Chapter 3

3.6K 307 5
                                    


Aku selalu memimpikan hal-hal indah terjadi dalam hidupku. Tumbuh dewasa, menjadi seorang anak yang dapat dibanggakan oleh Eommaku. Mewujudkan impian-impianku. Mempunyai pekerjaan, rumah dan keluarga yang bahagia kelak. Namun mewujudkan mimpi tak semudah seperti menulis sebuah novel kan. Ya semua butuh perjuangan. Dan tak jarang perjuangan itu membutuhkan pengorbanan.

...

..

.

Aku membuka mataku secara perlahan. Aku masih merasakan pening yang sangat menyakitkan di kepalaku. Aku mengerjapkan mataku berkali-kali. Untuk memfokuskan mataku pada dinding-dinding kamarku. Aku beranjak duduk pada kasurku. Bersandar pada dinding ranjangku, mencoba mengingat-ingat hal terakhir yang terjadi sebelum aku tidur atau pingsan sebelumnya. Aku melihat jam di meja nakasku menunjukkan pukul 4.25 pagi. Ini masih sangat pagi.

Aku beranjak ke dapurku dan mengambil air hangat untuk aku minum. Aku menghabiskan air itu dalam 2 tegukkan. Aku membawa satu gelas juga untuk ku bawa kedalam kamar. Aku duduk di pinggir ranjangku masih mencoba mengingat apa yang sebelumnya terjadi.

Drt drt drt

(Ringtone Monster Playing)

Mr. Playboy is calling..

Aku terkejut sesaat mendengar ponselku berdering. Aku segera meraih untuk mengangkat panggilan tersebut

"Ha..Halo.." Suaraku terdengar aneh

"Halo.. Bae.." Suara khas Park Chanyeol bergema di ruang kamarku.

"Chan.."

"Hey, you're alright? I lost you for a while. You're okay?"

"Chan.." Seketika aku teringat dengan percakapan terakhirku dengan Chanyeol sebelumnya

"YAAAAA!!!! Park Chanyeol. Ini jam be—"

"Baekhyun! Dengarkan aku!!! Se—"

"Ya kenapa!! Kenapa kau yang marah!!!"

"Sweetheart! Please listen to me okey. I need you to relax for a while.."

"Waeee?"

"It's about Sehun"

...

".... Aku sedang menunggu pesawat kembali ke Bali. Aku belum tahu kondisi dia saat ini. Kau jangan buat hal-hal gegabah lainnya. Tunggu informasi dariku okey sweetheart. Hey, you still there? Bae.. Baekhyun.."

"Ke-napa. Kenapa dengan Sehun?"

"Sehun—"

"Sehun, sehun kenapa?" Aku sedikit berteriak

"Baekhyun sayang. Tenang okey.. Sehun.."

...

...

"Chanyeol! Kenapa dengan Sehun!!"

"Hey Sweetheart dengarkan aku..." Suara Chanyeol mulai lebih lembut dan bahkan menurutku hampir tak terdengar suaranya

"Sehun kenapa!!! Cepat jelaskan!"

"Sehun sudah tidak ada."

Aku terdiam. Aku berusaha mencari arti dari kata-kata "Sehun sudah tidak ada" maksudnya Sehun tidak ada kemana? Haha, tidak mungkin kan Sehun meninggal tiba-tiba. Hey! Aku masih dengannya beberapa jam yang lalu. Tidak mungkin Tuhan langsung mencabut nyawanya kan.

Our Destiny - END (CETAK)Where stories live. Discover now