Part 14

10.3K 592 6
                                    

Sial! Rutuk Eiquelyn dalam hati. Ia berjalan menunduk tanpa menghiraukan paparazzi yang mengajukan pertanyaan seputar hubungannya dengan Austin tentunya.

Dibelakangnya, Laura menahan tangan Eiquelyn, "Ada apa?" Tanya Eiquelyn mengerutkan keningnya bingung.

Laura menatap mobil di sebelah mereka yang terparkir dan terlihat ada orang di dalamnya. Tiba-tiba Laura membuka pintu mobil tidak dikenal itu dan menyeret Eiquelyn masuk ke dalamnya.

"Apa-apaan kau Laura?" Eiquelyn membulatkan matanya dan menatap Laura tajam. Mati kau Laura yang menyeretku  ke dalam mobil orang asing, batinnya.

Eiquelyn mengalihkan pandangannya ke samping berniat meminta maaf sambil membuka pintu mobil, "Maafkan orang gila di luar itu.. Astaga!!" Pekiknya saat melihat Austin yang berada di sampingnya.

Austin menarik tangan Eiquelyn sehingga berada di pangkuannya. Eiquelyn mencoba menjauh tetapi Austin menahan tangannya di pinggang wanita itu dengan erat dan menyurukkan wajahnya ke leher Eiquelyn menghirup aroma wanita itu.

Makian dan dorongan yang ingin di berikan Eiquelyn ia urungkan saat merasakan panas di lehernya akibat suhu tubuh Austin. Reflek ia memegang kening lelaki itu, "Kau sakit?" Tanyanya.

Austin hanya menggumam tidak jelas sambil terus mencari posisi yang nyaman untuk bergelung ke dalam pelukan Eiquelyn.

Eiquelyn menghembuskan nafasnya kasar. Tentu ia tahu 5 hari ini setelah kepulangannya dari Bali, Austin sangat sibuk mengurus pekerjaannya. Dan bahkan ia baru memunjukkan batang hidungnya saat ini. Salahkan dirinya sendiri yang memaksa berlibur dan meninggalkan setumpuk pekerjaannya itu.

"Kita ke apartemennya," perintah Eiquelyn pada supir Austin.

*

Eiquelyn menuntun Austin untuk beristirahat di kasurnya. Ia menatap wajah lelaki yang sedang terpejam itu. Mata yang biasanya menatapnya jahil kini terlihat sayu, bibir merahnya yang sering menggodanya kini terlihat pucat. Eiquelyn bangkit berniat membuatkan bubur. Tetapi tangannya di tahan oleh Austin.

"Jangan tinggalkan aku.." Lirihnya.

Eiquelyn mengusap kedua tangan Austin lembut. "Aku hanya ingin ke dapur sebentar." Jawabnya meyakinkan.

*

Eiquelyn kembali dengan bubur dan teh hangat. Aroma bubur itu sangat menggoda siapa saja yang menciumnya. Eiquelyn sangat berbakat di dapur. Dulu ia bercita-cita menjadi chef sebelum di kenalkan oleh ibunya ke dunia modelling.

Meletakkan nampan di atas nakas, wanita itu mengguncang sedikit tubuh Austin agar terbangun. Dilihatnya mata lelaki itu semakin sayu.

Seorang wanita paruh baya yang di ketahui Eiquelyn bernama Nancy masuk dan memberikan termometer yang diminta Eiquelyn sebelumnya. Setelah dilihat angka yang tertera pada termometer menunjuk pada angka 39, hal itu sontak membuat Eiquelyn kaget.

"Bisa kau telponkan dokter? Katakan padanya untuk sampai kesini paling lambat 10 menit." Eiquelyn menyuruh pelayan itu dengan sedikit kekhawatiran di atas rata-rata.

