23. Perhatian

3.2K 432 34
                                    

Sesampainya di rumah Eunji aku terpana melihatnya menyiapkan banyak sekali makanan di atas meja hanya untuk empat orang.

"Apa kau mengadakan pesta?" Tanyaku.

Eunji mengangguk mantap. "Tentu saja, ini pesta penyambutan Bomi yang kembali dari liburannya yang panjang itu dan pesta kepulanganku dari rumah sakit juga pesta untuk merayakan Kyungsoo yang menjadi karyawan teladan bulan ini." Jawab Eunji dengan senyuman riang.

Aku senang melihat Eunji akhirnya bisa tersenyum bebas dengan pakaian biasa dan tanpa selang infus yang menempel di lengannya.

"Heol, hanya aku yang tidak merayakan apapun disini." Ujarku.

"Kau bisa merayakan dirimu yang di panggil wawancara pekerjaan, Jieun." Saran Kyungsoo yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Kau menguping." Kyungsoo terkekeh pelan dan mengacak rambutku gemas.

"Mana Bomi?" Tanyaku.

"Aku disini, Jieun." Suara Bomi menggelegar dari arah kamar Eunji. "Dia masih terkena jetlag aku membiarkannya istirahat." Kata Eunji.

"Istirahatlah, akan aku bangunkan dirimu jika sudah selesai." Aku sedikit berteriak untuk ucapanku bisa di dengar Bomi.

"Ah, aku hampir saja lupa aku bawakan kalian odeng dan tteokbokki. Apa tidak masalah?" Tanyaku.

"Ehm, tidak ini bisa menjadi cemilan setelah makan malam nanti." Kantung belanjaan plastik yang berisi makananku itu di ambil alih oleh Kyungsoo dan di letakkannya di dalam lemari es.

Kepalaku kembali pusing lagi, kali ini aku tahu penyebabnya adalah bau mentimun yang sedang di potong-potong oleh Eunji. Melihat perubahan padaku Kyungsoo bertanya. "Jieun-ah, kenapa? Kau terlihat tidak sehat."

Aku hanya menggelengkan kepalaku pelan sambil berkata aku baik-baik saja tidak ada masalah. Hanya sedikit pusing dan.....mual.

Aku langsung melenggang berlari ke dalam toilet dan memuntahkan seluruh isi perutku. Tapi tidak ada satupun isi perutku yang keluar, karena hanya cairan putih bening yang keluar dari mulutku ini.

"Eunji-ya, bisa kau jauhkan mentimun itu dariku?"

Eunji menatapku heran. "Kau kenapa? Biasanya tidak apa dengan mentimun, apa yang salah?" Aku menggidikkan bahuku.

Sejujurnya, aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa seperti ini. Apa karena aku merindukan Baekhyun sampai akhirnya aku mengikuti Baekhyun yang tidak menyukai bau mentimun? Benar, bahkan Baekhyun tidak separah ini hanya karena bau mentimun saja.

Aku tidak hamil kan? Yang aku tahu ini adalah gejala seorang ibu hamil. Bagaimana ini? Bagaimana jika aku benar-benar hamil? Aku sudah tidak lagi bersama Baekhyun, aku tidak bisa hamil.

Lagi pula aku kan harus bekerja, bagaimana bisa di awal pekerjaanku aku sudah akan cuti melahirkan, itu tidak akan terlihat baik di mata para rekan kerjaku ataupun atasanku nanti.

"Jieun-ah." Panggilan Eunji yang seraya menggoyangkan bahuku menyadarkanku. "Kau kenapa? Apa yang kau pikirkan?" Aku menggelengkan kembali kepalaku pelan. "Tidak apa, sungguh." Ucapku berusaha meyakinkan Eunji bahwa aku baik-baik saja.

"Mungkin Jieun butuh istirahat, sayang." Ujar Kyungsoo. Tunggu dulu, apa tadi yang Kyungsoo ucapkan? Sayang? Heol, sepertinya ada yang tidak aku ketahui disini.

Aku menatap Kyungsoo dan Eunji secara bergantian dengan tatapan mata yang tajam. "Ya! Kalian berdua, apa yang kalian sembunyikan dariku?"

Kyungsoo seperti menyadari kesalahannya dan langsung mengatupkan kedua bibirnya ke dalam. Sementara Eunji melirik Kyungsoo seakan ingin bicara. "Kau saja yang jelaskan pada Jieun sana."

Married By Accident [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang