"I still love you Baek.. I really do.. Believe me now " Chanyeol berbisik di depanku. Aku melihat dia mengatakannya dengan matanya yang terpejam. Aku mencium pipinya kanannya dan melepaskan diri darinya.
"Safe flight. Let me know if you already arrived." Aku mencium pipinya lagi. Sebelum aku kembali menjauh Chanyeol kembali mencium bibirku.
"Wait me here. I'll be back soon." Aku menganggukkan kepala dan Chanyeol kembali masuk kedalam mobilnya setelah mencium keningku. Aku masih terpaku melihat mobilnya sudah bergerak menjauh dari posisiku. Tanganku bersandar didadaku yang berdegup kencang mengingat semua yang Chanyeol lakukan dan katakan.
'Sehun.. apa aku salah mencintai namja bodoh dan tidak peka itu lagi?'
...
..
.
.
Terhitung sudah hampir 4 bulan aku menjalani rutinitasku sepenuhnya tanpa kehadiran Sehun.. dan Chanyeol. Lambat laun aku sudah dapat melupakan sedikit-sedikit kenangan sedih beberapa bulan terkahir ini dengan adanya aktifitas rutin setiap aku selesai kerja dan kuliah dimana aku, Kyungsoo, Luhan dan Tao akan pergi makan, karaoke dan berkunjung ke café-café sekitar. Mereka sangat membantuku untuk melupakan segala kesedihanku.
Dan hari ini seharusnya berjalan seperti hari-hari biasa selama 4 bulan terkahir ini. Namun dengan masalah Insomnia-ku yang tak kunjung teratasi. Hari-hari di kantorku semakin terasa melelahkan.
"Kau terlihat pucat Nona Byun.." Yuri duduk dihadapanku dengan membawa nampan makan siangnya.
"Entah kenapa hari ini terasa sangat melelahkan sekali.." Aku menyeruput kuah Mul Kimchi yang aku pesan. "Ditambah aku stress memikirkan banyaknya permintaan dari Bos Besar." Aku memasukkan satu suapan nasi dan potongan bulgogi untuk aku lahap.
"Heol! Sungguh melihatmu makan membuatku kenyang Baek." Yuri menatapku dan meletakkan kembali suapannya didalam mangkuk nasi.
Aku tertawa mendengarnya. "Chanyeol sering berkata seperti itu saat melihatku makan." Aku terdiam kearah Yuri sambil memikirkan ucapan yang baru saja aku selesai katakan. Entah saat aku mengingat nama Chanyeol selalu mengingatkan akan ucapannya sebelum dia pergi ke Amerika.
"I still love you Baek.. I really do.. Believe me now "
"Wait me here. I'll be back soon."
Aku termenung mengingat ucapan itu dan menggelengkan kepala karena mengingat apa yang Chanyeol katakan. "Hey! Habiskan makananmu Nona, aku bukan bermaksud membuatmu berhenti makan." Yuri mengibaskan tangannya didepan wajahku. Kami pun melanjutkan makan siang kami sambil sedikit bergossip masalah kerjaan.
"Ngomong-ngomong, Oppamu itu tidak berkunjung ke kantormu lagi?" Pertanyaan Yuri membuatku berhenti berjalan.
"Chan.. Chanyeol?" Aku menjawab dan kembali berjalan.
"Tentu saja Baek, memangnya kau punya berapa Oppa?" Yuri memakan Es Krim sambil menawarkan seesuap sendok kepadaku. Aku menggelengkan kepala dan meminta dia yang memakannya.
"Dia sedang mengurus Bisnisnya, aku juga tidak mendapat kabar darinya."
"Hmmmppphh.. begitu.."
"Yak!! Kau jorok sekali!" Aku risih melihat Yuri memakan es krim hingga mengotori pinggir bibir kanan kirinya.
"Jadi.." Yuri membersihkan sisa es krim di pinggir bibirnya. "Kemana Oppamu itu? Sungguh Baek, seandainya aku tidak punya pacar mungkin aku akan menggoda Oppamu itu." Aku tertawa melihat wajah Yuri yang sangat bersemangat membayangkan Chanyeol akan menjadi pacarnya.
YOU ARE READING
Our Destiny - END (CETAK)
RomanceTakdir Cinta dalam hidup ini tidak ada satupun mengetahuinya sampai saat itu tiba. Baekhyun. Chanyeol. Sehun If you love two people at the same time, choose the second one. Because if you really loved the first one you wouldn't have fallen for the...