Chapter 2

16.8K 978 9
                                    


"Aku rasa aku tak perlu mengetuk pintu. Bukankah begitu, brother?"

Mendengar kata-kata yang santai dan terkesan akrab membuat Merilda mengerutkan keningnya menatap pria tampan yang berada di depannya itu.

"Brother? Hey kau! Aku bertanya padamu!"

Tak memperdulikan ucapan Merilda, pria itu berjalan mendekat pada Lucas dan membuka tangannya lebar-lebar seperti gerakan akan memeluk.

"Berhentilah bertingkah konyol, Eden. Dan kau wanita, cepatlah pergi. Keberadaanmu disini membuatku muak."

Lucas melangkah menuju sofa, tak memperdulikan Eden yang ingin memeluknya. Matanya menatap malas kepada Merilda yang menatapnya terkejut.

"K-kau!"

Tubuh Merilda membeku sesaat karna terkejut mendapati Lucas yang terus saja bersikap kasar padanya. Dia segera pergi dengan muka memerah karna marah dan membanting pintu kantor Lucas.

'Apakah Lucas itu gay? Kenapa dia berani menolak wanita seperti ku? Tapi siapa lelaki tampan yang tiba-tiba datang tadi?'

Langkah kaki Merilda seketika terhenti saat menyadari satu hal saat mengingat ucapan Lucas tadi.

'Eden?'

Dia jelas mendengar Lucas menyebutkan nama itu. Apakah benar dia itu Eden Nicholas Zanquen, adik dari Lucas?

'Aku harus mendapatkan Lucas! Jika tidak, aku harus mendapatkan Eden!'

Merilda bergegas melangkah dengan senyum lebar saat mendapat sebuah pemikiran bagus di kepalanya. Ya, dia akan mendapatkan salah satu dari kakak beradik itu.

***
"Aku kira kau tak akan kembali ke negara ini. Baguslah, jadi mulai dari sekarang kau harus mulai mengurus perusahaan Daddy."

Eden mendekat dan duduk di sofa yang bersebrangan dengan Lucas. Dia tersenyum melihat kakak nya yang tak berubah dari pertemuan terakhir mereka beberapa tahun yang lalu.

Tepatnya 3 tahun yang lalu, dia memutuskan untuk tinggal di Australia meninggalkan keluarganya yang tinggal di Amerika. Dia sengaja pergi dengan tujuan agar kakak nya ini bisa meneruskan perusahaan keluarganya. Karna jika dulu dia masih tinggal disini, kakak nya akan terus mendesak Eden untuk meneruskan perusahaan keluarganya.

"Kenapa kau terus saja mendesak ku untuk mengambil alih perusahaan daddy? Bukankah harusnya kau yang melakukannya? Kau ini kakak ku jika kau lupa."

Lucas mendengus "Aku sudah punya perusahaan ku sendiri seperti yang kau lihat. Jadi aku tak perlu mengambil perusahaan daddy. Lagi pula aku merasa tak punya hak untuk melakukan hal itu."

Eden menatap kakaknya sedih. Kejadian 4 tahun yang lalu membuat kakaknya berubah seperti ini. Kakak nya yang perhatian dan bersikap hangat pada keluarga, sekarang berubah tak peduli.

Eden menghembuskan nafas nya pelan. "Luke, kau yang lebih berhak mengambil alih perusahaan daddy. Aku datang kesini karna aku ingin melihat keadaanmu. Bisakah kau kembali seperti dulu?"

Eden menatap dalam Lucas yang dibalas dengan tatapan tajam sarat akan luka didalamnya. Tak menunggu jawaban Lucas, Eden segera berdiri merapihkan pakaiannya dan bergerak pergi menuju pintu.

"Aku rasa aku harus pergi dulu sekarang. Kita bisa berbicara lagi nanti, Luke. Senang sekali bisa bertemu denganmu brother."

Setelah Eden pergi, Lucas berjalan menuju kaca besar yang berada dibalik mejanya dan menatap jauh ke luar sana.

Dia sangat menyayangi adiknya itu. Tapi dia tak bisa menyapa nya dengan hangat seperti seorang kakak yang sudah lama tak bertemu dengan adiknya. Dia merasa tak pantas melakukan itu.

Zanquen's (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang