Part ini bener-bener baru, jadi yang udah baca cerita ini sebelumnya sebaiknya baca lagi hehe..
Karena aku bikin sedikit alur baru jadi aku harus nyatuin lagi alur yang sudah ada, makanya updatenya agak lama.
Dan juga vote semakin menurun😭😭 kalo vote dikit kan penulis jadi ga semangat update huhuu😭 hanya sekedar mengingatkan kalo menulis itu ga gampang jadi hargai setiap cerita yang kamu baca ya💕
Happy reading💗
Vote, vote, vote😁****
"Ck.. bagaimana ini? Mawar bodoh! Kalian tidak membantu sama sekali!!" Eiquelyn memaki mawar-mawar yang kelopaknya sudah berserakan.Sejak satu jam yang lalu, yang ia lakukan hanya memetik kelopak mawar yang diberikan penggemarnya dan melafalkan kata, 'terima, tidak' untuk menentukan ia harus menerima Austin sebagai tunangannya atau tidak.
Katakanlah ia bodoh karena mengandalkan mawar itu untuk menentukan pilihan. Tapi apa lagi yang bisa ia lakukan disaat fikirannya sedang kacau?
Suara pintu terbuka menandakan ada orang yang masuk ke penthouse nya. Tetapi Eiquelyn tidak repot-repot untuk menyadari hal itu karena fikirannya berada di tempat lain.
"Astagaa... apa yang kau lakukan? Ingin membuat kolam mawar atau bagaimana?" Suara pekikan ibunya membawa Eiquelyn kembali ke dunia saat ini. Alice sudah geleng-geleng kepala melihat kelakuan putri bungsunya ini sambil berkacak pinggang.
"Mom? Sejak kapan kau ada disini?" Tanya Eiquelyn kaget. Suara ibunya yang terdengar seperti petir mengagetkannya dan baru menyadari bahwa kini lantai di bawah sofa yang ia duduki telah berubah menjadi kolam mawar.
"Tentu saja kau tidak tau bahwa Mommy datang, kau sibuk memetik bunga itu dan menatap kosong," Ucap Alice sambil mengisyaratkan pelayan untuk membawa makanan yang ia bawa ke dapur, sedetik kemudian ia memicingkan matanya.
"Kau tidak sedang menggunakan narkoba kan?" Eiquelyn ternganga mendengar pertanyaan Alice.
"Atau jangan-jangan kau membayangkan Austin bersama denganmu di ranjang?" Tanya Alice lagi semakin membuat Eiquelyn terkejut yang langsung di sambut semu merah yang memenuhi wajahnya.
"Jika kau tidak tahan, katakan saja padanya. Mommy yakin jika ia akan dengan senang hati menerimamu karena melihat tatapannya saja ia seperti sangat memujamu," kedatangan Alice benar-benar semakin membuatnya pusing. Disaat ia ingin memikirkan pilihan, ibunya ini malah sangat mendorong seperti Eiquelyn tidak punya pilihan lain.
"Oh.. Lyn. Tapi tunggu! Kau bukan jalang, jadi jangan memintanya atau menggodanya. Kau jangan menurunkan harga dirimu. Jangan seperti sekretaris gilanya itu. Mommy baru datang dari kantor Austin dan mendapati sekretarisnya berpakaian minim sekali bahkan itu tidak pantas di sebut sebagai pakaian kerja. Mana ada pakaian kerja transparan yang dengan jelas memperlihatkan bra berwarna merah darah itu, bahkan rok sempit yang dikenakannya hanya mampu menutup mungkin tidak sampai setengah dari paha yang ia punya," kesal Alice. Ia bahkan bergidik ngeri membayangkan betapa menjijikannya sekretaris Austin barusan.
Eiquelyn tau bahwa sekretaris Austin memang sedang cuti dan ia tentu harus mencari sekretaris pengganti sementara. Tetapi jika bentuk sekretaris barunya seperti yang di sebutkan ibunya tadi, bagaimana mungkin ia bisa tenang? Seketika Eiquelyn terdiam karena ia bingung apa yang ia rasa saat ini. Cemburu? Apa sampai sejauh itu? Memang dia siapa? Ia bahkan belum menerima Austin secara resmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Reason For Falling
Romance"Bukankah sudah ku katakan bahwa kau tidak akan pernah bisa menolakku, Lyn?" **** Austin Gabriell Dashell seorang CEO Dash Corp yang mempunyai segalanya tetapi selalu dikejar mimpi masa lalu dan berakhir tidak mempercayai cinta sampai datang Eiquely...