- enam belas -

189 31 21
                                    

Yoori berlari-lari di sebuah jalan panjang yang seolah tak berujung. Tidak ada seorangpun di sekitarnya, hanya berjajar rumah-rumah kosong yang sepi. Jalanan yang asing.

Akhirnya terlihat sosok seseorang sejauh matanya memandang. Lelaki bertubuh kekar dengan kemeja kotak-kotak dan celana hitam sedang membelakanginya. Yoori terus berlari menghampirinya.

"Bang! Bang Hyunsik!"

Pria itu membalikan badannya. Ya, Yoori yakin wajah yang ada di depannya itu adalah Hyunsik.

Pria itu tersenyum padanya.

Yoori terus berlari menghampirinya. Namun bukannya menepis jarak, pria itu malah semakin jauh dari jangkauannya. Akhirnya ia berhenti berlari, pria itu pun berhenti menjauh darinya. Tiba-tiba ia melihat suaminya itu tidak sendirian. Tangannya menuntun seorang gadis berambut sebahu, bergaun putih selutut.

Senyum Hyunsik beralih pada gadis itu.

"Abang.." lirih Yoori.

Hyunsik dan gadis yang dituntunnya itu perlahan menghilang. Yoori tak bisa lari mengejarnya. Kakinya tiba-tiba terpaku tanpa alasan.

...

"ABANG!"

Yoori mengerjapkan matanya, terbangkit dari tidurnya.

Setelah sekian lama ia tak memimpikan suaminya, kini ia kembali bertemu dengan mimpi yang menyakitkan. Bermimpi tentang suaminya adalah ketakutan terbesarnya.

Karena saat ia terbangun, akan menjadi hal yang paling menyakitkan. Nyatanya suaminya tak pernah ada di sampingnya lagi.

Wanita itu memeluk lututnya diatas ranjang seperti anak kecil yang ketakutan tak berdaya karena cerita-cerita hantu sebelum tidur.

***

Hansung belum memejamkan matanya sekejap pun sejak tadi. Sudah pukul dua pagi, namun ia belum juga mengantuk. Kepalanya terasa sedikit pusing, mungkin karena lelah seharian terpapar sinar matahari.

Kejadian beberapa jam lalu masih ia ingat jelas.

...

"Makasih ya, Bang."

Hansung terkejut dengan kedua tangan yang tiba-tiba melingkar di pinggangnya. Ini adalah kali pertama ia mendapati Jihyun seperti ini setelah dua tahun mengenalnya.

"Kang Jihyun.."

"Tunggu bentar, bang." Sela Jihyun terburu-buru. Seperti tak ingin Hansung menepis pelukannya. Mereka berdua tertegun dalam diam. Hening.

"Bang, abang.. enggak akan ninggalin rumah ini, kan?"

Hansung menelan ludahnya. "Jihyun.."

"Jangan pergi ya, bang."

Pelan-pelan Hansung menggenggam lengan mungil yang melingkari pinggangnya, melepaskannya, lalu membalikkan badan.

LOSTWhere stories live. Discover now