Chapter 7

12K 1.1K 97
                                    

Pt.7 Rencana Kejutan.    

Saat ini Jimin sudah berada di kantornya. Setelah hiatus cukup lama, Jimin memutuskan kembali bekerja hari ini. Alasannya cukup sederhana. Hanya merindukan untuk menjamah berkas-berkas penghasil uanganya. Walaupun sebenarnya Jimin lebih suka untuk menjamah Yoongi sih. *eh
.
.
.
Memotong bahan-bahan  dengan cekatan,  sesekali matanya melirikik pada panci yang mengepulkan asap. Yoongi mengulas senyumnya. Walaupun ini bukan pertama kalinya ia memasak untuk Jimin,  tapi ini sebuah kejutan. Yoongi ingin makan siang bersama suaminya itu dikantor.

Meski sebenarnya alasan utama Yoongi adalah ingin meminta maaf pada Jimin, karena kejadian kemarin, yang membuat Jimin sakit. Yoongi tentu nya juga ingin makan siang romantis bersama suaminya.
.
Masakan yang tertata rapi di paperbag,  membuat Yoongi tersenyum bangga,  ia membuatkan masakan dengan sepenuh hati kali ini.  Pasti Jimin akan senang di bawakan makanan, Begitu pikir Yoongi.
.
.
Tok... Tok.. Tok..

"Masuk" Jimin berucap sesaat setelah pintu ruangannya di ketuk beberapa kali.

"Pak, yang anda minta sudah saya kerjakan, apa anda mau mengeceknya" itu suara sekertaris cantik Jimin. Jangan disebut mawar, soalnya punya nama,  namanya Ha-Ra.

"Oh, saya cek dulu" Ha-Ra memberikan map nya pada Jimin.

"Bagus,  bagaimana menurutmu?  apa sudah bagus kalau hanya itu?" ucap Jimin dengan tangan terulur memberikan map yang dipegang.

"Menurut saya itu sudah sangat Bagus untuk ulang tahun pak, mungkin anda hanya perlu membelikan tambahan untuk kesukaan Tuan Yoongi" Jimin berfikir sejenak. Saran sekertarisnya ini cukup bagus. Tetapi karena kepolosannya Jimin jadi tidak tahu apa yang di sukai oleh Yoongi.

Ini memang sedang memang membahas Yoongi. Lebih tepatnya ulangtahun Yoongi yang akan terlaksana tiga hari lagi.

"Baiklah. Terimakasih, Kau bisa kembali bekerja" Jimin berucap dan kembali fokus pada pekerjaannya.

"Emh..  Pak dasi anda tidak rapi" Ha-Ra me nunjuk dasi jimin.

"Oh, benarkah? tadi pagi aku buru-buru" Jimin mencoba membenarkan dasinya.

"Pak,  mari saya bantu,  sepertinya anda kesulitan" Ha-Ra berjalan ke arah Jimin.

Ctek
Bruk
BRAK..

Ha-na tergelincir dan jatuh terduduk di pangkuan Jimin. detik itu juga,  pintu terbuka kasar,  dengan tatapan orang dari ambang pintu yang semula ceria,  kini berubah datar.

"Yoongi..." seketika sekretaris Jimin langsung berdiri dan pamit pergi, tatapan Yoongi benar-benar tak bersahabat padanya.

Yoongi berjalan dan duduk di berhadapan dengan Jimin. Jimin meneguk ludahnya yang terasa mengeras, bulu kuduknya  merinding,  Yoongi nampak mengerikan dengan pocker face yang luar biasa datar.

"Kenapa tidak dilanjutkan? Aku mengganggu?" Kaki kecil Yoongi bertumpang tindih,  dengan tangan yang terlipat di depan dada kesukaan Jimin.

"Anu  itu hyung,  kau salah pa-"
Brak.
Ucapan Jimin terpotong oleh geprakan tangan Yoongi pada mejanya. Aura disekeliling Yoongi menghitam. Matanya yang mendelik tajam ke arah Jimin, membuat Jimin luar biasa gugup. Tubuhnya berkeringat dingin,  hawa Yoongi yang kejam menjadi dominan di ruangan itu.

"Mau bilang apa ha?  Dasar namja sialan!" Yoongi menggeram. Ia sangat ingin marah sekarang.
Ah sialan, acara minta maafnya gagal sudah. Yoongi pergi setelah melempar paperbag bawaannya tadi.
.
.

BYUNTAE PARK (MINYOON)[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang