Chapter 6

13.3K 868 3
                                    

Evelyn duduk di kursi dengan makanan di meja yang berada dipinggir dapur cafe tempatnya bekerja. Tempat ini selalu digunakan oleh para pegawai yang sedang bergiliran beristirahat dan makan siang.

Tubuh Evelyn sangat lelah sekali hari ini. Evelyn lupa untuk sarapan pagi tadi karna dia bangun terlambat dan ternyata Jessica sudah pergi berangkat bekerja, sehingga dia segera meloncat dari tempat tidurnya dan bergegas pergi kuliah. Hingga saat ini pun dia baru bisa makan dan beristirahat.

Jika bisa Evelyn lebih memilih beristirahat di rumah dan memperbaiki pola makannya. Ia tentu tak ingin jatuh sakit karna makan yang tak teratur. Dia lebih memilih menyimpan uangnya, maka dari itu ia tak ingin sakit. Tapi kesibukannya kuliah dan bekerja mampu membuat Evelyn menekan keinginannya untuk beristirahat itu dan memilih berkuliah dengan sungguh-sungguh. Dia ingin segera menyelesaikan pendidikannya, sehingga dia bisa fokus bekerja dan bisa mendapatkan waktu istirahat lebih banyak lagi.

Dulu dia pikir dia cukup kuat untuk melakukan dua kegiatan dalam satu waktu. Tapi sekarang dia menyadari betapa melelahkannya hari-hari Evelyn.

"Kau kelihatan lelah sekali. Aku membawakan ini untukmu." Rosy datang menyapa Evelyn sambil membawa piring yang berisi sandwich yang masih hangat dan Evelyn bisa mencium wangi dari sandwich itu.

"Terima kasih. Aku akan makan hingga kenyang sekarang." canda Evelyn sambil tersenyum dan mengambil sepotong sandwich lalu mengigitnya.

"Tentu kau harus makan banyak. Tubuh kecilmu itu butuh asupan gizi yang banyak untuk membuatmu kuat." Rosy tersenyum hangat melihat Evelyn yang mulai memakan makanannya.

***
Lucas mengangkat kepala dari kegiatan memeriksa berkas yang ada didepannya saat dia mendengar handphone nya berbunyi.

Eden's calling

Lucas mengerutkan keningnya. Ada apa Eden menelponnya? Tanpa memperpanjang kebingungannya, dia segera mengangkat telpon dari Eden.

"Hei Luke! Apa kau sedang berkencan dengan kertas-kertas itu?" Eden terkekeh dan suaranya itu membuat Lucas merapatkan bibirnya.

"Apakah kau tidak ada pekerjaan dengan menggangguku sekarang?" desis Lucas tajam.

"Santai, bro. Aku hanya ingin mengatakan pesan mommy agar kau tak lupa membawa kekasihmu dan mengenalkannya pada kita Luke. Sesungguhnya aku terkejut mendengar kau sudah memiliki kekasih." Lucas menggertakan giginya saat mendengar Eden tertawa.

"Jadi kau punya waktu untuk berkencan dengan wanita selain kau  berkencan dengan kertas? Aku penasaran siapa wanita yang tak beruntung itu." lanjut Eden dengan nada penasaran yang jelas keluar.

"Sebegitu penasarannya kah kau? Kau akan mendengar berita tentang kekasihku, sebentar lagi."

Tanpa menunggu balasan Eden, Lucas segera menutup telponnya. Wajahnya mengeras saat mengingat dia harus segera bertemu wanita itu yang akan membuatnya bebas dari paksaan keluarganya.

Lucas menekan satu tombol dan tak berapa lama Daniel masuk kedalam dengan wajah tanpa ekspresi.

"Apakah kau sudah mengajak wanita itu untuk bertemu?" tanya Lucas tampak tak sabaran.

"Aku akan langsung menjemputnya langsung saat dia pulang kerja untuk membawanya bertemu denganmu."

"Bagus. Siapkan juga uang yang sudah kuperintahkan padamu."

Dengan sebuah anggukan sopan Daniel mengerjakan perintah Lucas. Tiba-tiba Lucas membayangkan wanita yang semalam fotonya dia lihat. Wanita itu yang akan jadi istrinya.

Sejujurnya Lucas muak dengan kata 'istri' yang sejak kemarin terus saja jadi perbincangannya.

Dia harus segera memberikan wanita itu pada keluarganya. Dan selanjutnya, semua hal di dunia Lucas akan berjalan lancar seperti semula kembali, mungkin hanya berbeda dengan adanya istri. Istri pajangannya.

Zanquen's (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang