- delapan belas -

131 29 31
                                    

Taman di Balai Perkebunan Kang telah penuh oleh staff dan murid SD Moon-Byeol yang kelelahan memetik apel. Disana telah dihamparkan sebuah karpet plastik yang cukup besar dengan makanan diatasnya. Eunkwang baru saja duduk di karpet saat Seunghee menghampirinya.

"Bang, Yoori dimana ya?"

"Cari sinyal di pinggir kebun."

"Waduh, kok belum balik ya, Bang? Padahal pekerja udah pada balik."

"Hmm, mungkin belum beres urusannya, Hee."

Acara makan siang akan di mulai, sedangkan Yoori belum juga datang.

"Sudah ada semuanya?" Kang Minsuk bertanya pada Eunkwang. Eunkwang menyisir seluruh hadirin dan memastikan setiap guru dan murid sudah hadir.

"Ah, ada satu guru lagi.. Tadi lagi telpon di pinggir kebun.."

"Apa saya susul saja ya, Pak?" Seunghee menyela.

"Oh, jangan. Ibu disini aja. Kita minta tolong Hansung buat cariiin. Dia.. sudah hapal betul posisi-posisi kebun."

Hansung pun berdiri dari tempat duduknya. "Baik Pak."

"Tadi dia pakai dress putih sama jas item. Aduh.. Maaf merepotkan."

Hansung tersenyum pada Eunkwang. "Santai, Pak."

Pria itu kembali ke kebun apel dengan sigap. Dengan teliti, mata kecilnya menyisir setiap sudut kebun, mencari sosok wanita berbaju putih berjas hitam yang Eunkwang sebutkan itu.

"Guru Song? Bu Yoori?"

Sesekali ia memanggil nama wanita yang dicarinya itu. Sudah beberapa jalanan kebun ia telusuri, tapi Guru Song belum juga terlihat.

"Bu Yoori?"

Terdengar suara benda jatuh, disusul suara semak-semak yang di remas. Hansung segera menghampiri sumber suara. Benar saja, seorang wanita berjas hitam terlihat duduk di tanah sambil memegangi lututnya.

"Bu Yoori?"

Hansung segera menghampirinya, lalu berjongkok disamping sang wanita. Lututnya terluka rupanya.

"Ibu jatoh ya?"

Sang wanita mendongak. Hansung mengalihkan pandangannya dari luka itu ke wajah Guru Song yang memandangnya dengan ekspresi kaget. Paras cantiknya seketika pucat saat mata mereka bertemu.

"Bu.."

"Bang.. Hyunsik?"

"..."

Kali ini giliran Hansung yang kaget, mendengar panggilan asing dari wanita asing di hadapannya.

Tidak begitu asing sebenarnya.

Rasanya nama itu pernah ia dengar. Dan wanita ini juga..seperti asing namun juga familiar.

"Maaf, Bu. Saya Hansung. Saya pegawai kebun ini." Lelaki itu menyodorkan tangannya ke hadapan sang wanita. Namun, alih-alih menyambutnya, wanita itu semakin gemetaran dan pucat. Tubuhnya melemas dan akhirnya jatuh dan nyaris menyentuh tanah, sebelum Hansung berhasil menangkapnya.

Astaga, pingsan.

***

Hansung membaringkan Yoori pelan-pelan di lantai kayu dangau itu dengan sebuah bantal kecil, lalu mengambil kotak obat di sudut ruangan. Dengan hati-hati ia membuka sedikit rok yang menutup luka di lutut Yoori, kemudian mengobatinya dengan obat merah dan plester.

Selanjutnya ia membuka satu persatu kancing jas sang wanita agar ia bisa bernapas lega dan segera tersadar.

Tangannya gemetaran. Tentu saja. Baru kali ini rasanya ia melepas pakaian luar wanita, bahkan kini sang wanita dalam keadaan tak sadarkan diri. Sejenak ia hentikan aktivitasnya, memandangi wajah sang wanita yang tengah terpejam.

LOSTWhere stories live. Discover now