Part 9

12K 685 12
                                    

Happy reading💗
Vote.. vote⭐️

****
Porsche hitam berhenti di depan gerbang pemakaman elite. Seorang wanita cantik turun dengan mawar putih di tangannya.

Berjalan dengan anggunnya menggunakan pakaian serba hitam, wanita itu berhenti di samping salah satu makam yang terlihat sangat terawat.

"Apa kabarmu? Apa kau masih suka ku panggil Rose? Ck.. Padahal namamu jauh sekali dari kata Rose. Kau tau? Aku baru saja di tipu oleh pria bajingan yang hanya ingin menggunakan hartaku. Apakah kau akan menyuruhku untuk memukulnya?" Kekeh Eiquelyn.

Sejenak ia hanya menatap nisan di hadapannya dengan ekspresi tidak terbaca.

"Maaf aku belum bisa menepati janjiku. Bahkan aku belum menemukannya. Andai saja waktu itu aku lebih sering peka terhadapmu, mungkin dengan mudah aku mengabulkan keinginanmu. Tapi aku berjanji Rose, aku berjanji akan menepati janjiku untukmu," dengan mata berkaca-kaca, Eiquelyn tetap melanjutkan ucapannya.

"Setidaknya aku masih mengunjungimu secara rutin kan. Meskipun seminggu sekali," ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya kasar.

"Aku pergi dulu Rose. Aku sangat merindukanmu. Aku harap secepatnya aku bisa memenuhi janjiku," kata terakhir itu membuatnya berdiri dan meninggalkan pemakaman sahabatnya.

****
"Demi potongan sushi di lautan dalam! Kemana saja kau Lyn. Hampir saja pak tua itu membunuhku karena kau tidak datang juga.." Cerca Laura ketika Eiquelyn baru saja datang dan langsung duduk di depan meja rias.

"Berapa yang dia mau untuk ganti rugi?" Tanya Eiquelyn malas. Perangai si tua gila uang itu, meminta ganti rugi atas keterlambatan sang artis. Padahal dia bukan pemilik label ini.

"Syukurnya tidak ada.." Laura menghempaskan bokongnya di sofa.

"Tidak ada?" Tanya Eiquelyn.

"Tidak ada," Ulang Laura.

"Bagaimana bisa?" Tanya Eiquelyn lagi. Pasalnya bukan hal yang biasa bagi pria tua itu untuk membebaskannya dari belenggu ini.

"Aku sangat berterima kasih kepada pacarmu yang datang dan mengancam pak tua itu. Meskipun sebelum dia datang, pak tua gila itu sudah mengomeliku sampai rasanya kupingku ingin copot.." Pernyataan itu membuat Eiquelyn mengerutkan dahinya tanda ia bingung.

"Pacar?" Siapa orang yang mengaku menjadi pacarnya dan mampu membungkam pak tua itu.

"Iya pacarmu. Austin Gabriell Dashell sang cassanova. Berita sudah tersebar sangat luas dan kau belum menceritakannya padaku, Lyn. Benar-benar menyebalkan," sungut Laura.

Eiquelyn langsung membuka berita di ponselnya. Benar kata Laura, berita tentang mereka berdua yang keluar dari hotel Austin kemarin siang sudah tersebar.

Lelaki itu benar-benar! Awas saja setelah ini akan ku cincang kau Austin!! Geramnya dalam hati.

****

Setelah pemotretan selesai, Eiquelyn langsung menyambar ponselnya untuk menghubungi ayahnya.

"Halo... Dad"

"Iya ada apa kau menelponku darl?"

"Aku ingin meminta nomor Austin. Sekarang bisakah kau memberinya padaku?"

"Wah..wah.. Gadisku ternyata sudah jatuh ke dalam pesona pangeran tampannya," goda ayahnya.

"Bukan begi--" ucapan Eiquelyn terhenti saat melihat lelaki yang ia cari berjalan ke arahnya.