"Baik, miss," Nancy tersenyum. Selama ini tidak ada wanita yang memperhatikan majikannya seperti ini. Bahkan masuk kamarnya pun tidak. Wanita one night stand nya hanya pernah memasuki kamar tamu atau mereka melakukannya di hotel. Nancy sangat tau jika kamar pribadi ini merupakan hal yang sangat privasi bagi Austin.

"Bisa kau bersandar sebentar? Kau perlu makan." Bujuk Eiquelyn. Austin menurut dan mencoba bangun dibantu wanita itu.

Kurang dari 10 menit, pintu kamar Austin terbuka dan menunjukkan wajah Jazmine yang terkejut. Tetapi sedetik kemudian tatapannya berubah menjadi tatapan jahil.

"Wah..wah.. Lihat adik iparku tersayang. Akhirnya sudah menemukan prince charming nya eh?" Kekeh Jazmine.

"Shut up! Bisa kau berhenti dan periksa saja dia. Panasnya sudah hampir 40 derajat dan kau menatapku dengan pandangan menggoda.." Geram Eiquelyn. Kepanikan semakin melanda dirinya saat dilihat wajah Austin semakin pucat.

Jazmine memeriksa Austin, dan bertanya kepada Nancy, "Apa dia punya riwayat typhus?"

"Iya, tuan pernah terkena penyakit itu dulu saat dia masih di senior high school," jawab Nancy.

"Ini masih gejalanya. Jika panasnya naik atau tidak turun besok pagi, kau harus membawanya ke rumah sakit, calon istrinya." Hal itu membuat Jazmine langsung mendapat tatapan tajam dari Eiquelyn.

"Pastikan dia minum obatnya dan kompres dia. Dia bisa saja mengigau jadi ku sarankan kau jangan meninggalkannya. Aku akan mengatakan kepada mom dan dad jika anak cantiknya sedang menemani calon suaminya yang sakit," Jazmine tertawa puas saat melihat ekspresi kesal Eiquelyn. Katakanlah dia sahabat sekaligus kaka ipar yang jahat.

"Sudahlah.. Cepat pergi dari sini jika kau tidak mau aku telan hidup-hidup," ucapnya garang.

Setelah memberikan obat dan mengompres Austin, Eiquelyn naik ke kasur di samping lelaki itu dengan posisi miring menghadap Austin.

Ia membelai wajah lelaki itu dan menyingkirkan rambutnya yang jatuh ke pelipis. Nafas Austin sangat teratur mengisyaratkan bahwa lelaki itu sudah tertidur.

Tangannya turun ke pipi Austin dan semakin turun sehingga menyentuh bibir. Bibir yang membuatnya melayang saat memberikan kuasa atas bibirnya. Tidak ada lelaki sebelum ini yang menciumnya dengan memberikan rasa yang Austin berikan. Semua lelaki sebelum Austin menciumnya penuh gairah dan berujung ranjang. Tetapi lelaki ini berbeda.

"Maafkan aku.. Aku tidak bisa memenuhi janjiku.. Apa yang bisa aku lakukan saat ini tanpamu? Della.." Austin mengigau. Eiquelyn langsung mengerutkan keningnya bingung. Della? Itu pasti mantan pacar yang meninggalkan Austin, batinnya. Ternyata ia sangat mencintai wanita itu sampai menyebutnya dalam tidur. Entah mengapa seakan ada lobang besar yang hampa di dalam hati Eiquelyn saat mendengar nama wanita itu di sebut dalam mimpi Austin.

Saat Eiquelyn memejamkan mata, ia merasa Austin bergerak dan melingkarkan tangannya ke pinggang Eiquelyn. Tentu saja itu membuatnya terkejut. Lelaki itu bergerak mencari posisi yang nyaman untuk mengistirahatkan dirinya.

"Dasar bastard sialan, saat sakitpun kau masih bisa bermodus ria seperti ini," bisik Eiquelyn melihat kelakuan Austin.

"Get well soon!" Ucapnya sebelum akhirnya ia mengikuti Austin tenggelam ke dunia mimpi.

****
Tbc...

My Reason For FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang