sedikit tertunduk ke arah ku. 

"Hmm, Ok nanti Gue fikirin dulu Gab, sorry  Gue belum bisa jawab sekarang," ucapku ke arah nya. 

"Gpp ko, justru Gue yang harus minta maaf udah kayak nodong Lo, padahal Gue juga gak begitu lama deket sama Lo, Oh ya Gue malam Minggu kemarin nge-chat WA Lo, nyampekan?, sorry  Gue chat Lo malam-malam waktu itu, soalnya gak tahu kenapa tangan Gue pengen nge-chat Lo waktu itu, Gue minta maaf ya Zein," ucapnya dengan sedikit tersenyum kepadaku. 

"Oh yang itu, Iya gpp, nyampe ko, tapi sorry  Gue juga belum balas, soalnya keburu tidur duluan," ucapku sambil menatap wajahnya. 

Selepas dari pertemuan dengan Gabriel,  Aku langsung ke Rumahku, bukan ke Sekolah kembali. Pak Rifky telah mengizinkanku untuk langsung beristirahat dan mengucapkan terimakasih karena telah membantu Tim LCT sekolah dengan membawa kemenangan mutlak. 

Malam harinya, Aku menikmati makan malam bersama keluarga, menikmati setiap senyuman diantara kami bertiga dan mensyukuri setiap butir nasi yang kami  masih bisa makan. Entah memang Aku malas atau bosan, Aku tidak membicarakan tentang perlombaan dan kemenanganku hari ini kepada Ayah dan Ibu. Cukup bersyukur mereka tetap mencintaiku sebagai anaknya dan bersyukur mendapatkan mereka berdua di dalam hidupku. 

Setelah makan malam bersama dengan orang tuaku, Aku kembali ke kamar dan segera merebahkan tubuhku untuk melepas lelah yang sebenarnya sudah kurasakan dari tadi siang. 

"Huff saat nya tidur" ucapku sambil mematikan lampu kamar tidurku. 

Untuk terakhir kali nya, aku membuka handphone ku—untuk kembali mengaktifkan alaram rutin yang selalu Aku buat. 

Sekilas, sudah ada 24 notif telepon yang tidak terangkat dan puluhan chat Whattsapp yang belum terbaca. 

"Mau apa mereka ini?" ucapku sambil menyipitkan kedua mataku dan melihat siapa mereka semua ini. 

MICHEL IBRAHIM ZEIN (18+| BoyXBoy )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang