16. Pertama

4.6K 483 122
                                    

Note: tulisan bercetak miring pada cerita adalah kejadian flashback


Aku tahu ini sedikit terdengar konyol, tapi seharian ini aku berjalan-jalan dengan Baekhyun meneruskan perjalanan kami, tapi pikiranku tidak disini.

Pikiranku masih tertinggal di kamar hotel, aku masih mencoba mengingat-ingat apa yang sudah aku lakukan tadi malam dengan Baekhyun.

Aku tidak ingin mendapat predikat sebagai istri yang buruk oleh Baekhyun karena tidak dapat mengingat momen yang seharusnya bisa aku kenang sepanjang hidupku.

Oh Tuhan, kenapa Kau menciptakan diriku dengan daya ingat yang rendah. Tidak-tidak aku tidak menyalahkan Tuhan karena hal ini satu-satunya yang aku salahkan adalah alkohol dan kebiasaanku terhadap alkohol.

"Jieun-ah." Panggilan Baekhyun membuyarkan lamunanku. Aku langsung menoleh ke arahnya dengan ekspresi terkejutku yang membuat Baekhyun tertawa gemas.

"Apa yang kau pikirkan hmm? Kau sakit? Aku melihatmu melamun seharian ini." Ujar Baekhyun.

Ah Baekhyun dan perasaannya yang terlalu peka, Ia bahkan bisa tahu bahwa aku sedang tidak fokus disini.

"Ingin kembali ke kamar?" Tanya Baekhyun.

Aku menggeleng dan tersenyum dengan sedikit paksaan.

Baiklah Jieun, kau sudah ada di pulau Bali seharusnya kau ini menikmati liburanmu bukannya malah mencemaskan hal yang tidak masuk akal Jieun.

"Kau yakin tidak ingin kembali ke kamar?" Tanya Baekhyun lagi meyakinkanku.

Kali ini aku menggeleng dengan mantap lalu menggandeng tangan Baekhyun dan berjalan-jalan lagi mengelilingi sebuah pasar yang banyak menjual cinderamata.

Aku rasa aku harus membelikan sesuatu untuk Jinri dan Sehun lalu aku juga akan membelikan sesuatu untuk Bomi dan Eunji juga Kyungsoo.

Mereka berlima adalah teman-temanku yang pernah membantuku bukan, jadi tidak mungkin aku melupakan mereka. Anggap saja ini sebagai balas budi.

"Aku ingin membelikan cinderamata ini untuk Jinri dan Sehun." Ujarku.

Baekhyun tersenyum dan mengusap puncak kepalaku lembut. "Ehm, belilah untuk mereka."

Setelah selesai membeli beberapa macam cinderamata khas Bali aku pun mengajak Baekhyun kembali ke hotel.

Begitu sesampainya aku di hotel, aku sangat terkejut dengan semua dekorasi yang ada di kamar hotel.

Hamparan kelopak bunga mawar bewarna merah yang menghiasi kasur lalu di tengah kasur ada sebuah kotak yang entah aku tidak tahu itu berisi apa.

Aku melihat sekelilingku, ternyata Baekhyun juga menyiapkan makan malam romantis di dalam kamar dengan sebuah lilin yang aku yakin akan dia nyalakan begitu kami makan.

"Kau yang menyiapkan ini semua?" Tanyaku tidak percaya.

"Kau suka?"

"Sangat, terima kasih." Aku segera berhambur memeluk Baekhyun erat.

Baekhyun terkekeh dengan tingkahku, tapi Ia masih membalas pelukanku dengan erat juga dan mencium puncak kepalaku.

Married By Accident [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang