Jika ada yang bertanya kemana Jeno, jawabannya adalah bandara. Bukan tanpa alasan mengapa pagi ini Jeno rela tidak ke sekolah dengan alasan mengurus kontrak dramanya, padahal semua urusan kontrak sudah diurus oleh Paman Chen.
Jika Yoona tau apa alasan putranya meninggalkan sekolah hari ini, mungkin Yoona akan sedikit marah. Bagaimana bisa seorang pria 17 tahun rela meninggalkan sekolah hanya demi seorang wanita. Alasan tepat Jeno untuk ada di bandara hari ini adalah karena seorang wanita bernama Siyeon.
Hari ini, tepat Siyeon akan berangkat ke Australia untuk melanjutkan sekolahnya. Siyeon dan Jeno adalah teman sekolah, dimana Jeno dan Siyeon sudah dekat semenjak keduanya sekelas pada awal semester tahun ini. Bisa dibilang keduanya saling menyukai, tapi enggan untuk saling mengungkapkan.
"Jangan sedih Jeno-ya" ucap Siyeon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeno hanya menatap Siyeon dan kemudian tersenyum kecil. Tidak bisa Jeno jelaskan apa yang ia rasakan, sungguh Jeno menyesal hingga hari ini dia belum bisa menyatakan rasa sukanya kepada Siyeon.
"Aku tidak sedih, percaya diri sekali dirimu" jawab Jeno.
"Yak, matamu berbicara kalau kau tak rela melepaskan teman cantikmu ini pergi"
"Sudah sana pergi, penerbanganmu sudah datang" kata Jeno.
"Iya aku masuk, tapi aku ingin kau berjanji" ungkap Siyeon.
"Janji apa?" jawab Jeno.
"Jangan tunggu aku" ucap Siyeon.
"Maksudmu?" tanya Jeno.
"Aku mungkin pergi lama, aku tahu perasaan kita berdua, percuma kau menutupinya, aku juga menyukaimu. Namun, untuk waktu lama aku akan pergi, maka lanjutkan hidupmu tanpaku. Jangan menungguku, aku ingin kau menjalani hidupmu semestinya. Karena tanpa aku, mungkin ada bagian takdir hidupmu yang lain terjadi. Aku akan tetap menjadi teman baikmu" jelas Siyeon.
Jeno terpaku akan ucapan Siyeon, ia bukannya tak tau jika Siyeon juga meyukainya, tapi keduanya malu untuk mengungkapkannya. Kedua takut jika status mereka berubah akan ada yang berubah juga jika keduanya nanti berpisah, biarlah seperti ini. Mendengarkan kata Siyeon membuat Jeno sedikit menyadari jika selama Siyeon pergi, memang ia harus menjalani hidup sepenuhnya, tanpa ada bayang-bayang Siyeon.
"Akan kucoba, tapi aku tak berjanji"
Siyeon yang mendengar jawaban Jeno tersenyum, sedikit lega mendengarkan sahabatnya ini mau melepaskan kepergiannya.
"Baiklah, aku pergi dulu, selamat menikmati kehidupan pangeranmu" ucap Siyeon sambil menarik kopernya pergi meninggalkan Jeno dan melambaikan tangan.
Jeno hanya terdiam sambil melambaikan tangannya juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.