chapter 3

16.8K 1.5K 66
                                    

Warning. ⚠
Sudah di revisi..

..
..
..

Yoongi menggeliat, dalam tidurnya. Saat rasa lapar dan haus menyerangnya.
Tubuhnya terasa pegal, dan kepalanya juga terasa berputar. Mungkin karena hawa dingin yang begitu menusuk tulangnya.
Dilihat dari dinginnya kamar yang ia tempati. Yoongi yakin ini masih dini hari. Sekarang, Perutnya benar-benar terasa perih. Sepertinya ia lupa makan tadi siang.

Dengan berat hati Yoongi membuka matanya. Mengerjap pelan, sebelum mengernyit bingung.
Hal yang kali pertama, yang Yoongi lihat, adalah sebuah dada bidang dengan beberapa tanda kecupan disana. Ada apa sebenarnya?

"Aakkkkhhhh... Jimin..."
Yoongi menjerit. Menggoncang tubuh Jimin yang sama telanjangnya, Dengan kuat.

"Yoongi, ada apa?"
Jimin hanya bergumam, masih bertahan dengan mata nya yang enggan terbuka. Tanpa mempedulikan wajah pucat Yoongi.

"Kita.., Kau... Memperkosa ku" Yoongi berkata lirih. Ia tidak yakin,  bisa menyebutnya seperti itu. Atau mungkin, ia juga menginginkan nya semalam? Menginginkan tubuh kekar Jimin meperkosa nya? Tapi semalam Yoongi mabuk. Ia tidak mengingat apapun.

"Biarkan saja...Aku mengingatnya. Memangnya kenapa? Kau, istriku.." Masih tetap sama. Jimin tidak melakukan apapun selain bergumam.

Yoongi hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian mulai berfikir. Dan merasa terkejut. Apa Jimin sengaja memper-

"Yak!! Namja Sialan, bangun...," Yoongi memukul dengan brutal tubuh Jimin. Mengacuhkan Jimin yang mengaduh kesakitan.

"Iya, Aku bangun Hyung..."
Jimin duduk menyender, sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit, setelah menjadi korban pukulan Yoongi.

"Kau.. Park Jimin. Si kurang ajar" Ucap Yoongi dengan Wajah memerah, Menahan emosi. "Aku akan melaporkan pelecehan, yang kau lakukan padaku.. "

Jimin hanya tersenyum. Kemudian memeluk tubuh Yoongi dari samping. Mengecupi pipi gembil dan ceruk bahu Yoongi, Dengan kecupan-kecupan kecil. Menghiraukan Yoongi yang sibuk meronta di dalam pelukannya.

Jimin melepaskan pelukannya. Kemudian sekali lagi, mengecup Pipi Yoongi. Sebelum berbicara pelan..

"Yoongi, kita sudah menjadi suami istri. Memangnya apa yang salah jika kita melakukannya?" Yoongi terdiam. Fakta bahwa, dirinya dan Jimin adalah suami istri membuatnya kembali berfikir.

"Aku.., aku belum siap.. " Suara Yoongi mengalun di keheningan. Jimin hanya tersenyum, mendengarnya.

"Kau tidak akan siap, sampai kapanpun. Itu sebabnya, aku memperkosa mu, saat kau mabuk" Yoongi menoleh. Menemukan wajah Jimin yang terlihat serius. Tidak seperti Park Jimin yang periang. Atau juga si Genit Park Jimin.

Yoongi kembali terdiam. Kemudian kamar itu hanya di isi, kesunyian dan kecanggungan di antara mereka.

"Semalam, Kau tidak mabuk?" Jimin hanya menggeleng sebagai jawaban. Kemudian Yoongi mengerutkan dahinya, merasa tidak puas dengan jawaban Jimin.

Jimin menghela nafas, kemudian menjawab.
"Aku memang minum, tapi aku tidak mabuk. Aku sepenuhnya sadar"

Kembali hening. Yoongi tidak tau harus berkata apa. Bahkan saat pantatnya sudah merasa terbelah oleh kepunyaan Jimin yang besar. Ia masih meragu.

"Apa aku semalam, terlihat menginginkan nya juga?" Cicit Yoongi, dengan kepala tertunduk. Rona merah di pipinya mulai menyebar. Sial!

"Ah, kalau itu jangan di tanyakan.., Kau bahkan terus berkata 'lagihh' dengan desahan mu itu.. " Sial! Pipinya terasa panas. Yoongi malu sekarang. Walau tak sepenuhnya ingat. Mendengar penuturan Jimin, setidaknya ia sedikit mengingat.
Cukup, jangan di ingat!

BYUNTAE PARK (MINYOON)[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang