Aku pikir aku benar-benar sudah kehilangan akal sehatku sekarang, tetap meneruskan acara pernikahanku dengan pria asing di depan altar sana menungguku yang sedang berjalan menghampirinya bersama ayah yang aku genggam lengan tengahnya.
Pria itu tersenyum, senyum yang manis seperti biasa senyum yang sudah aku nobatkan menjadi menjadi senyum favorite ku.
Entah apa yang mendorongku untuk tetap terus bersama pria asing yang sebentar lagi akan resmi menjadi suamiku ini.
Pernikahan kami memang belum di daftarkan pada negara. Tapi pernikahan tetaplah pernikahan kau tidak bisa main-main dengan itu bukan?
Aku berjalan bersama ayah menuju altar seraya melirik ke kiri dan ke kanan mencari teman-temanku apa mereka datang atau tidak. Dan ya kulihat ada Eunji, Bomi dan Kyungsoo sedang tersenyum ke arahku.
Ah tidak hanya Eunji dan Bomi yang tersenyum ke arahku tidak dengan Kyungsoo, Ia tersenyum memang tapi aku tahu itu tidak tulus. Aku tidak bisa mendeskripsikan senyuman dan tatapan Kyungsoo yang terlihat kecewa melihatku tetap melanjutkan acara pernikahan ini.
Kau pasti tidak percaya kalau aku bilang beberapa hari yang lalu Kyungsoo mati-matian meyakinkan diriku kalau pernikahan ini tidak patut untuk di teruskan.
Aku tidak heran, kenapa Kyungsoo terlihat sangat tidak setuju dengan pilihanku ini. Hei aku disini kan hanya ingin membahagiakan ayahku, apa ada yang salah dengan itu?
Aku sudah sampai di depan altar sekarang, tanganku diberikan kepada Baekhyun oleh ayah. Lalu ayah tersenyum bahagia kepadaku.
"Selamat berbahagia nak." Ucap Ayah seraya meninggalkanku dan Baekhyun berdua di hadapan pendeta dan Tuhan untuk duduk dan melihat prosesi sakral pernikahan kami berdua.
Baekhyun masih dengan senyum manisnya dan aku pun tidak bisa tidak membalas senyuman itu. Aku akui aku jatuh cinta dengan senyumannya itu.
Pendeta sudah mulai membaca penggalan-penggalan dari dalam kitab suci yang menyangkut dengan pernikahan. Aku dan Baekhyun hanya diam dan memperhatikan bapak pendeta yang berada di depan kami sesekali melirik satu sama lain dan tersenyum malu.
Kalau kau berpikir itu sesuatu yang menggemaskan itu artinya kita berbeda selera karena aku menganggap itu adalah sesuatu yang konyol. Tapi aku suka, dan aku masih melakukannya dengan Baekhyun hingga bapak pendeta meminta Baekhyun untuk mengikuti ucapannya secara bergantian.
"Saya Byun Baekhyun.." Bapak pendeta memulai.
"Saya Byun Baekhyun.."
"Berjanji akan setia mendampingi Lee Jieun sebagai seorang suami dalam keadaan senang maupun sedih, kaya maupun miskin dan sehat ataupun sakit.."
"Berjanji akan setia mendampingi Lee Jieun sebagai seorang suami dalam keadaan senang maupun sedih, kaya maupun miskin dan sehat ataupun sakit." Baekhyun mengikuti ucapan pendeta dengan lugas.
"Lee Jieun-ssi apa anda bersedia menerima Byun Baekhyun-ssi sebagai suami anda dan berjanji akan setia mendampinginya dalam keadaan sedih ataupun senang, kaya maupun miskin serta sehat ataupun sakit?"
"Saya bersedia." Ucapku tenang.
Aku merasakan tangan Baekhyun menggenggam tanganku erat sekali.
"Kalian berdua telah sah menjadi pasangan suami istri." Ucap pendeta.
Baekhyun menatapku akupun begitu, kami sama-sama tersenyum malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident [COMPLETED]
FanfictionIni semua terjadi karena Ayah Jieun yang memaksa Jieun untuk segera menikah dengan pria pilihan Jieun sendiri atau di jodohkan dengan pria yang sama sekali Jieun tidak suka, bahkan menyebut namanya saja Jieun sudah tidak sudi. Disaat masa tenggat ya...