Part 17

9.9K 582 6
                                    

Happy reading💕
Klik bintang nya dulu⭐️

***

Hari ini Eiquelyn dan Austin berniat bermain ski karena ini sedang puncak musim dingin. Hubungannya dengan Austin sudah mulai berjalan lebih baik meskipun tidak ada pernyataan cinta diantara keduanya. Tetapi yang Eiquelyn tau, ia menyukai Austin dan lelaki itu jelas memiliki ketertarikan kepadanya. Entah jenis ketertarikan apa itu Eiquelyn tidak perduli. Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu bukan?

Eiquelyn keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan baju mandinya sembari bersenandung riang. "Astagaa... Apa yang kau lakukan disini?" Pekik Eiquelyn karena Austin berdiri dengan wajah kesal di depan pintu kamar mandinya dengan tangan seperti ingin mengetuk.

"Gezzz... Eiquelyn Audrey Hill, kau sudah menghabiskan waktu 1 jam untuk berada di dalam sana! Apa yang kau lakukan? Tidur? Kau mau kita kehabisan salju?" Austin terlihat kesal karena menunggu wanitanya mandi. Perangai seorang wanita. Lagipula yang benar saja! Sejak kapan salju akan habis hanya dalam waktu satu jam.

Eiquelyn menyernyit tidak suka. Ia berjalan melewati Austin yang saat ini tatapannya berubah menjadi tatapan 'lapar' menyadari Eiquelyn hanya menggunakan baju mandi yang sukses menonjolkan bentuk tubuh indahnya itu. Bahkan ia sampai harus menelan ludah dengan susah payah.

"Jika kau menunggu terlalu lama, kenapa tidak pergi duluan saja dan batalkan acara kita," Eiquelyn terlihat kesal. Mati kau Austin! Seharusnya kau yang marah, tetapi sekarang keadaan berbalik menjadi bumerang untukmu, batin Austin.

Austin berjalan mendekati Eiquelyn sambil mengatur degupan dada dan otaknya agar tidak melempar Eiquelyn ke ranjang. Sialan wanita ini berhasil membuatnya tersiksa dengan mati-matian menahan gairah.

Menghembuskan nafas kasar, Austin bergerak melingkarkan tangannya di pinggang Eiquelyn dan menyurukkan wajahnya ke dalam leher wanita itu menghirup dalam-dalam aroma yang sangat memabukkan. Eiquelyn diam-diam tersenyum penuh kemenangan.

Belum puas ia menggoda Austin, kemudian ia kembali berkata, "Lepaskan, bukankah tadi kau marah? Aku sudah mempersilahkanmu untuk tidak menungguku," Eiquelyn memberatkan suaranya menahan desahan karena Austin yang menciumi dan mengecup lehernya. Lelaki itu juga menggigit ujung telinganya dan berhasil membuatnya meremang. Hilang sudah kontrol diri Austin untuk menahan gairahnya.

"Diluar dingin Lyn, tidakkah kau ingin menghangatkan diri?" Suaranya berat dan penuh gairah. Kini tangan Austin mulai membuka kain yang menutupi pundak Eiquelyn dan memberikan kecupan-kecupan disana. Eiquelyn mati-matian menahan gejolak di dalam dadanya untuk menuruti permainan Austin. Tapi dia tidak akan kalah.

Eiquelyn mengelus satu lengan Austin yang masih berada di perutnya dan membuat lelaki itu semakin menggila. Dengan cepat ia berbalik dan tersenyum lebar, sementara Austin menatapnya dengan wajah kesal bercampur memelas. Eiquelyn mengulum bibirnya agar tidak tertawa melihat ekspresi Austin yang frustasi seperti itu.

Eiquelyn memajukan wajahnya dan mendekati telinga Austin sebelum berkata dengan suara menggodanya, "Aku harus bersiap, kau mau kita kehabisan salju?" Eiquelyn menekankan kalimat terakhirnya dan terkekeh. 2-1 Austin, batinnya.

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Reason For FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang