Seorang wanita duduk dengan gelisah menunggu seseorang sambil sesekali membuka ponselnya. Sudah dua jam ia berada di cafe ini dan tidak ada tanda-tanda kemunculan yang ditunggu akan segera datang.
Dering ponsel tidak dibiarkan berdering lama oleh wanita itu karena segera di angkatnya.
"Della.. Maafkan aku, aku tidak bisa datang.." Suara seseorang di seberang telpon terdengar menahan sakit.
"Apa kau baik-baik saja Gabe? Kau melanggar janji.." Wanita itu mulai terisak.
"Maafkan aku yang melanggar janji untuk bertemu deng-"
"Tidak! Aku tidak masalah dengan kau datang atau tidak. Kau telah berjanji agar tidak terluka lagi untukku Gabe.." Wanita itu semakin terisak dan segera menutup panggilan.
"Maafkan aku Della.." Lirih lelaki di seberang telpon.
Selama ini yang aku lakukan hanya meminta maaf, tapi apa yang bisa aku perbaiki? Bukankah semua ini terlalu sulit untuk kulalui?, batin Austin.
*
Austin terbangun dari lamunan masa lalunya. Wanitanya yang pergi karena kesalahan yang ia perbuat. Karena wanita itu membelanya, akhirnya ia menjadi korban kekerasan ayah tirinya. Austin depresi tentu saja, dan selama dua tahun ia menjalani terapi karena selalu merasa bersalah. Ia bahkan menyalahkan kedua orang tua wanitanya yang bercerai.
Ia duduk di kursi kerjanya dengan memijat pelipis. Ucapan Eiquelyn masih terngiang jelas di kepalanya. Belum lagi pertanyaan dari dirinya sendiri. Bisakah dia membuka hati untuk wanita itu?
Suara ketukan pintu membuatnya kembali ke dunia nyata. Sekretarisnya masuk dan mengatakan ada seseorang yang ingin bertemu dengannya.
Dilihatnya seorang wanita berambut sama seperti Della dan Eiquelyn. Kenapa ia bertemu dua orang dalam waktu dekat yang mengingatkannya pada Della? Baru dua orang saja sudah membuatnya menggila.
"Ekhemm.. Selamat siang Mr. Dashell," sapa wanita itu sambil berdehem membuang rasa canggung di antara mereka.
"Ahh.. Ya silahkan duduk," Austin dan wanita itu duduk berseberangan di sofa ruangan Austin.
"Perkenalkan, saya Siena. Anda tentu sudah tau kan siapa saya?" Wanita itu menjulurkan tangannya dan tersenyum ramah.
Austin mengambil uluran tangan itu dan balas tersenyum, "Ya.. Kau mempunyai hubungan yang dekat dengan kekasihku bukan? Tidak udah berbicara formal."
Siena berdehem kecil, "Begini Austin, sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu," Siena memberi jeda untuk melihat ekspresi Austin yang terlihat sangat tertarik.
"Aku tau kau mencintai wanita lain saat ini. Eiquelyn menceritakannya padaku dengan wajah sendu. Kau tau? Selama ini ia tidak pernah berhubungan dengan lelaki manapun dengan sepenuh hatinya. Semua mantan pacarnya terdahulu hanya bermain-main dengannya dan Eiquelyn pun tidak pernah merasakan sesuatu seperti saat ia bersamamu.. Dia bukan orang yang mudah untuk jatuh cinta. Aku tau dia sangat menyukaimu karena matanya tidak bisa berbohong padaku. Jika kau mau memberinya kesempatan untuk memasuki hatimu.." Siena menarik nafasnya dan menghembuskan perlahan.
"Aku akan membantu hubungan kalian. Asal kau mau berjanji tidak akan menyakitinya. Dia sangat mirip dengan adikku dan aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri.."
Austin masih terdiam memikirkan perkataan Siena. Apakah bisa? Pertanyaan itu yang selalu menghantui pikirannya. Ia mencintai Della itu sudah jelas. Ia sangat tertarik dengan Eiquelyn itu juga sudah jelas. Mencoba memang bukan hal yang sulit jika dipikirkan. Tetapi saat di lakukan, hal itu sangat berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Reason For Falling
Romance"Bukankah sudah ku katakan bahwa kau tidak akan pernah bisa menolakku, Lyn?" **** Austin Gabriell Dashell seorang CEO Dash Corp yang mempunyai segalanya tetapi selalu dikejar mimpi masa lalu dan berakhir tidak mempercayai cinta sampai datang Eiquely...