"Hooammm.." Eiquelyn merentangkan tangannya menikmati cahaya matahari yang membelai lembut wajahnya.
"Dasar sleepyhead, kau benar benar tau bagaimana cara membuatku menunggu tanpa menyeretmu padaku," geram Austin.
Seketika mata Eiquelyn membulat melihat lelaki tampan dihapannya shirtless dengan posisi menghadap kepadanya menggunakan satu tangannya sebagai penopang.
"Apa yang kau lakukan di kamarku?!!" Teriak Eiquelyn.
Austin tertawa melihat tingkah wanita tukang tidur di sampingnya ini.
"Bukan kah kau yang menginginkannya, sweetheart?" Tanya Austin.
"Bahkan kau berkata, aku takut.. tolong temani aku.. aku tidak bisa hidup tanpamu," lanjutnya menirukan suara Eiquelyn.
"Ini semua gara-gara kau!" Teriak Eiquelyn sambil menunjuk wajah Austin.
"Aku?" Tanya Austin bingung.
"Gara gara kau aku jadi mabuk dan mengigau.." sungutnya.
"Biar ku ingatkan lagi bahwa ada seorang wanita yang meminta padaku untuk menemaninya ke club tadi malam," kata-kata Austin tentu penuh sindiran karena Eiquelyn lah yang memang memintanya. Tapi tidak mungkin kan dia menyalahkan dirinya sendiri. Gezz.. Sangat bukan dirinya jika itu sampai terjadi.
Eiquelyn menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya berniat hendak berjalan ke kamar mandi sebelum tiba-tiba terjatuh ke pangkuan lelaki di sampingnya.
"Ap--" seketika bibir Austin sudah berada di atas bibirnya dengan tangan lelaki itu berada di bawah dagunya untuk mendongakkan wajah Eiquelyn.
Tentu saja Eiquelyn kaget sampai tubuhnya seakan kaku tidak bisa digerakkan. Merasa wanitanya hanya diam terkejut, Austin lalu menggigit bibir bawah Eiquelyn hingga terbuka yang akhirnya dimanfaatkan oleh Austin untuk memberikan akses lidahnya menelusup setiap sudut mulut wanita itu.
Austin melepaskan ciumannya setelah merasa sangat membutuhkan oksigen. Eiquelyn masih diam tidak bergeming saat Austin menegakkan tubuhnya dan memberikan senyuman miring dan tatapan geli.
"Morning Kiss," ucapnya sambil menegakkan tubuh Eiquelyn.
Beberapa detik kemudian seakan nyawa nya terkumpul kembali, Eiquelyn langsung berteriak
"What the hell are you doing, heh?" Teriaknya sambil memukuli Austin dengan guling.
Austin membuat tangannya seakan menjadi perisai untuk melindungi dirinya dari macan cantik di depannya ini.
"Lyn.. please! Tidak perlu menjadikanku korban kekerasanmu.." Austin memelas dan bertingkah seakan akan dirinya tersakiti karena pukulan Eiquelyn.
"Lagipula aku sudah menahan diriku semalaman ini untuk tidak menyentuhmu saat kau dengan seenaknya tidur dengan bar bar," kesal Austin.
Bagaimana tidak? Ia mati-matian menahan hasratnya saat Eiquelyn memeluknya dan memperlihatkan belahan dada wanita itu. Hey! Dia lelaki normal dan Eiquelyn yang sudah menjadi pujaan para lelaki pasti sangat menggoda untuk di sentuh jika saja ia tidak mengingat bahwa seberapa garang wanita itu saat sadar.
Eiquelyn menghentikan kegiatan pukul-memukulnya saat mendengar perkataan Austin tentang kelakuan bodohnya malam tadi. Bisa bisanya.
"Kau tidak akan selamat!! Dasar bastard sialan!," ucapnya ketus.
****
"Kau masih marah, sweetheart?" Tanya Austin karena sejak kejadian tadi pagi, wanita di sampingnya ini hanya diam dan tidak memperdulikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Reason For Falling
Romansa"Bukankah sudah ku katakan bahwa kau tidak akan pernah bisa menolakku, Lyn?" **** Austin Gabriell Dashell seorang CEO Dash Corp yang mempunyai segalanya tetapi selalu dikejar mimpi masa lalu dan berakhir tidak mempercayai cinta sampai datang Eiquely...