"Merindukanku, sweetheart?" Tanya Austin sambil menghapus jarak di antara mereka dan meletakkan kedua tangannya dengan manis di pinggang Eiquelyn.

"Siapa yang kau panggil sweetheart hah? Dan lepaskan tanganmu dari tubuhku.." Ucap Eiquelyn dingin dan berusaha mendorong Austin tetapi percuma.

"Bukankah kau yang merindukanku sampai meminta nomorku kepada ayahmu.." Austin terkekeh geli memandang Eiquelyn seakan wanita itu sedang membuat lelucon.

"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya Eiquelyn.

"Apakah tidak boleh aku mengunjui pacarku dan adikku?"

Eiquelyn mengerutkan kening bingung.

"Kau kan pacarku dan brand yang kau bintangi ini merupakan rancangan dari adikku.." Terang Austin.

Sontak hal itu membuat Eiquelyn menganga lebar. Baru kali ini ada orang yang mengakui menjadi pacarnya bahkan baru berkenalan beberapa hari yang lalu. Dan bodohnya, kenapa ia baru tau jika Alena sang perancang busana yang ia bintangi merupakan adik dari bastard sialan ini.

Detik selanjutnya Austin mengambil ponsel Eiquelyn dan menuliskan nomornya sambil tetap memeluk wanita itu dengan dagunya yang di letakkan dengan nyaman di bahu Eiquelyn.

Kilatan kamera Eiquelyn rasakan di saat posisi yang sangat tidak menguntungkan ini. Gezz... lelaki ini pasti sengaja.

"Kau pasti sengaja kan?" Tuduh Eiquelyn langsung setelah Austin melepaskan pelukannya. Sedangkan yang di tanya hanya mengangkat kedua alisnya tinggi dengan memasang tampang polos.

"Kau sengaja membawaku ke hadapan publik sebagai pacarmu.." Kata Eiquelyn sambil menatap Austin tajam.

"Aku bukannya sengaja. Hanya saja aku tidak menutupi apapun tentang kedekatan kita, sweetheart.." Ucapnya nyaring seakan ingin agar paparazzi di dekat mereka mendengar yang ia bicarakan.

"Benar-benar bastard sialan! Bagaimana jika pacarku tahu? Kau pasti akan habis dengannya.." Kata Eiquelyn menurunkan emosinya dan mengangkat dagunya tinggi. Berpura-pura memiliki pacar berharap lelaki di hadapannya ini menyerah.

"Kau seorang model sayang.. Dan kau tidak berbakat untuk menjadi pemain film. Aktingmu jelek.." Sindir Austin dan kemudian tertawa nyaring.

"Seharusnya kau berhenti juga menjadi model.." Kata Austin seenaknya.

"Seharusnya kau yang berhenti menggangguku, Mr. Dashell.." Sarkas Eiquelyn.

"Aku tidak mengganggumu. Aku hanya melindungi apa yang menjadi milikku dari para pengganggu yang tatapannya seakan ingin memakanmu.." Katanya santai.

"Ah.. Mengingat para fotografer tadi mengambil gambarmu sangat membuatku ingin mengeluarkan mata mereka," lanjut Austin dengan geram.

"Kau aneh. Kita baru mengenal dan kau berlaku seolah-olah aku adalah milikmu dan mengaku sebagai pacarku.." Kata Eiquelyn dingin.

"Memang kau adalah milikku, Lyn. Lagipula kedua orang tuamu dan orang tuaku juga sudah menyetujui hubungan kita.." Austin mengatakan dengan santai.

"WHAT?!!!" pekik Eiquelyn. Jika kedua orang tuanya sudah setuju dan menyukai lelaki gila di hadapannya ini, yang pasti ini merupakan bencana karena mereka akan mendukung ulah Austin untuk menjadikannya menantu mereka.

Ya.. Ini merupakan bencana. Benar-benar bencana besar.

****
Love Austin💗
Tbc..

My Reason For FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang