Part 15

9.8K 566 4
                                    

Vote dulu ya pemirsa💕

***

Austin terbangun saat matahari sudah menerangi kamarnya. Ia merasa tubuhnya lengket karena keringat.

"Kau sudah bangun?" Eiquelyn keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan tank top hitam dan hot pants.

Austin langsung bangun dari tidurnya dan bersandar di kepala kasur. Memandang Eiquelyn dari atas ke bawah.

"Kau berniat menggodaku, eh?" Tanya Austin dengan suaranya yang berat dan serak.

"Apa? Tentu tidak. Bodoh! Aku hanya membawa ini di tas ku saat kau menyuruh Laura menyeretku ke mobilmu.." Eiquelyn mendekat dan memegang kening Austin. Panasnya sudah turun tetapi suhu tubuhnya belum normal.

Eiquelyn duduk di samping Austin dan mengambil roti panggang di atas nakas.

"Cepat habiskan ini dan minum obatmu," Austin menatap roti isi dan teh hangat tersebut. Rasa mual ia rasakan saat melihatnya.

"Aku tidak berminat memakannya. Bolehkan aku memilih menu lain?" Tanyanya seperti anak kecil yang tidak menyukai sayuran.

Eiquelyn memutar matanya jengah. "Apa?" Tanyanya.

Senyuman Austin mengembang, ia menunjuk ke arah bibirnya, "kiss for breakfast.."

"Tidak ada ciuman jika kau belum menghabiskan sarapan dan meminum obatmu.." Eiquelyn menggelang sambil mendekap kedua tangannya di depan dada.

Austin mendengus kesal dan segera memakan sarapannya dengan kesal dan tergesa-gesa. Eiquelyn mengulum senyum nya melihat kelakuan Austin yang seperti anak-anak.

Ponsel Eiquelyn berdering dan dilihatnya nomor tidak dikenal. Ia mengerutkan keningnya bimbang, angkat atau tidak?

"Siapa?" Tanya Austin.

"Nomor tidak dikenal,"

Austin mengambil ponsel Eiquelyn dan segera mengangkatnya. Eiquelyn berusaha mengambilnya tetapi Austin sudah menjawab panggilan.

"Eiquelyn's fiance speaking," sontak Eiquelyn membulatkan kedua matanya kesal.

"Ohh.. Apakah Eiquelyn ada di dekatmu? Bisa kau katakan padanya. Aku Siena jika dia tidak mengingatku, katakan bahwa aku adalah kakak dari Alexa sahabatnya.." Austin mengehela nafas lega. Bukan orang asing atau lelaki hidung belang yang menelpon wanitanya.

Austin menyerahkan ponsel Eiquelyn dan beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi dengan kepala berdenyut.

"Halo.." Sapa Eiquelyn.

"Lyn.. Ini aku Siena.." Suara seseorang di seberang telpon terdengar gembira dan bersemangat.

"Astagaa.. Siena? Aku sangat merindukanmu. Kau ada dimana sekarang? Apakah keadaanmu baik-baik saja? Bagai-"

"Lyn! Stop it. Daripada kupingku panas mendengar ocehanmu melalui telpon ini, bagaimana kalau kita bertemu?" ucap Siena.

"Ayoo.. Tentukan saja tempatnya dan hubungi aku lagi setelahnya. Aku akan bersiap-siap," pekik Eiquelyn girang.

"Baiklah. Sampai jumpa nanti." Dan panggilanpun terputus.

Eiquelyn sangat senang bukan main. Kakak dari sahabatnya yang juga akrab dengannya setelah 5 tahun tidak bertemu, hari ini akhirnya menunjukkan batang hidungnya.

****

Austin bersandar di sofa dengan laptop di atas pahanya. Tangannya lincah bergerak diatas laptop dan matanya tajam seperti sedang berfikir serius. Kedatangan Eiquelyn pun tidak disadarinya.

My Reason For FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang